Lebih dari 100 Ribu Warga Meksiko Hilang Misterius Sejak 1964

Diduga pelakunya adalah kartel narkoba

Jakarta, IDN Times - Jumlah orang hilang di Meksiko telah mencapai lebih dari 100 ribu orang menurut data terbaru pada Senin (16/5/2022), yang dirilis oleh Catatan Nasional Orang Hilang dari Kementerian Dalam Negeri Meksiko.

Tingginya kasus orang hilang telah dikecam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kerabat orang yang hilang. Mereka menuduh pemerintah bersikap apatis, selain itu banyak kasus tidak diselesaikan oleh pihak berwenang.

1. Dalam dua tahun terakhir ada tambahan lebih dari 20 ribu orang hilang

Melansir CNN, dari 1964 hingga data terbaru yang dirilis, tercatat ada 100.023 orang hilang. Jumlah itu mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir, dengan tambahan lebih dari 20 ribu orang hilang.

Dari total kasus, lebih dari 24.700 merupakan perempuan, lebih dari 74.700 adalah laki-laki, dan 516 orang lainnya tidak diketahui jenis kelaminnya.

Movement for Our Disappeared dalam sebuah pernyataan pada Senin memperingatkan, jumlah yang dirilis itu jauh lebih rendah dari kasus yang dilaporkan setiap hari. Kelompok itu menyerukan agar pemerintah segera menangani krisis tersebut.

Hampir semua kasus orang hilang terjadi sejak 2007, ketika mantan Presiden Felipe Calderon meluncurkan pasukan militer untuk membasmi kartel narkoba. Sejak itu, Meksiko juga mencatatkan lebih dari 340 ribu kematian, sebagian besar disebabkan oleh kejahatan terkait narkoba.

Kasus orang hilang terbanyak di Meksiko ada di negara bagian Jalisco, di mana kartel Jalisco yang baru memiliki basis kekuatannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak migran yang masuk dalam daftar orang hilang. Tahun lalu, 349 warga negara asing dilaporkan hilang, beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan 89 pada 2020.

Baca Juga: Jelang Pertemuan Benua Amerika, Presiden Meksiko Kecam Joe Biden

2. Hanya 35 kasus yang menyebabkan pelaku dihukum

Lebih dari 100 Ribu Warga Meksiko Hilang Misterius Sejak 1964Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, menyebut tingginya kasus tersebut sebagai tragedi kemanusiaan dengan proporsi yang sangat besar.

Dia mengatakan bahwa dari sekian banyaknya kasus orang hilang, hanya 35 dari penghilangan yang tercatat membuat pelaku dihukum. Rendahnya orang yang dihukum disebabkan tidak efektifnya penyelidikan.

"Tidak ada upaya yang harusnya dilakukan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran yang luar biasa luasnya ini, dan untuk membela hak korban atas kebenaran, keadilan, reparasi dan jaminan tidak akan terulangnya kembali," kata Bachelet.

Melansir France 24, daftar kasus orang hilang yang terus meningkat dan tidak terselesaikan dinilai oleh PBB sebagai rendahnya kualitas penegakan hukum di Meksiko.

Lembaga PBB itu telah menyusun sebuah laporan, yang memperingatkan bahwa Meksiko sedang menghadapi peningkatan yang mengkhawatirkan terkait penghilangan paksa. Disampaikan pula bahwa kelompok kejahatan terorganisir bertanggung jawab atas penghilangan, tapi juga mengingatkan bahwa hal itu terjadi akibat kelalaian pemerintah.

Namun, laporan itu ditolak oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang mengatakan pemerintahnya tidak akan mentolerir kasus seperti itu atau korupsi.

3.Keluarga berusaha mencari sendiri kerabatnya yang hilang

Lebih dari 100 Ribu Warga Meksiko Hilang Misterius Sejak 1964Ilustrasi sepatu orang hilang. (Pixabay.com/mentrea)

Tidak adanya perkembangan dari penyelidikan resmi telah memicu kemarahan dari kerabat yang kehilangan keluarganya. 

Karena tidak ada kabar, banyak dari dari mereka mengambil tindakan sendiri, terutama para ibu-ibu yang membentuk kelompok-kelompok untuk menggali tanah, yang diduga dijadikan kuburan rahasia para pelaku kejahatan. Hal itu dilakukan demi menemukan tubuh dari keluarga mereka.

Cecilia Flores, pemimpin salah satu kelompok semacam itu di negara bagian Sonora di barat laut, mencari putranya Alejandro dan Marco Antonio. Dia mengatakan bahwa krisis orang hilang disebabkan sikap apatis dari negara. Bahkan dia menuduh pemerintah menyamakan kasus orang hilang sebagai pengurangan kasus kriminal.

Untuk mendesak pemerintah berbuat lebih dalam menangani kasus orang hilang, ratusan perempuan pada 10 Mei atau Hari Ibu Meksiko melakukan aksi turun ke jalan, dikutip dari BBC.

Pemerintah Meksiko telah melaporkan bahwa ada sekitar 37 ribu mayat tanpa identitas di layanan forensik. Untuk mencari kerabat mereka, pihak berwenang telah mengkonsolidasikan database orang hilang dengan sampel genetik, meskipun banyak mayat telah dikubur tanpa diidentifikasi karena kamar mayat telah penuh.

Baca Juga: Merasa Negaranya Diperas, Menlu Meksiko Kecam Pemerintah Texas

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya