Krisis Energi, Listrik di Afrika Selatan Akan Padam 6 Jam per Hari

Krisis listrik telah terjadi selama satu dekade lalu

Jakarta, IDN Times - Eskom, perusahaan listrik Afrika Selatan, pada Minggu (18/9/2022) menerapkan pemadaman listrik Tahap 6. Hal itu dilakukan untuk mengurangi tekanan pada pembangkit listrik yang sudah tua dan rusak.

Pemadaman Tahap 6, yang disebut sebagai pelepasan beban, berarti listrik akan padam selama enam jam. Tahap 6 sebelumnya juga diterapkan pada Juni dan selama krisis listrik pada Desember 2019.

1. Eskom berencana mengurangi 6 megawatt listrik secara bertahap

Krisis Energi, Listrik di Afrika Selatan Akan Padam 6 Jam per HariIlustrasi tiang listrik. (Unsplash.com/Matthew Henry)

Melansir Reuters, menurut CEO Eskom, Andre de Ruyter, pemadaman dilakukan untuk menghindari keruntuhan sistem total. 

Listrik Eskom sebagain besar berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua dan rentan terhadap kerusakan. Eskom berencana memangkas sekitar 6 ribu megawatt listrik secara bertahap untuk mencegah terjadinya keruntuhan jaringan listrik nasional.

Saat ini, Eskom telah kehilangan 15.630 megawatt yang tidak direncanakan, sekitar sepertiga dari total kapasitas Eskom yang hanya lebih dari 45 ribu megawatt.

Untuk mengatasi krisis listrik, Eskom bermaksud mendapatkan tambahan 1.000 megawatt dari produsen listrik independen, tapi belum jelas kapan akan tersedia.

Eskom telah menerapkan pemadaman Tahap 5 setelah lima unit pembangkit rusak. Eskom mengatakan cadangan pembangkit daruratnya telah habis, karena penggunaan ekstensif untuk membatasi jumlah pemadaman listrik selama dua minggu terakhir.

"Kepala keuangan kami telah menyediakan tambahan 500 juta rand (Rp423,9 miliar) untuk membeli lebih banyak solar," kata De Ruyter setelah Eskom menghabiskan 7,7 miliar rand (Rp6,5 triliun) untuk solar dalam lima bulan terakhir.

Baca Juga: Jelang COP27, Pemimpin Afrika Tagih Dana Besar dari Negara Maju

2. Pemadaman menyulitkan warga

Krisis Energi, Listrik di Afrika Selatan Akan Padam 6 Jam per HariIlustrasi listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir VOA News, pemadaman telah menyulitkan semua aspek kehidupan sehari-hari. Bagi warga yang memiliki usaha kecil yang tidak mampu membeli generator, hilangnya listrik sangat menghancurkan mereka.

Jeanette Mmelwa, seorang penata rambut di sebuah salon kecil di Johannesburg pada Senin pagi, mengatakan listrik yang padam membuatnya tidak bisa menggunakan alat pengering rambut, sehingga tidak ada pelanggan yang datang. Mmelwa mengeluhkan kondisi itu karena dia mendapatkan uang berdasarkan komisi.

"Saya khawatir karena pelepasan beban ini, bos saya suatu hari dapat berkata, 'tidak, saya tidak tahan lagi. Kami tidak menghasilkan cukup uang, jadi kami harus tutup.' Saya khawatir tentang itu," katanya.

Mmelwa juga mengeluh bahwa pemadaman telah menyulitkan urusan di rumah karena harus mengurus putranya yang masih kecil.

"Bangun di pagi hari dan tidak ada lampu, sekarang Anda berpikir, 'apa yang akan dia makan sebelum dia pergi ke sekolah?' Jadi ya, itu sangat menegangkan," tambahnya.

3. Ramaphosa berusaha mencari solusi

Krisis Energi, Listrik di Afrika Selatan Akan Padam 6 Jam per HariPresiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. (Twitter.com/PresidencySouth Africa)

Krisis listrik saat ini telah terjadi selama satu dekade, di mana perusahaan listrik kekurangan uang, dililit utang, dan bergantung pada pembangkit batu bara tua yang rentan terhadap kerusakan. 

Ralph Mathekga, analis politik independen, menyebut krisis listrik juga diakibatkan korupsi.

"Masalah dengan pelepasan beban adalah bahwa kita diciptakan sendiri, ini tentang korupsi, ketidakmampuan untuk membalikkan keadaan dan melawan korupsi," kata Mathekga.

Krisis energi yang terjadi membuat Presiden Cyril Ramaphosa mempersingkat perjalanannya ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, agar bisa segera kembali dan mencoba mencari solusi untuk kekurangan listrik.

Juru bicara presiden, Vincent Magwenya, menyampaikan bahwa saat ini Ramaphosa berada di Inggris untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II. Tapi, dia telah mengadakan pertemuan virtual untuk meminta para menteri menyelesaikan krisis yang terjadi.

"Dia lebih lanjut ingin memahami apa yang dapat dilakukan segera untuk menyelesaikan keadaan pelepasan beban saat ini yang menghancurkan bisnis dan juga rumah tangga," kata Magwenya.

Baca Juga: Afrika Selatan Kirim Cheetah ke India dan Mozambik

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya