Lawan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Bewarna Pelangi

Toko-toko yang melanggar akan dikenakan hukuman

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang di Arab Saudi melakukan sidak ke toko-toko di ibu kota Riyadh untuk menyita mainan dan pakaian anak-anak yang memiliki warna pelangi. Laporan ini pertama kali dikabarkan oleh media pemerintah Al-Ekhbariya pada Selasa (14/6/2022).

Penyitaan barang-barang bewarna pelangi dilakukan karena otoritas Arab Saudi menganggap warna-warna tersebut mendorong homoseksualitas.

Baca Juga: Pasukan Bersenjata Irak Diduga Menyiksa dan Membunuh Kaum LGBTQ+ 

1. Warna diklaim menampilkan simbol yang bertentangan dengan ajaran agama

Lawan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Bewarna PelangiIlustrasi mainan bewarna pelangi. (Unsplash.com/@adamvalstar)

Barang-barang yang disita dalam operasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan termasuk mainan, pakaian, jepit rambut, topi, kotak pensil. Tidak dilaporkan berapa banyak barang atau toko yang terlibat dalam langkah yang dilakukan pemerintah, dikutip dari France 24.

Pejabat kementerian itu yang melakukan penyitaan menyampaikan barang-barang tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam dan moral publik, karena warnanya yang mempromosikan homoseksual dan dibuat khusus menargetkan generasi muda.

Dalam keterangan terpisah Kementerian Perdagangan mengatakan produk yang disita mengandung simbol dan tanda yang menyerukan penyimpangan dan bertentangan dengan akal sehat. Toko-toko yang menjual barang yang disita akan mendapatkan hukuman sesuai hukum yang berlaku.

Tindakan menyita mainan bewarna pelangi juga pernah dilakukan pemerintah Qatar pada Desember tahun lalu, dengan alasan mainan menampilkan simbol yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Kelompok LGBT Spanyol Gelar Protes Terhadap Kekerasan LGBT

2. Pemerintah minta sensor adegan film yang mengacu pada LGBT

Lawan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Bewarna PelangiIlustrasi Sensor Konten (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir The Independent, pada bulan April negara yang berbentuk kerajaan itu juga mengambil tindakan untuk mencegah homoseksualitas, yaitu dengan meminta Disney untuk memotong adegan di film Marvel Doctor Strange in the Multiverse of Madness, yang diklaim menunjukkan referensi terhadap LGBT.

Adegan yang dimaksud merupakan adegan 12 detik milik karakter Amerika Chavez yang kedua orang tuanya merupakan perempuan dan karakter itu memakai jaket yang memiliki lencana bendera bewarna pelangi, yang merupakan bendera yang identik dengan LGBT.

Permintaan pemotongan adegan itu ditolak Disney, yang membuat film itu batal diputar di bioskop.

Baru-baru film animasi Disney yang berjudul Lightyear, yang menampilkan adegan ciuman sesama jenis, dikabarkan telah dilarang di Arab Saudi dan lebih dari selusin negara lainnya. Larangan ini disampaikan sumber yang dekat dengan Disney, tapi pemerintah Arab Saudi belum memberikan tanggapan.

Arab Saudi telah membuka negaranya untuk menayangkan film di bioskop dengan mencabut larangan pada 2017, yang telah berlaku selama 35 tahun.

Baca Juga: Parlemen Kanada Setuju Larangan Terapi Konversi LGBT

3. Arab Saudi menerapkan hukum cambuk untuk penyuka sesama jenis

Lawan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Bewarna PelangiBendera Arab Saudi. (Twitter.com/Abdulla Bin Talib)

Arab Saudi yang menganut hukum agama Islam ini diketahui tidak memiliki undang-undang yang mengatur tentang orientasi seksual atau identitas gender. Hubungan seksual di luar nikah, termasuk hubungan sesama jenis di negara itu akan membuat pelanggarnya menghadapi hukuman cambuk atau mati, tergantung pada keseriusan dari pelanggaran.

Hukum yang berlaku telah menetapkan bahwa laki-laki tidak boleh berperilaku seperti perempuan, seperti memakai pakaian perempuan, dan sebaliknya perempuan juga dilarang berpenampilan layaknya laki-laki.

Aktivitas daring yang melanggar ketertiban umum, nilai-nilai agama, moral publik, dan privasi di Arab Saudi merupakan hal yang ilegal.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya