Militer RD Kongo Klaim 36 Orang Tewas Dibantai ADF

ADF juga menculik warga

Jakarta, IDN Times - Militer Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), mengatakan telah terjadi serangan di desa Mukondi di provinsi Kivu Utara. pada Kamis (9/3/2023), militer mengatakan serangan itu dilakukan sehari sebelumnya pada malam, dan menewaskan 36 orang.

Pihak militer menuduh Pasukan Demokrat Sekutu atau Army Deployment Force (ADF), milisi pemberontak yang memiliki hubungan dengan ISIS, sebagai pelaku penyerangan. ADF selama beberapa dekade terakhir telah disalahkan atas ribuan kematian.

Baca Juga: ADF Dituduh Dalangi Bom Gereja di Kongo yang Tewaskan 10 Orang

1. Serangan diawali dengan membakar rumah

Militer RD Kongo Klaim 36 Orang Tewas Dibantai ADFIlustrasi Kebakaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Saddam Patangoli, warga desa Mukondi yang melarikan diri penyerangan itu, mengatakan serangan dimulai sekitar pukul 7 malam, ketika orang-orang dengan senjata dan parang menyerbu desa dan mulai membunuh orang tanpa pandang bulu. Patangoli kembali ke rumahnya pada esok hari.

“Para pemberontak datang dan pertama-tama mereka membakar rumah. Kemudian setiap orang yang keluar dari rumahnya dipotong dengan parang atau ditembak mati,” kata Patangoli, menambahkan bahwa para penyerang juga menculik banyak warga sipil, dilansir Associted Press.

“Musuh melakukan penyerangan ke kepala suku Bashu dan berhasil membunuh 36 rekan kami dan membakar beberapa rumah warga di daerah tersebut,” kata Kapten Anthony Mwalushayi, juru bicara militer.

Gubernur Kivu Utara Carly Nzanzu Kasivita juga mengatakan bahwa ada 36 orang yang tewas.

Jumlah korban tewas jauh lebih banyak menurut ketua kelompok masyarakat sipil setempat, Mumbere Limbadu Arsene, yang menyebut jumlah korban tewas sementara sebanyak 44 orang, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, dan beberapa penduduk desa masih hilang.

Baca Juga: Tentara Uganda Bunuh 11 Anggota ADF yang Masuk dari RD Kongo

2. Pembantaian dianggap sebagai serangan balasan

Militer RD Kongo Klaim 36 Orang Tewas Dibantai ADFIlustrasi teroris. (Pixabay.com/TheDigitalWay)

Melansir Reuters, Mualushayi mengatakan tindakan penyerangan itu dilakukan sebagai bentuk pembalasan terhadap tentara. Pasukan RD Kongo telah menahan lebih dari 22 kolaborator ADF dan menutup apotek yang diduga sebagai pemasok bahan kimia untuk membuat bom bagi kelompok tersebut.

Mualushayi mengatakan bahwa saat ini situasi di lokasi kejadian relatif tenang, dengan aparat keamanan dan pekerja Palang Merah telah dikerahkan di lokasi dan persiapan penguburan korban telah dilakukan. Dia juga memberitahu bahwa penyelidikan telah diluncurkan untuk mencari mereka yang hilang.

Kasereka Alexis, warga setempat yang selama dari serangan itu, mengatakan bahwa beberapa orang menyalahkan insiden tersebut terjadi karena kurangnya kehadiran tentara.

"Daerah itu tidak dicakup oleh tentara angkatan bersenjata Kongo. Itulah mengapa musuh memanfaatkan datangnya untuk membantai kami,” ujar Alexis.

Baca Juga: Fakta-Fakta ADF Dalang Ledakan Bom di Gereja RD Kongo

3. AS menawarkan hadiah untuk menangkap pemimpin ADF

Militer RD Kongo Klaim 36 Orang Tewas Dibantai ADFBendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

RD Kongo bagian timur selama beberapa dekade telah dihadapkan oleh serangan pemberontak. Ada lebih dari 120 kelompok bersenjata yang berjuang untuk mendapatkan kekuasaan, pengaruh, sumber daya, dan beberapa untuk melindungi komunitas mereka.

Salah satu kelompok adalah ADF, yang  didirikan di Uganda dan kemudian pindah ke RD Kongo bagian timur pada 1990-an. Kelompok itu sebagian besar aktif di provinsi Kivu Utara, tapi baru-baru ini memperluas operasinya ke provinsi tetangga Ituri dan ke daerah dekat ibu kota regional, Goma.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi menuduh ADF menargetkan, melukai, memperkosa, dan menculik warga sipil, termasuk anak-anak.

Untuk memerangi ADF, Amerika Serikat telah menjajinkan hadiah hingga 5 juta dolar AS (Rp77,4 miliar) untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan pemimpin kelompok tersebut, Seka Musa Baluku.

Benjamin Hunter, analis Afrika untuk Verisk Maplecroft, sebuah perusahaan penilai risiko, menilai bahwa ketekunan dan evolusi ADF selama hampir tiga dasawarsa menyebabkan besarnya tantangan yang dihadapi pemerintah untuk memeranginya.

“Kelompok ini terkenal karena kekerasan ekstremnya dan hubungannya dengan ISIS menyediakan akses ke jaringan jihadis regional dan sumber pendanaan,” kata Hunter.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya