Paus Fransiskus Minta UE Tidak Kirim Balik Migran ke Libya

Pada tahun ini ada 50.500 migran menyeberang ke Italia

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus pada hari Minggu (24/10/2021) mendesak negara Uni Eropa (UE) untuk tidak mengirim balik migran yang menyeberangi Mediterania ke negara-negara yang tidak aman seperti Libya. Seruan paus dilakukan ketika negara-negara Uni Eropa sedang berjuang untuk mengatasi peningkatan migran yang datang melalui Mediterania, terutama menuju Italia.

1. Paus meminta solusi untuk menangani arus migrasi di Mediterania

Melansir dari Reuters, Paus Fransiskus pada hari Minggu menyerukan agar segera diakhirinya migran kembali ke Libya, dia mengatakan para migran di Libya membutuhkan perlindungan. Paus meminta tindakan prioritas yang dilakukan adalah menyelamatkan migran, alternatif penjara, dan jalur reguler ke prosedur imigrasi dan suaka.

Paus Fransiskus meminta masyarakat internasional memenuhi janji mereka untuk menemukan solusi yang konkret untuk untuk mengatasi tingginya arus migrasi di Libya dan seluruh perairan Mediterania.

Pemimpin Katolik ini mengatakan para migran di Libya, pria, wanita, dan anak-anak ini mengalami kekerasan yang tidak manusiawi. Menurutnya para migran ditahan di tempat seperti kamp konsentrasi.

Desakan pemuka agama Katolik ini dilakukan sehari setelah sidang terakhir kepada Matteo Salvini, pemimpin partai Liga sayap kanan Italia dan juga mantan menteri dalam negeri Italia, yang menghadapi tuduhan penculikan karena menolak membiarkan kapal migran berlabuh pada 2019.

2. Menyelematkan para migran

Baca Juga: Paus Fransiskus Temui PM Hongaria yang Dikenal Populis

Melansir dari Associated Press, pada hari Minggu organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders mengatakan bahwa kapal penyelamatnya, Geo Barents, menyelamatkan perahu karet yang berisi 71 migran. Penyelamatan ini dilakukan setelah ada pemberitahuan dari kelompok amal Alarm Phone yang memberi tahu ada perahu yang penuh sesak dengan para migran dalam keadaan tertekan.

Doctors Without Borders memberitahu bahwa Geo Barents pada Sabtu malam telah menyelamatkan 95 migran lagi, sehingga kapal membawa 296 migran, sedang menunggu izin untuk berlabuh di perairan Malta untuk turun. Enam migran dilaporkan positif COVID-19, tetapi karena kondisi kapal yang padat membuat sulit saling menjaga jarak.

Di Sisilia, Italia pada akhir pekan kapal penyelamat badan amal Jerman Sea-Watch, dengan 406 migran diberikan izin berlabuh. Sea-Watch mengatakan bahwa kapal penyelamat lainnya milik badan amal Spanyol, yang membawa 105 migran harus menunggu penugasan pelabuhan untuk menurunkan penumpanganya empat hari.

Pejabat Palang Merah di kota Roccella Ionica, Italia mengatakan pada hari Minggu ada sekitar 700 migran dalam beberapa hari terakhir berhasil mencapai pantai Calabria, mereka diperkirakan datang dengan kapal yang berangkat dari Turki.

3. Migran yang menyeberang ke Italia pada tahun ini melonjak

Paus Fransiskus Minta UE Tidak Kirim Balik Migran ke LibyaIlustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada hari Rabu Perdana Menteri Italia, Mario Draghi di parlemen mengatakan migran yang datang ke Italia melalui perairan Mediterania di tahun ini meningkat menjadi 50.500 orang, hampir dua kali lipat lebih banyak dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26 ribu, dia memberitahu ada 1.106 orang tewas dalam upaya penyeberangan di tahun ini, dikutip dari DW.

Sepanjang tahun ini ada dilaporkan ada sekitar 3.400 migran telah mencapai Roccella Ionica, berkali-kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan 480 pada tahun 2019.

Melansir dari Associated Press, di Italia dalam beberapa tahun terakhir popularitas partai sayap kanan anti-migran telah meningkat, dengan pemerintah berada dalam tekanan politik domestik yang meningkat untuk menindak imigrasi ilegal. Italia bersama dengan Malta dikecam kelompok hak asasi manusia karena meninggalkan migran di atas kapal penyelamat yang penuh sesak sebelum dibawa berlabuh dengan aman.

Italia dan Malta telah melobi negara-negara mitra UE mereka agar mau menerima migran yang berhasil diselamatkan.

Penjaga pantai Libya, yang dilatih dan diperlengkapi oleh Italia mendapat kritikan dalam menangani para migran di perairan Libya. Migran yang ditahan di pusat-pusat penahanan dilaporkan mengalami tindakan pemukulan, pemerkosaan, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya, serta mengalami kekurangan makanan.

Pada hari Jumat, Doctors Without Borders melalui Twitter menyampaikan awak kapal Geo Barents melihat penjaga pantai Libya membawa migran secara paksa ke fasilitas penahanan yang dituduh terdapat tindakan kekerasan.

Baca Juga: Paus Fransiskus Ajak Umat Kristen Berdoa dan Puasa untuk Afghanistan

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya