Mata-mata Israel Pulang Setelah 35 Tahun Ditahan di AS

Kedatangannya disambut pemimpin Israel

Yerusalem, IDN Times - Jonathan Pollard mantan analis intelijen sipil untuk Angkatan Laut AS, yang memberikan informasi rahasia Amerika ke Israel telah diizinkan terbang ke Israel setelah ditahan selama 35 tahun oleh AS.

Jonathan bersama istrinya, Esther tiba di Israel pada Rabu (30/12) dengan menggunakan pesawat jet pribadi. Kasus Jonathan telah menyebabkan ketegangan terjadi antara dua sekutu dekat tersebut.

1. Bebas bersyarat pada tahun 2015

Mata-mata Israel Pulang Setelah 35 Tahun Ditahan di ASJonathan Pollard bersama istrinya tiba di Israel pada Rabu 30 Desember. Sumber: twitter.com/PM of Israel

Mengutip dari Anadolu Agency, Jonathan Pollard ditangkap pada 1985 dan dijatuhi hukuman seumur hidup pada 1987 setelah diputuskan bersalah, karena ia menjual informasi rahasia militer AS ke Israel. Ketika dia membocorkan informasi, ia masih bekerja di Pentagon, sebagai analis intelijen sipil untuk Angkatan Laut AS.

Penangkapannya menimbulkan ketegangan antara Amerika dan  israel yang merupakan sekutu dekat. Dalam penangkapan Jonathan awalnya pihak Israel membantah telah menyuruh meminta informasi rahasia Amerika, dengan alasan dia telah bekerja untuk pejabat "nakal". Tapi pada 1995 Israel memberinya kewarganegaraan, dan tiga tahun kemudian secara resmi mengakui dia sebagai agen mereka.

Setelah mengakui Jonathan sebagai agen, Israel telah meminta agar dia diberikan grasi, yang terus ditolak AS, namun pada tahun 2015 dia memperoleh pembebasan bersyarat.

Setelah bebas dia menjadi tahanan rumah dan tidak diizinkan meninggalkan rumahnya di New York. Dalam peraturan AS, pembatasan akan dihapus setelah 5 tahun yang untuknya berakhir pada bulan November.

2. Disambut oleh PM Netanyahu

Baca Juga: Venezuela Tangkap Terduga Mata-Mata AS di Dekat Kilang Minyak

Melansir dari BBC, Jonathan Pollard dan istrinya Esther tiba di Bandara Ben Gurion, Israel pada Rabu, 30 Desember. Jonathan terbang ke Israel dari New Jersey dengan menggunakan pesawat pribadi milik pengusaha AS, Sheldon Adelson.

Jonathan dan istrinya yang tiba di bandara Israel langsung disambut oleh PM Israel Benjamin Netanyahu. Keduanya setelah turun dari pesawat berlutut di dasar tangga dan mencium landasan, kemudian mengucapkan pemberkatan Shehecheyanu dengan PM Netanyahu, yang kemudian mereka berdua diberikan kartu identitasnya sebagai warga Israel.

"Selamat datang kembali. Senang sekali Anda akhirnya bisa pulang. Sekarang Anda bisa memulai hidup baru, dengan kebebasan dan kebahagiaan," kata Netanyahu kepada Jonathan.

"Kami sangat gembira bisa pulang setelah 35 tahun dan kami berterima kasih kepada rakyat dan perdana menteri Israel karena telah membawa kami pulang. Tidak ada yang bisa lebih bangga dari negara ini atau pemimpin ini daripada kami. Kami berharap menjadi warga negara yang produktif secepat dan secepat mungkin dan melanjutkan hidup kami di sini," kata Jonathan.

Setelahnya mereka berdua akan melakukan karantina di sebuah apartemen di Yerusalem selama dua minggu ke depan sebagai tindakan pembatasan virus corona di Israel.

Beberapa politisi Israel juga menyambut kedatangan Jonathan, termasuk Presiden Reuven Rivlin dengan menyabutnya dengan  di Twitter.

Menteri Transportasi Israel Miri Regev juga menulis di Twitter dalam menyabut Jonathan di Israel.

"Tidak ada orang Israel yang tidak merasa senang pagi ini untuk melihat pendaratan Pollard di Israel dan saat dia mencium bumi negara, yang telah diimpikannya selama 35 tahun."

Mengutip dari Associated Press, Effi Lahav pemimpin dari kelompok aktivis yang mengusahakan pembebasan Jonathan dari penjara, mengatakan "kedatangan Pollard (dirahasiakan) karena kami menyadari lebih baik merahasiakan kedatangannya. Kami tidak tertarik untuk menentang siapa pun, yang pasti tidak ... Amerika Serikat. Sangat mengharukan dan sangat bersejarah" dan momen yang organisasinya, "tunggu, diinginkan dan didoakan serta ditindaklanjuti selama bertahun-tahun ini."

3. Hadiah Diplomatik Trump untuk Netanyahu

Mata-mata Israel Pulang Setelah 35 Tahun Ditahan di ASPM Israel Benjamin Netanyahu. Sumber: twitter.com/ PM of Israel

Melansir dari Associated Press, Jonathan dan Istrinya yang tiba di Israel menjadi salah satu dari deretan panjang hadiah diplomatik Presiden Donald Trump untuk PM  Netanyahu. Kedatangan pasangan tersebut di Israel memberi dorongan Netanyahu, yang saat ini diperangi sambutan ketika akan berjuang kembali kembali dalam pemilihan parlemen pada, 23 Maret.

Netanyahu diketahui dekat dengan Donald Trump dan merupakan sekutu terdekatnya dalam panggung internasional. Selama masa pemerintahan Donald Trump, AS telah mengakui kota suci Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan telah memindahkan kantor duta besar AS ke kota suci tersebut, Yerusalem terus menjadi perdebatan wilayah antara Palestina dengan Israel. AS yang seharusnya menjadi penengah antara Israel dan Palestina telah mendukung Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan, yang mengatakan bahwa permukiman Israel di Tepi Barat tidak ilegal. AS juga menjadi perantara dalam memperbaiki hubungan diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab.

Pesawat pribadi yang digunakan Jonathan dan istrinya merupakan milik Sheldon Adelson yang diketahui merupakan pendukung Donald Trump dan Netanyahu.

Baca Juga: Dibantu AS, Israel Sebut 2 Negara Muslim Siap Buka Hubungan Diplomatik

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya