Kovrig dan Spavor Segera Diadili Tiongkok Terkait Spionase

Kanada sebelumnya telah menahan eksekutif Huawei

Beijing, IDN Times - Dua warga Kanada yaitu Michael Kovrig dan Michael Spavor telah ditahan oleh Tiongkok sejak 2018 atas tuduhan spionase, keduanya telah ditahan selama lebih dari 830 hari. Penahanan keduanya dianggap atas motif politik.

Spavor dan Kovrig akan segera disidang oleh pengadilan dalam jadwal yang berbeda. Spavor disidang pada hari Jumat, 19 Maret, sementara Kovrig dijadwalkan pada Senin, 22 Maret. Pejabat Kanada tidak diberi izin aksen ke pengadilan.

1. Dipandang sebagai penahanan balasan

Melansir dari CNN, kedua warga Kanada itu telah ditahan sejak Desember 2018 dan didakwa pada Juni tahun lalu dengan tuduhan spionase. Pihak Tiongkok belum mengungkapkan bukti apa pun atau informasi yang merinci atas dugaan kejahatan mereka, namun mengatakan, "fakta jelas dan bukti kuat."

Penahanan keduanya dianggap sebagai tindakan Tiongkok untuk membalas tindakan Kanada terhadap penahanan Meng Wanzhou, kepala keuangan raksasa perusahaaan teknologi ternama Huawei. Meng telah ditahan di Vancouver sejak 2018 dengan tuduhan perusahaan Huawei telah melanggar sanksi AS terhadap Iran dan sedang menghadapi sidang ekstradisi ke AS. 

Sidang Spavor akan berlangsung saat para pejabat AS dan Tiongkok bertemu di Alaska. Diskusi tingkat tinggi pertama sejak Joe Biden menjadi presiden. AS telah mendukung Kanada dalam menentang penahanan tersebut. Terkait diskusi itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyampaikan bahwa diskusi tidak membahas penahanan dua warga Kanada tersebut.

2. Ditutuduh bekerja sama dalam spionase

Baca Juga: Dianggap Spionase, Jurnalis Australia Ditahan Tiongkok

Melansir dari The Guardian, dua warga Kanada yang dituduh melakukan kejahatan spionase yaitu Kovrig, seorang mantan diplomat yang bekerja di Kedutaan Kanada di Beijing, sementara Spavor adalah seorang pengusaha. Mereka berdua dianggap bekerja sama dalam spionase terhadap Tiongkok. Kovrig dituduh telah mencuri informasi sensitif dan intelijen melalui kontak di Tiongkok sejak 2017, sementara Spavor yang seorang pengusaha dituduh sebagai pemberi data intelijen untuk Kovrig.

Spavor adalah seorang pengusaha yang menetap di kota perbatasan Tiongkok, Dandong, tempat ia menjalankan bisnis yang memfasilitasi pertukaran olahraga dan budaya antara Korea Utara, Tiongkok, dan Kanada. Dia fasih berbicara dalam bahasa Korea dan pernah beberapa kali bertemu pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan juga pernah mengatur kunjungan bintang bola basket Dennis Rodman ke Pyongyang.

Jacco Zwetsloot, seorang jurnalis yang berbasis di Korea Selatan yang pernah bepergian dengan Spavor menggambarkan tuduhan itu sebagai sulit untuk dianggap serius karena tidak masuk akal,

“Michael tidak tertarik dengan bahasa Tiongkok. Tinggal di Tiongkok sering kali menjadi sarana untuk mencapai tujuan baginya, jadi gagasan bahwa dia entah bagaimana belajar membaca bahasa Tiongkok dan menjadi sumber intelijen tidak masuk akal." Zwetsloot juga mengatakan bahwa dengan kepribadiannya Spavor tidak akan terpuruk. "Saya merasa cukup yakin dia melakukan yang terbaik untuk bergaul dengan baik dengan teman satu selnya dan para penculiknya. Dia pria yang seperti itu. Dia bukan tipe orang yang merenung atau menarik diri. Dia dikenal sering memberikan potongan rambut kepada teman satu sel lainnya. Itulah Michael yang kita kenal dan cintai. "

Dalam pernyataan menjelang persidangan, keluarga Spavor mengulangi seruan untuk kebebasannnya, mereka menyampaikan bahwa Spavor senang bekerja di Tiongkok dan tidak pernah menganggu kepentingan negara itu.

Kovrig yang akan menjalani sidang Senin depan memberi tahu istrinya, Vina Nadjibulla, dia berjalan 7.000 langkah di sekitar selnya setiap hari untuk tetap sehat, dan melahap bahan bacaan apa pun yang dapat dia temukan.

3. Penahanan bermotif politik

Melansir dari Global News, Charles Burton, mantan diplomat di kedutaan Kanada di Beijing memberitahu bahwa spionase dapat dihukum di Tiongkok dengan hukuman penjara seumur hidup dan hukuman minimal 10 tahun, namun terkadang hukuman mati juga tersedia. Burton menggambarkan tuntutan itu merupakan motif politik, dan meskipun tidak ada bukti yang mengonfirmasi keduanya adalah mata-mata internasional, Burton menyampaikan bahwa pasti akan ada hukuman.

Pejabat Kanada telah berulang kali menyerukan pembebasan mereka, menyebut penahanan mereka sewenang-wenang. Dalam pernyataan yang dirilis Rabu sore, Menteri Luar Negeri Kanada Marc Garneau mengatakan penahanan mereka adalah "prioritas utama bagi Pemerintah Kanada dan kami terus bekerja tanpa lelah untuk mengamankan pembebasan mereka segera. Kami yakin penahanan ini sewenang-wenang, dan tetap sangat terganggu oleh kurangnya transparansi seputar persidangan ini."

Kasus sebelumnya yang serupa yaitu terjadi pada Kevin dan Julia Garratt, pasangan Kanada yang ditahan pada 2014 dengan tuduhan spionase. Kevin ditahan selama dua tahun karena dituduh mencuri rahasia dan spionase untuk badan intelijen Kanada. Julia dibebaskan lebih cepat yaitu pada Februari 2015. Kevin dideportasi ke Kanada pada September 2016 setelah 775 hari ditahan. Selama sidang pengadilannya tertutup untuk pejabat Kanada dan hanya berlangsung beberapa jam.

Melansir dari The Guardian, penahanan Kevin dan Julia tidak lama setelah pihak berwenang Kanada menangkap seorang warga negara Tiongkok, Su Bin, yang dideportasi ke AS karena dicurigai telah mencuri rencana jet tempur Amerika yang sangat rahasia.

Melihat kasus sebleumnya kemungkinan Kovrig dan Spavor akan dituduh bersalah dan kebebasan akan diperoleh dengan dengan dideportasi, tapi semua itu tergantung dari negosiasi Tiongkok dengan Kanada dan AS.

Baca Juga: Denmark Tangkap WN Rusia Terkait Dugaan Spionase

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya