Maroko Larang Penerbangan Inggris karena Kasus COVID-19 Naik

Larangan membuat maskapai membatalkan penerbangan

Jakarta, IDN Times - Maroko mulai Rabu (20/10/2021) menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris Raya. Keputusan itu diambil pemerintah Maroko karena  kasus COVID-19 di Inggris Raya sedang meningkat.

Penangguhan akan berlangsung untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Selain Inggris Raya, negara itu juga menangguhkan sementara penerbangan langsung dengan Belanda dan Jerman.

1. Kasus virus corona yang meningkat

Maroko Larang Penerbangan Inggris karena Kasus COVID-19 NaikIlustrasi virus corona. (Pexels.com/CDC)

Melansir BBC, meski penerbangan langsung dilarang, tetapi warga Inggris Raya tidak dilarang berpergian ke Maroko. Mereka harus melakukan perjalanan melalui negara ketiga dan diharuskan memberikan butk telah divaksinasi dosis lengkap, setidaknya dua minggu sebelum keberangkatan. 

Kemudian, mereka juga harus memiliki bukti negatif COVID-19 dalam bentuk tes PCR yang diambil 48 jam sebelum keberangkatan. 

Selain itu, pelancong juga akan diminta untuk menunjukkan formulir penumpang kesehatan masyarakat kepada pihak berwenang Maroko pada saat kedatangan.

Kasus virus corona di Inggris Raya saat ini sedang meningkat. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, tingkat mingguan kasus COVID-19 di Maroko dari kasus yang dilaporkan pada 14 Oktober mencapai 10,4 per 100 ribu orang, sedangkan Inggris Raya jauh lebih tinggi dengan 445,5 per 100 ribu orang di Inggris.

Pada hari Selasa, Inggris Raya mengonfirmasi 43.738 kasus baru. Negara itu selama tujuh hari berturut-turut telah mencatatakan jumlah penambahan kasus baru di atas 40 ribu orang. Pada hari yang sama, jumlah kematian akibat COVID-19 mencapai 223 kasus, jumlah terbesar sejak Maret 2021. 

Jumlah pasien di rawat inap naik 10 persen dalam seminggu menjadi 7.749 pasien pada hari Senin.

Baca Juga: Inggris: 1.115 Migran Lintasi Selat Inggris dalam 2 Hari

2. Bisnis penerbangan terganggu

Maroko Larang Penerbangan Inggris karena Kasus COVID-19 NaikIlustrasi penerbangan dari Inggris ke Maroko. (Unsplash.com/Daniel Klein)

EasyJet, yang memiliki dua penerbangan dari Manchester dan Gatwick ke Maroko, terbang tanpa penumpang untuk membawa kembali warga Inggris Raya sebelum batas waktu tengah malam, dikutip dari The Independent

Maskapai sedang menuggu pemberitahuan dari Maroko, apakah boleh untuk mengoperasikan penerbangan pemulangan warga Inggris Raya setelah penangguhan.

EasyJet telah mengumumkan kepada penumpang dari Inggris Raya mengenai jadwal keberangkatan yang dibatalkan, dengan menawarkan kompensasi yang mencakup transfer gratis, menerima kupon, atau pengembalian uang. Penerbangan dari Inggris Raya, Belanda, dan Jerman akan dibatalkan EasyJet hingga 30 November.

Maskapai Maroko, Royal Air Maroc dan British Airways juga telah mengumumkan pembatalan perjalanan mereka.

Turis dari Inggris Raya yang berkunjung ke Maroko biasanya menuju Marrakesh. Menurut Zina Bencheikh, direktur pelaksana operator perjalanan Intrepid Travel untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika, dengan adanya kebijakan ini masyarakat lokal Maroko yang mengandalkan pariwisata untuk mencari nafkah akan sangat terdampak.

3. Pembatasan lebih ketat

Melansir dari The Guardian, peningkatan kasus COVID-19 di Inggris Raya merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yang menimbulkan seruan agar pemerintah Inggris Raya menerapkan pembatasan lebih ketat. Beberapa ilmuwan dan pakar kesehatan telah meminta para menteri mengambil tindakan.

Matthew Taylor, kepala eksekutif Konfederasi National Health Service (NHS), memperingatkan jika tidak ada rencana yang tepat, maka COVID-19 dapat memicu krisis di musim dingin. Dia meminta para menteri untuk membuat "rencana C" yang terdiri dari pembatasan lebih ketat, sebab penggunaan masker dan paspor vaksin terbukti belum efektif.

Menteri Bisnis, Kwasi Kwarteng, telah mengesampingkan untuk menerapkan pembatasan lebih lanjut. Menurut dia, pembatasan ketat tidak diperlukan untuk saat ini.

Pemerintah mengatakan, jumlah pasien rawat inap saat ini masih jauh lebih rendah daripada di awal 2021. Juru bicara pemerintah mengatakan, program vaksinasi terbukti berhasil menurunkan infeksi, rawat inap, dan kematian. Selanjutnya, tambah dia, pemerintah akan fokus vaksinasi untuk dosis booster. 

Baca Juga: Ngarep Investasi Besar, PM Inggris Terang-Terangan Pro-China

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya