Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan Iran

Iran diperkirakan akan meminta tahanan bom Paris

Jakarta, IDN Times - Parlemen di Belgia pada Selasa (5/7/2022), telah memulai pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan mengizinkan pertukaran tahanan dengan Iran. Kedua negara pada bulan Maret telah menandatangani perjanjian sementara yang memungkinkan untuk bertukar tahanan.

Pembahasan mengenai RUU ini akan dilanjutkan komite hubungan luar negeri majelis rendah Belgia pada Rabu, lalu sehari kemudian diperkirakan akan diajukan ke majelis rendah untuk pemungutan suara.

Baca Juga: Apa Saja yang Dibahas PM Jepang dalam KTT G7 di Belgia?

1. Tahanan yang dikaitkan dalam pertukaran

Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan IranIlustrasi tahanan penjara. (Pexels.com/Enrico Hänel)

Menteri Kehakiman Vincent Van Quickenborne mendesak rencana pertukaran tahanan dengan Iran disetujui, dia memberitahu bahwa ada warga Belgia yang ditahan sejak Februari dan nyawanya dapat terancam jika tidak dipulangkan dari Iran.

"Jika RUU itu tidak sepenuhnya disetujui, ancaman terhadap kepentingan Belgia dan warga negara Belgia tertentu akan meningkat Saya menimbang kata-kata saya: ada nyawa manusia yang dipertaruhkan. Ini bukan kata-kata saya, tetapi kata-kata dinas keamanan," kata Van Quickenborne, dilansir dari The Guardian.

Warga Belgia yang disebut Van Quickenborne dilaporkan merupakan Olivier Vandecasteele, seorang pekerja bantuan berusia 41 tahun yang dituduh sebagai mata-mata oleh Iran dan telah ditahan sejak Februari.

Pertukaran tahanan ini telah dikaitkan dengan langkah Belgia untuk pemebebasan Vandecasteele dan Ahmadreza Djalali, seorang dosen di Belgia yang berkewarganegaraan Iran-Swedia. Djajali merupakan spesialis pengobatan darurat, dia ditangkap selama perjalanan ke Iran pada 2016 dan dijatuhi hukuman mati pada tahun berikutnya atas tuduhan spionase.

Iran diperkirakan dalam rencana pertukaran tahanan akan meminta pemulangan Assadollah Assadi, 50, seorang tahanan yang divonis hukuman 20 tahun penjara karena tindakannya mendalangi serangan bom yang gagal pada 2018 di Paris.

Baca Juga: Belgia Kembalikan Gigi Pahlawan RD Kongo yang Berlapis Emas

2. Pekerja bantuan Belgia ditahan dalam kondisi kesehatan yang buruk

Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan IranIlustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)

Melansir BBC, mengenai penahanan Vandecasteele, teman dekatnya Olivier Van Steirtegem memberitahu bahwa Vandecasteele merupakan pekerja bantuan di Iran dan direktur regional untuk Dewan Pengungsi Norwegia serta lembaga lainnya, dan pernah bekerja di Afghanistan.

Van Steirtegem menyampaikan temannya itu telah tinggal di Iran selama lima atau enam tahun dan itangkap pada bulan Februari dan ditahan di penjara Evin di Teheran, yang selama ditahan hanya diizinkan menerima dua kunjungan singkat dari duta besar dan saat ini kondisi kesehatannya memburuk.

"Dia tidak makan apa-apa selain kentang, lentil, dan gula; dia kehilangan 15 kilogram dan mengalami infeksi. Orang Iran mengatakan telah melihat dokter, tetapi dokter tidak bisa berbahasa Inggris."

Van Steirtegem telah berteman dengan Vandecasteele selama lebih dari 20 tahun dan setiap hari berkomunikasi dengan kerabat temannya ini, dia telah menyerukan agar temannya ini dapat dibebaskan.

Baca Juga: Mobil Kencang Tabrak Karnaval di Belgia, 6 Orang Tewas

3. Rencana pertukaran tahanan ditentang

Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan IranIlustrasi penjara. (Unsplash.com/Matthew Ansley)

Melansir Reuters, Dewan Nasional Perlawanan Iran, target dalam serangan bom di Paris pada 2018, mengecam perjanjian itu menyebutnya "memalukan" dan menganggap langkah itu dapat memberi Iran lampu hijau untuk melakukan serangan di Belgia.

"Ini adalah perjanjian dengan sponsor negara nomor satu dunia atau terorisme dan itu hanya dirancang untuk membebaskan seorang terpidana teroris," kata Farzin Hashemi, wakil ketua komite urusan luar negeri kelompok itu.

Iran telah membantah tuduhan merencanakan serangan bom dan balik menuduh bahwa kelompok itu merupakan pelaku sebenarnya dalam rencana bom tersebut. Iran telah memasukan organisasi itu sebagai kelompok teroris.

Beberapa anggota parlemen Belgia telah menyatakan keprihatinan bahwa hal itu dapat mendorong Iran atau negara lain untuk mengacaukan Belgia. Wouter De Vriendt, seorang anggota parlemen Belgia ini mempertanyakan apakah kebijakan itu akan membuka pintu untuk diplomasi penyanderaan.

Anggota parlemen Belgia lainnya, Peter de Roover dari Partai Nasionalis Flemish Peter de Roover menganggap pertukaran tahanan akan memberi isyarat kepada "negara-negara nakal" bahwa Belgia dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar tanpa melakukan kesalahan.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya