Mau Koreksi Sejarah, Namibia Pindahkan Patung Pejabat Kolonial Jerman 

Patung dipandang sebagai simbol penindasan kolonial

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang di Windhoek, ibu kota Namibia, pada Rabu (23/11/2022), memindahkan patung Curt von Francois, seorang pejabat era kolonial Jerman. Patung perunggu itu memiliki tinggi 2,4 meter dan telah berdiri sejak 1965.

Patung itu direlokasi setelah para aktivis menyerukan pemindahkan karena dipandang sebagai simbol penindasan era kolonial Jerman di Namibia.

1. Pemindahan patung untuk mengoreksi sejarah

Melansir Al Jazeera, mereka yang mendukung keputusan itu menyaksikan pemindahan patung itu dengan bertepuk tangan dan bersorak. Hildegard Titus, seorang aktivis gerakan A Curt Farewell, menganggap pemindahan diperlukan untuk meluruskan sejarah.

"Momen ini adalah kenangan akan martabat, kota kami telah dibersihkan. Ada ikatan emosional dengan patung yang diturunkan, tetapi juga berkaitan dengan akurasi sejarah," kata Titus.

Patung yang berdiri di atas alas tinggi di luar gedung kota itu menggambarkan Von Francois berkumis, berseragam militer, bertopi besar, dan memegang pedang.

Patung itu akan dipindahkan ke Windhoek City Museum. Aaron Nambadi, seorang kurator di museum, menjelaskan bahwa patung akan dipajang dengan penjelasan konteks sejarahnya.

"Kami sebagai sejarawan dan kurator terlibat dalam proyek ini untuk mengoreksi narasi palsu bahwa Von Francois adalah pendiri kota," kata Nambadi.

Job Amupanda, mantan pemimpin kota Windhoek, mengatakan pemindahan patung itu adalah awal dari proses dekolonisasi di ibu kota.

Baca Juga: Kenapa Bendera Afrika Banyak yang Mirip?

2. Terlibat pembantaian terhadap pribumi

Melansir DW, Von Francois merupakan perwira senior pasukan kolonial Jerman. Dalam sejarah kolonial, ia disebut sebagai pendiri kota Windhoek pada 1890.

Pada 1893, terjadi pertempuran kecil antara tentara Jerman yang dikirim untuk melindungi pemukim Jerman dan suku lokal, termasuk Herero dan Nama. Dalam konflik itu, Von Francois dilaporkan telah memerintahkan penyerangan terhadap Hendrik Witbooi, pemimpin suku Nama, dan juga desa Hornkranz, di mana serangan itu menyebabkan wanita, anak-anak, dan orang tua dibantai.

Cicit Von Francois, Ruprecht von Francois, tidak setuju dengan pemindahan patung. Francois mengatakan patung itu merupakan warisan Von Francois yang tersisa dan pemindahan sama dengan diskriminasi terhadap sejarah Damara.

Dia juga menyampaikan bahwa leluhurnya menikah dengan nenek buyutnya, Amalia ǃGawaxas, yang merupakan perempuan pribumi dari suku Damara, dan sebagai pendiri Windhoek leluhurnya telah berbuat banyak hal untuk Namibia.

3. Jerman mengakui kekejaman era kolonial

Mau Koreksi Sejarah, Namibia Pindahkan Patung Pejabat Kolonial Jerman Bendera Jerman (Unsplash.com/Christian Wiediger)

Jerman telah menjajah Namibia sejak 1884 hingga 1915. Antara periode 1904-1908, pasukan kolonial berupaya menghentikan perlawanan dengan melakukan pembantaian terhadap puluhan ribu penduduk asli Herero dan Nama. Pembunuhan itu dianggap sebagai genosida pertama abad ke-20.

Peristiwa pembantaian selama penjajahan di Namibia terhadap suku Herero dan Nama telah diakui oleh pemerintah Jerman sebagai genosida pada Mei 2021, dan telah meminta maaf.

Atas perbuatan selama era kolonial Jerman berjanji untuk memberikan dukungan finansial sebesar 1,1 miliar euro (Rp17,9 triliun) kepada Namibia selama 30 tahun untuk bantuan infrastruktur dan pembangunan.

Bantuan tidak termasuk reparasi resmi. Para pemimpin suku Herero dan Nama mencemooh pembayaran itu sebagai tidak dapat diterima.

Pada bulan lalu, Namibia meminta untuk menegosiasikan kembali ketentuan perjanjian, tapi Jerman menolak tuntutan untuk negosiasi baru dan bersikeras menerapkan kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Demi Pulihkan Ekologi Alam, India Datangkan Citah dari Namibia

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya