Mogok Makan di Penjara, Terpidana Anarkis Italia Beratnya Turun 40 Kg

Dipindahkan ke penjara lain karena butuh perawatan

Jakarta, IDN Times - Alfredo Cospito, terpidana anarkis Italia, telah melakukan aksi mogok makan selama lebih dari 100 hari. Aksi Cospito membuat kesehatannya memburuk dan dia telah dipindahkan ke penjara lain pada Senin (30/1/2023), untuk mendapatkan perawatan medis.

Cospito memulai mogok makan untuk menentang sistem penjara yang penuh dengan pembatasan. Para pendukungnya telah melakukan aksi anarkis sebagai protes atas kondisi penjaranya.

1. Berada dalam penahanan ketat setelah meminta anarkis melanjutkan perjuangan

Mogok Makan di Penjara, Terpidana Anarkis Italia Beratnya Turun 40 KgIlustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)

Melansir Reuters, Cospito dipindahkan dari penjara di Sardinia ke penjara di Milan yang memiliki fasilitas perawatan kesehatan lebih baik. Pemindahan itu diminta oleh Ombudsman nasional untuk para tahanan.

Dia telah kehilangan lebih dari 40 kilogram dan dilaporkan sangat lemah, sehingga kesulitan untuk berjalan. Cospito hanya mengonsumsi air, gula, dan madu.

Cospito ditempatkan dalam penjara 41bis pada Mei tahun lalu, sebab dia menulis artikel dari penjara yang meminta sesama anarkis untuk melanjutkan perjuangan bersenjata.

Dia menjalani hukuman penjara untuk dua kasus pidana. Pertama dihukum 10 tahun untuk penembakan non-fatal terhadap seorang petinggi perusahaan energi nuklir pada 2012. Kasus kedua serangan bom ganda di akademi polisi pada 2016, yang tidak menyebabkan cedera. Serangan kedua didadalngi Cospito saat di penjara dan membuatnya dihukum 20 tahun penjara.

Jaksa telah mengajukan permohonan agar Cospito dijatuhi hukuman seumur hidup, tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat. Kasus Cospito akan disidangkan lagi oleh pengadilan tertinggi Italia pada Maret.

Baca Juga: Desainer Muda Indonesia Juarai Kompetisi Desain Dunia di Italia

2. Penjara 41bis 

Mogok Makan di Penjara, Terpidana Anarkis Italia Beratnya Turun 40 KgIlustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)

Melansir BBC, penjara 41bis diperkenalkan Italia pada 1992. Awalnya untuk memenjarakan terpidana teroris dan bos kejahatan terorganisir agar dapat mencegah mereka memerintahkan tindakan kriminal dari balik jeruji besi.

Namun, sekarang juga diterapkan kepada tahanan kejahatan penyelundupan dan penculikan tembakau.

Pembatasan yang diterapkan menerapkan kunjungan terpantau dan panggilan telepon dari anggota keluarga hanya satu kali dalam sebulan. Narapidana juga dilarang berinteraksi dengan narapidana lain atau bertemu dengan pihak ketiga, harus menghabiskan satu jam istirahat setiap hari dalam isolasi, tidak memiliki akses ke area komunal penjara dan berada di bawah pengawasan selama 24 jam.

Salah satu orang yang ditahan dalam 41bis adalah pengacara teroris sayap kiri Nadia Lioce, yang ditahan selama dua dekade. Lioce mengatakan ada pembatasan yang parah pada jumlah jam untuk bertemu keluarga atau tim hukum. Mereka hanya diberi waktu 15 jam untuk berinteraksi dengan orang-orang dalam setahun.

Pengacara dari Lioce mengatakan, kliennya sekarang sangat terisolasi secara psikologis, sehingga ketika ibu dan saudara perempuannya berkunjung, dia tidak dapat berbicara dengan mereka selama lebih dari beberapa menit.

Penahanan 41bis telah dikritik oleh Amnesty International dan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Kondisi yang dianggap tidak layak itu membuat pengadilan Amerika Serikat pada 2007 menolak untuk mengekstradisi seorang terpidana pengedar narkoba, dengan alasan bahwa 41bis yang akan dihadapinya di Italia merupakan penyiksaan.

3. Tindakan anarkis untuk memprotes penahanan

Protes terhadap kondisi pemenjaraan Cospito dilakukan para pendukungnya dengan berbagai tindakan anarkis. Beberapa mobil dibakar di Roma dan Milan dalam protes pada Senin malam.

Para pendukung juga melakukan serangan terhadap diplomat Italia di Jerman, Spanyol dan Yunani, dan juga di Amerika Selatan.

Salah satu serangan paling mematikan terjadi pada Desember di Athena, Yunani. Dalam serangan itu mobil diplomat Susanna Schlein dihancurkan oleh bom bensin. Pelaku menyebutnya sebagai tindakan solidaritas untuk Cospito.

Tindakan anarkis yang dilakukan di luar negeri untuk menentang penahanan, telah ditanggapi Menteri Luar Negeri Antonio Tajani.

"Kami meningkatkan keamanan di semua kedutaan dan konsulat kami, karena saat ini kaum anarkis internasional dimobilisasi melawan Italia," kata Tajani.

Perdana Menteri Giorgia Meloni telah mengesampingkan pelonggaran penahanan, mengatakan tidak akan menyerah pada ancaman atau tindakan terorisme.

Menteri Kehakiman Carlo Nordio mengatakan, gelombang kekerasan dan vandalisme dalam beberapa hari terakhir membuktikan masih adanya hubungan antara Cospito dan anarkis lainnya, yang hal itu cenderung membenarkan mempertahankan 41bis.

Baca Juga: Prancis dan Italia Bakal Kirim Sistem Pertahanan Mamba untuk Ukraina 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya