Penembakan di Pesta Ulang Tahun di Afrika Selatan, 8 Orang Tewas

Dua korban masih dirawat di rumah sakit

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Afrika Selatan, pada Senin (30/1/2023), mengatakan terjadi penembakan di sebuah rumah di provinsi Eastern Cape, menyebabkan delapan orang tewas. Serangan itu terjadi saat orang-orang sedang berkumpul untuk merayakan pesta ulang tahun.

Polisi masih memburu pelaku dan menyelidiki motif serangan. Pembunuhan merupakan masalah yang sering terjadi di Afrika Selatan yang dilanda kejahatan kekerasan dan penggunaan senjata mematikan yang semakin meluas.

1. Penembakan dilakukan dua orang

Penembakan di Pesta Ulang Tahun di Afrika Selatan, 8 Orang TewasIlustrasi penembakan. (Pexels.com/Skitterphoto)

Melansir Reuters, polisi mengatakan serangan itu dilakukan oleh dua orang bersenjata pada 29 Januari sore di sebuah rumah di Kwazakele, Gqeberha.

"Korban-korban ini dibunuh oleh penjahat, dan kami tidak akan berhenti sampai kami mengetahui apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas serangan kejam dan berdarah dingin ini terhadap para korban yang tidak menaruh curiga ini," kata Nomthetheleli Lillian Mene, komisioner kepolisian Eastern Cape.

Anggota keluarga korban, Chinese Tys, mengatakan saudara laki-lakinya Vusumzi dan Andile Sishuba sedang merayakan ulang tahun Vusumzi ketika mereka ditembak dan dibunuh.

"Sebagai keluarga kami sangat terkejut dan tidak percaya," katanya.

Serangan tersebut juga menyebabkan tiga orang lainnya terluka. Dua orang masih dirawat di rumah sakit, satu lainnya telah dipulangkan.

Baca Juga: Fakta Sejarah Uganda Scheme, Negara Yahudi di Benua Afrika

2. Afrika Selatan salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi

Penembakan di Pesta Ulang Tahun di Afrika Selatan, 8 Orang TewasBendera Afrika Selatan. (Unsplash.com/Den Harrson)

Melansir The Guardian, Afrika Selatan telah lama dirusak oleh tingginya tingkat kekerasan, salah satu dari banyak warisan selama puluhan tahun pemerintahan rezim apartheid rasis yang represif. Kejahatan kekerasan semakin parah dengan pembunuhan bersenjat telah meningkat dari tahun ke tahun selama satu dekade.

Pada Juli 2022, terjadi empat penembakan massal dalam beberapa hari. Dalam insiden paling serius, pria bersenjata menggunakan senapan otomatis dan pistol untuk membunuh 15 orang dan melukai delapan lainnya dalam penembakan massal di sebuah kedai minum di Soweto, Johannesburg pada 10 Juli.

Saksi kunci penembakan itu, di pemukiman informal Nomzamo di lingkungan Orlando East, menghilang minggu lalu dan dikhawatirkan tewas.

Para ahli mengatakan, sebagian besar kematian dalam insiden penembakan akibat pertengkaran pribadi, tapi proporsi pembunuhan yang meningkat adalah ulah dari kelompok main hakim sendiri, jaringan kriminal bermotivasi politik, dan geng terorganisir.

Pada April hingga Juni 2021, ada 5.760 pembunuhan di Afrika Selatan, salah satu tingkat per kapita tertinggi di dunia. Sekitar sepertiga dari kejahatan kekerasan yang dicatat setiap bulan melibatkan senjata api.

3. Ada seruan untuk mereformasi undang-undang senjata

Penembakan di Pesta Ulang Tahun di Afrika Selatan, 8 Orang TewasIlustrasi pistol. (Unsplash.com/steve woods)

Ketidakmampuan pihak berwenang mengatasi masalah kekerasan telah menimbulkan kecaman. Banyak yang mengaitkan kejahatan bersenjata sebagai bagian dari masalah pemerintahan dan supremasi hukum yang jauh lebih luas di Afrika Selatan, yang menderita selama 9 tahun pemerintahan pendahulu Cyril Ramaphosa sebagai presiden, Jacob Zuma.

Kasus penembakan telah menimbulkan perdebatan sengit mengenai reformasi undang-undang senjata di Afrika Selatan. Upaya untuk mengakhiri hak memiliki senjata untuk membela diri mendapat tentangan keras ketika diperdebatkan pada tahun lalu.

Mereka yang menentang penggunaan senjata berpendapat tingginya tingkat kejahatan kekerasan berarti menyangkal hak orang untuk membela diri sama dengan menyangkal hak untuk hidup, keamanan, dan integritas psikologis dan tubuh. Mereka menyerukan kepolisian untuk bekerja lebih baik.

Para pegiat mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim semacam itu dan undang-undang baru akan membantu mengurangi jumlah senjata yang tersedia bagi penjahat dan membuat semua orang lebih aman.

Saat ini, diperkirakan ada sekitar 3 juta senjata yang terdaftar di negara tersebut, meski masih banyak lagi yang tidak terdaftar, menurut kelompok kampanye Gun Free South Africa.

Baca Juga: Asia Selatan dan Afrika Penyumbang Kematian Anak Tertinggi di 2021 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya