Pengusaha Malaysia Penyuap Angkatan Laut AS Ditangkap

AS menjajikan uang untuk yang membantu penangkapan

Jakarta, IDN Times - Leonard Glenn Francis, seorang buronan tahanan rumah Amerika Serikat (AS), ditangkap kembali di Venezuela, Rabu (21/9/2022), setelah kabur dua minggu lalu. Dia ditangkap pihak berwenang Venezuela saat mencoba kabur ke Rusia.

Francis merupakan seorang pengusaha asal Malaysia yang dijuluki "Fat Leonard" dan dikenal atas kejahatannya dalam kasus skandal suap terhadap Angkatan Laut AS, yang merupakan salah satu skandal suap terbesar dalam sejarah militer AS.

1. Melarikan diri

Melansir Associated Press, Francis melarikan diri dari tahanan rumah di San Diego pada 4 September setelah memotong gelang yang dipasang di kaki untuk melacak keberadaannya. Kaburnya Francis membuat pihak berwenang AS meminta penegak hukum di seluruh dunia untuk membantu menangkapnya. AS juga menjajikan hadiah 40 ribu dolar AS (Rp601 juta) bagi pihak yang membantu penangkapan.

Francis diperbolehkan menjadi tahanan rumah karena harus menjalani perawatan medis dan telah bekerja sama dengan penuntut. Dengan bantuannya, jaksa mengamankan 33 dari 34 terdakwa, termasuk lebih dari dua lusin perwira Angkatan Laut.

Pengadilan telah meminta dalam mengawasi Francis sebagai tahanan rumah harus ada penjaga keamanan di lokasi. Pada 2020 rumah itu ditinggalkan tanpa ada yang menjaganya selama hampir tiga jam, saat itu penjaga sedang istirahat makan siang dan Francis meminta maaf kepada hakim atas masalah itu.

Dalam pelarian Francis, petugas yang memeriksa rumah Francis datang sekitar tujuh jam setelah dia melepaskan alat di pergelangan kaki dan tidak menemukan penjaga keamanan di rumah itu. Keterangan itu disampaikan oleh juru bicara Marsekal AS Omar Castillo.

Castillo menyampaikan tetangga memberitahu bahwa melihat truk pengangkut datang dan pergi dari rumah, satu atau dua hari sebelum Francis melarikan diri.

Baca Juga: Rusia Bebaskan 10 Tawanan Perang yang Ditangkap di Ukraina

2. Tindakan suap yang dilakukan

Melansir BBC, kasus pelanggaran yang dilakukan Francis adalah tindakan penyuapan terhadap Angkatan Laut AS. Francis adalah dalang dari skema penyuapan yang luas yang dioperasikan melalui perusahaannya yang berbasis di Singapura yang melayani armada Pasifik Angkatan Laut AS.

Francis telah menyuap militer dengan memberi petugas uang tunai, makanan gourmet, cerutu, minuman keras langka, pesta seks di hotel-hotel mewah, dan menyuap pejabat Angkatan Laut sebesar 500 ribu dolar AS (Rp7,5 miliar) untuk menyalurkan pekerjaan resmi ke galangan kapalnya di Singapura.

Jaksa menyampaikan tindakan Francis menyebabkan perusahaannya membebani Angkatan Laut AS  biaya terlalu tinggi, yaitu hingga 35 juta dolar AS (Rp526,8 miliar).

Pelanggaran itu membuat Francis ditangkap pada 2013 dan dia mengaku bersalah pada 2015. Puluhan perwira AS juga terlibat. Empat telah dihukum sejauh ini dan setidaknya 27 kontraktor dan pejabat lainnya telah mengaku bersalah menerima suap.

3. Belum diketahui kapan Francis akan diekstradisi ke AS

Pengusaha Malaysia Penyuap Angkatan Laut AS DitangkapBendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Paul Weaver)

Francis diketahui berada di Venezuela dengan melakukan perjalanan dari Meksiko denggan singgah di Kuba. Penangkapan Francis terjadi sehari sebelum sidangnya yang dijadwalkan di pengadilan federal di California. Hakim Janis Sammartino dalam sidang itu mengumumkan kepada pengadilan bahwa Francis ditahan di Venezuela dan bahwa surat perintah penahanan tanpa jaminan telah dikeluarkan.

Sammartino menetapkan sidang status 14 Desember untuk Francis dengan peringatan bahwa semua pihak dapat bertemu lebih cepat tergantung pada bagaimana peristiwa itu terjadi. Pada sidang hari Kamis pengacara Francis memberi tahu pengadilan bahwa mereka akan mengajukan mosi yang memutuskan hubungan mereka dengan Francis.

Pihak berwenang Venezuela menyampaikan bahwa Francis akan diserahkan kepada otoritas kehakiman Venezuela untuk memulai proses ekstradisi, tapi belum ada laporan kapan Francis akan diesktradisi ke AS. Venezuela dan AS diketahui memiliki perjanjian ekstradisi, tapi pemerintah AS menghadapi tantangan berat untuk mengembalikan Francis. Hal itu karena hubungan kedua pemerintah yang tidak baik.

Pemerintahan Presiden Joe Biden tidak mengakui pemerintah sosialis Nicolas Maduro. AS tidak memiliki kedutaan besar di Venezuela dan telah menjatuhkan sanksi berat pada negara itu. Kedua negara itu juga jarang melakukan kerja sama penegakan hukum.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya