Oposisi Gambia Tolak Kemenangan Presiden Barrow

Barrow memimpin dengan meraih sekitar 54 persen suara

Jakarta, IDN Times - Gambia pada hari Sabtu (4/12/2021) menyelenggarakan pemilihan presiden. Hasil awal perhitungan pada hari Minggu menunjukkan Presiden Adama Barrow yang kembali mencalonkan diri unggul jauh dari lima kandidat lainnya. Namun, hasil itu telah ditolak oleh tiga kandidat oposisi, dengan alasan adanya penundaan yang tidak biasa dalam penghitungan suara.

1. Hasil pemilu ditentang oposisi

Oposisi Gambia Tolak Kemenangan Presiden BarrowIlustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)

Melansir dari Reuters, pemilu pada hari Sabtu merupakan pemungutan suara pertama dalam 27 tahun tanpa pencalonan mantan Presiden Yahya Jammeh, yang saat ini menetap di pengasingan di Guinea Khatulistiwa setelah menolak kekalahan dari Barrow pada pemilu 2016.  

Selama 22 tahun pemerintahan Jammeh, dia dilaporkan membunuh dan menyiksa lawan politiknya. Dalam pemilu kali ini Jammeh meminta para pendukungnya mendukung pihak oposisi. Hasil resmi menunjukkan dia gagal menghalangi pengikut Barrow. Calon petahanana itu meraih sekitar 54 persen suara dari hasil resmi di 50 dari 53 daerah pemilihan.

Semua partai oposisi telah menandatangani lembar penghitungan yang sudah dibacakan ke komisi pemilihan pada hari Minggu. Namun, pada hari Minggu tiga kandidat oposisi, termasuk, politisi senior dan saingan terdekat Barrow, Ousainou Darboe, dan dua kandidat lainnya, Mama Kandeh dan Essa Mbye Faal, telah menolak hasil itu.

Ketiganya menolak hasil, dengan alasan telah terjadi penundaan yang berlebihan dalam pengumuman hasil, selain itu mereka juga mengatakan anggota partai mereka menemukan sejumlah masalah di tempat pemungutan suara.

2. Hambatan dalam pemilu

Oposisi Gambia Tolak Kemenangan Presiden BarrowIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Indeks Persepsi Korupsi RI di 2020 Anjlok, Jadi Setara Gambia

Pemilu ini merupakan ujian dalam transisi demokrasi di Gambia, setelah kudeta yang dilakukan Jammeh pada 1994. Selain Barrow dan tiga kandidat lainnya yang menolak hasil, calon lainnya adalah Halifa Sallah dari Organisasi Demokrasi Rakyat untuk Kemerdekaan dan Sosialisme, dan Abdoulie Jammeh, mantan direktur jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Gambia.

Melansir dari Al Jazeera, ada beberapa faktor yang menghambat pemungutan suara, seperti sumber daya keuangan Gambia yang kurang, jumlah pemilih yang tinggi, dan sistem pemungutan suara, dengan pemilih menaruh kelereng ke dalam wadah yang menampilkan foto kandidat mereka. Cara itu telah dilakukan saat menjadi koloni Inggris Raya. Cara memilih dengan kelereng itu dipilih karena tingginya tingkat buta huruf.

Gambia memiliki populasi sebanyak 2,5 juta orang dan ada sekitar satu juta orang yang memenuhi syarat memilih. Warga berharap pemilu bisa meningkatkan standar hidup mereka.

3. Barrow mengingkari janji

Oposisi Gambia Tolak Kemenangan Presiden BarrowPresiden Gambia, Adama Barrow. (Twitter.com/President Barrow)

Melansir dari The Guardian, Barrow merupakan junior dari Darboe dalam politik. Dia sempat mengangkat Darboe sebagai bagian dari kabinetnya, tapi koalisi mereka tidak berlanjut dan Barrow pada 2019 membentuk partai baru bernama Partai Rakyat Nasional, keluar dari partai Darboe.

Barrow pada 2019 telah dikecam karena mengingkari janji kampanyenya yang berkomitmen hanya menjabat sebagai pemimpin transisi jangka pendek selama tiga tahun, yang menyebabkan protes skala besar.

Pada bulan September, Barrow dikritik karena membentuk aliansi politik dengan mantan partai Jammeh, Aliansi untuk Reorientasi dan Konstruksi Patriotik (APRC). Belum lama ini, juga menghadapi kritikan karena tidak merilis laporan akhir komisi kebenaran, rekonsiliasi, dan reparasi mengenai pelanggaran hak asasi manusia pada era Jammeh. Dia dilaporkan berusaha memperoleh dukungan pendukung pemerintahan Jammeh.

Nana-Jo N'dow, pendiri sebuah LSM yang berkampanye untuk dihapusnya penghilangan paksa dan eksekusi mati, ayahnya telah menghilang di bawah rezim Jammeh pada 2013. Dia menggangap penolakan Barrow untuk mundur lebih awal merupakan indikasi tidak akan memenuhi semua janji kampanyenya.

Baca Juga: Sebut Thailand Destinasi Wisata Seks, Gambia Minta Maaf

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya