Konflik di Ethiopia Membuat 31.000 Penduduk Mengungsi ke Sudan

Perang saudara meletus di Tigray

Ethiopia, IDN Times - Konflik bersenjata yang telah berlagsung lebih dari dua pekan di wilayah Tigray, Ethiopia telah membuat para penduduk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Para penduduk Tigray yang mencari tempat aman menuju negara tetangga Sudan, PBB melaporkan saat ini ada 31.000 ribu warga Tigray yang mengungsi ke Sudan, melansir dari Reuters

1. Eksodus besar-besaran dari Ethiopia ke Sudan

Konflik di Ethiopia Membuat 31.000 Penduduk Mengungsi ke SudanFoto pengungsi dari Ethiopia yang menuju Sudan sedang beristirahat setelah berjalan berhari-hari. Sumber: twitter.com/ Gerry Simpson

Konflik yang kian memanas di Ethiopia memaksa para penduduk Tigray untuk meninggalkan rumah mereka. Saat ini telah ada 31.000 warga Ethiopia yang mengungsi ke tetangga mereka Sudan. Jumlahnya  diperkirakan akan meningkat menjadi 200.000 pengungsi dalam enam bulan ke depan menurut lembaga PBB, yang mengurusi pengungsi yaitu UNHCR.

"Bersama dengan semua lembaga kami telah membangun rencana tanggapan untuk sekitar 20.000 orang dan saat ini kami berjumlah sekitar 31.000 orang, sehingga telah melampaui angka itu. Angka terbaru dalam perencanaan diperkirakan 200.000," kata Axel Bisschop dari UNHCR dalam sebuah pengarahan di Jenewa, yang dilansir dari Reuters.

Masih melansir dari Reuters, Abdullah Fadil pejabat UNICEF di Sudan, menyatakan rasa khawatirnya mengenai Sudan yang telah menampung 1 juta pengungsi dari negara tetangga Afrika lainnya, yang jelas akan berdampak terhadap perekonomian dan politik di Sudan.

"Perhatian serius kami adalah jika kami tidak bertindak cepat dengan sumber daya yang dibutuhkan ... ini tidak hanya dapat mengurai Ethiopia, tetapi juga Sudan."

Saat ini diperkirakan ada 5.000 pengungsi dari Ethiopia setiap harinya yang menuju Sudan. Abdullah Fadil menyebutkan 45 persen pengungsi masih di bawah usia 18 tahun, ia juga memberitahu profesi para pengungsi juga beragam ada dokter, profesional, bankir, dan petani. Mereka juga ada yang secara ekonomi tercukupi, tapi harus berlingdung dari konflik, melansir dari Associated Press.

Eksodus para warga Tigray dari Ethiopia telah membuat Sudan membuka kembali kamp Um Raquba minggu lalu, yang telah ditutup 20 tahun lalu. Kamp tersebut pernah menampung ribuan warga Ethiopia dari 1983-1985 saat Ethiopia menghadapi krisis pangan terburuk di abad ke-20, melansi dari Sky News.

2. PBB butuh dana untuk membantu pengungsi

Banyaknya pengungsi di Sudan membuat PBB membutuhkan dana 50 juta dolar pendanaan langsung untuk makanan, tenda dan juga keperluan lainnya untuk para pengungsi di Sudan. PBB juga memperkirakan dana yang diperlukan nantinya akan mencapai 200 juta dolar untuk kehidupan para pengungsi. Para warga Ethiopia yang menuju Sudan juga datang dengan kondisi luka fisik, selain itu dari mereka juga ada yang menyaksikan pembunuhan, yang tentunya hal tersebut sangat menganggu pikiran mereka.

Melansir dari Sky News, Will Carter, direktur negara untuk Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) di Sudan telah melihat para pengungsi yang tiba di perbatasan, ia telah meilihat mereka yang datang dalam kondisi sakit, mereka yang sedang hamil dan pengungsi yang terpisah dengan anggota keluarga mereka. Berikut pernyataannya mengenai para pengungsi.

"Orang-orang tidur di tempat terbuka. Tidak ada tenda, hanya selimut. Ada makanan, seperti bubur dan air, namun tidak ada toilet, kamar mandi atau pelayanan kesehatan. Banyak keluarga datang dengan tidak lebih dari pakaian di punggung mereka. Mereka pada dasarnya datang tidak membawa apapun. Ada wanita hamil di kamp, ​​penderita diabetes tanpa insulin, penderita HIV/AIDS tanpa perawatan medis, dan anak-anak yang tanpa orang tua. Ini adalah saat yang sangat traumatis dan menyedihkan bagi banyak orang."

Baca Juga: Rusia Akan Bangun Markas Angkatan Laut di Pesisir Sudan

3. Perang meletus tanggal 4 November

Konflik di Ethiopia Membuat 31.000 Penduduk Mengungsi ke SudanFoto Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali yang memegang pengeras suara sedang berada di lokasi tanaman petani yang dirusak belalang gurun. Sumber: twitter.com/ Abiy Ahmed Ali Flag of Ethiopia

Perang saudara telah meletus di Ethiopia sejak 4 November setelah Perdana menteri pemenang Nobel, Abiy Ahmed meminta pasukan pemerintah menyerang, sebagai respon dari pangkalan militer Tigray yang di serang. Konflik ini membuat para pemimpin menyerukan pasukan di wilayah Tigray berperang melawan pasukan pemerintah, mengutip dari Associated Press.

Akibat konflik ini puluhan ribu orang telah mengungsi ke Sudan dan diperkirakan ada ribuan orang tewas dalam selama lebih dari dua pekan pertempuran.

Khawatir dengan konflik yang meluas di Ethiopia dan sekitarnya, 17 senator Amerika mendesak Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah surat pada hari Kamis, yang berisi permintaan untuk melibatkan Perdana Menteri Abiy dalam gencatan senjata, melansir dari Associated Press.

Baca Juga: Konflik Ethiopia: Ratusan Ribu Orang akan Mengungsi ke Sudan

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya