Parade Kelompok LGBTQ di Zagreb, Kroasia Diserang

Serangan terjadi pada parade ke-20 Zagreb Pride

Zagreb, IDN Times - Peserta pawai Zagreb Pride, komunitas LGBTIQ di Zagreb, Kroasia pada hari Sabtu (3/7/2021) diserang untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Terkait serangan yang dialami peserta parade polisi telah menahan beberapa orang selama dan setelah pawai yang berlangsung di akhir pekan ini di ibu kota Zagreb.

1. Serangan kepada Zagreb Pride

Parade Kelompok LGBTQ di Zagreb, Kroasia DiserangPawai kelompok Zagreb Pride di Kroasia pada 3 Juli 2021. (Twitter.com/DaSeZna)

Dilansir Euro News, menurut keterangan polisi serangan yang diterima para peserta Zagreb Pride termasuk serangan verbal dan fisik, yang melibatkan pesan anti-gay, seorang pria menghalangi dua wanita yang sedang jalan, menyerang mereka secara verbal, dan meludahi salah satu wanita sebelum melarikan diri, serta melakukan serangan fisik.

Serangan terburuk yang terjadi adalah sekelompok orang mendekati dua pria muda, salah satunya dipukul di wajahnya, dan sebuah bendera pelangi, yang merupakan lambang LGBT diambil dan dibakar, sebelum seorang wanita muda memukul wajah kedua pria itu.

Zagreb Pride dalam konferensi persnya pada Minggu (4/7/2021) menyampaikan bahwa serangan itu merupakan yang pertama sejak 2011. Pawai hari Sabtu adalah parade yang ke-20. Dia berharap bahwa polisi dapat segera menyelidiki insiden itu dan memperlakukan pelaku sebagai kejahatan kebencian atas orientasi seksual.

Dalam keterangannya terkait serangan itu, Zagreb Pride mengatakan bahwa organisasi telah menghubungi beberapa korban dan akan dukungan hukum dan lainnya. Menurut organisasi tersebut, beberapa insiden yang melibatkan ancaman, intimidasi, dan serangan vulgar belum dilaporkan, meminta para korban untuk menghubungi mereka dan melaporkan serangan dengan bantuan organisasi. Zagreb Pride memberitahu bahwa saat ini komunitas LGBTIQ di jalan-jalan Zagreb dan kota-kota lain, terutama Rijeka kembali mengalami diskriminasi oleh masyarakat.

Zagreb Pride menyampaikan bahwa mereka yang mengaitkan dirinya dengan LGBTIQ tidak akan tinggal diam dan akan terus berjuang mencari kebebasan.

2. Zagreb Pride menuduh dua anggota parlemen sebagai pemicu serangan

Parade Kelompok LGBTQ di Zagreb, Kroasia DiserangPawai kelompok Zagreb Pride di Kroasia pada 3 Juli 2021. (Twitter.com/DaSeZna)

Baca Juga: Parlemen Hungaria Sahkan UU Larang Penyebaran Konten LGBTQ di Sekolah

Terkait serangan yang terjadi dalam parade 3 Juli, Zagreb Pride mengaitkan serangan dengan pernyataan baru-baru ini yang dilontarkan oleh anggota parlemen Nikola Grmoja dan Bozo Petrov. Organisasi itu menuduh pernyataan keduannya telah menghasut orang untuk menyerang.

Dilansir DW, tuduhan itu dibantah oleh Grmoja dan Petrov secara terpisah mengumumkan bahwa mereka akan mengambil tindakan hukum terhadap Zagreb Pride atas tuduhan mereka.

Kedua anggota parlemen itu memberitahu bahwa mereka juga mengalami penyerangan karena pendapat mereka tentang apa yang diajarkan kepada anak-anak mereka tentang homoseksualitas.

Petrov mengatakan dia telah mengutuk kekerasan sepanjang karirnya, dan bahwa sikapnya terhadap perilaku kekerasan "tidak dipertanyakan sama sekali."

Grmoja di Facebook menyampaikan bahwa dia telah diserang karena pendapatnya tentang LGBT dan isu seksualitas lainnya.

"Ini tentang upaya nyata untuk memperkenalkan sensor dengan cara menyamakan setiap kritik terhadap kebijakan LGBT dan tujuan aktivis dengan kebencian dan menyerukan kekerasan. Sejak saya membahas topik seksualisasi dini anak-anak, propaganda LGBT, dan pedofilia di masyarakat Kroasia, saya telah menerima lebih banyak ancaman dan penghinaan daripada sebelumnya dalam hidup saya."

3. Sikap konservatif di Kroasia

Parade Kelompok LGBTQ di Zagreb, Kroasia DiserangBendera Kroasia. (Unsplash.com/Niels Bosman)

Dilansir DW, Kroasia merupakan negara dengan mayoritas warganya beragama Katolik. Negara itu bergabung dengan Uni Eropa pada 2013, dan telah mengalami peningkatan sikap konservatif, termasuk sikap menantang aborsi karena berlawanan dengan agama. Dengan mayoritas penduduk menganut Katolik gereja Katolik telah tumbuh kuat di negara Balkan sejak Kroasia memisahkan diri dari Yugoslavia yang sekarang sudah tidak berfungsi pada tahun 1991.

Pada 2019, pengadilan tinggi Kroasia memutuskan bahwa pasangan sesama jenis, yang sebelumnya tidak memiliki hak untuk mengadopsi anak, dapat menjadi orang tua asuh.

Pasangan sesama jenis dapat masuk ke dalam kemitraan hukum, tetapi hampir dua pertiga dari Kroasia memilih menentang pernikahan pasangan sesama jenis dalam referendum 2013.

Baca Juga: Amazon Stop Jual Buku yang Tulis LGBTQ+ Gangguan Mental

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya