Penjaga Perbatasan Portugal Dipenjara Atas Kematian Warga Ukraina

Korban dipukuli selama ditahan di bandara

Lisbon, IDN Times -Pada 10 Maret 2020, seperti puluhan ribu orang Ukraina sebelumnya, Ihor Homenyuk, 40 tahun, melakukan perjalanan ke Portugal untuk masuk ke Ukraina mencari pekerjaan. Namun, dia ditolak masuk oleh penjaga perbatasan dan direncanakan akan dideportasi, tapi dua hari kemudian ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Selama ditahan dia dipukul oleh tiga penjaga perbatasan Portugal, yang membuatnya kehilangan nyawa. Karena tindakan tiga penjaga perbatasan yang telah menyalahgunakan wewenangnya, maka mereka bertiga pada hari Senin, 10 Mei menghadapi pengadilan di Lisbon dalam persidangan mereka bertiga dinyatakan bersalah.

1. Hal umum bagi migran masuk ke Portugal tanpa visa

Penjaga Perbatasan Portugal Dipenjara Atas Kematian Warga UkrainaIhor Homenyuk masuk ke portugal tanpa visa yang sah, namun merupakan hal umum bagi migran yang mencari pekerjaan di Portugal masuk tanpa visa. (Unsplash.com/Pascal Meier)

Melansir dari Al Jazeera, Ihor Homenyuk pergi ke Portugal, tampaknya berharap untuk bisa masuk mencari kerja di bawah konvensi UE, yang mengizinkan perjalanan bebas visa warga Ukraina ke negara-negara kawasan Schengen, dia terbang tanpa membwa visa. Puluhan ribu orang Ukraina telah pindah ke Portugal untuk bekerja sejak tahun 1990-an ketika Ukraina berpisah dari dari Uni Soviet. Di Portugal warga Ukraina membentuk salah satu komunitas diaspora terbesar, dengan banyak yang mengambil pekerjaan di bidang konstruksi dan pekerjaan rumah tangga.

Pavlo Sadokha, presiden asosiasi Ukraina di Portugal, mengatakan keputusan awal untuk menolak masuknya Homenyuk ke perbatasan "sangat mengejutkan". Merupakan praktik umum bagi para migran yang mencari pekerjaan atau suaka di Portugal untuk masuk tanpa visa.

Selama persidangan hari Senin terungkap bahwa keputusan untuk menolak masuknya Homenyuk sebagian didasarkan pada wawancara yang dilakukan menggunakan Google Translate, di mana seorang penjaga perbatasan mendengar kata yang "terdengar seperti 'traktor' dalam bahasa Rusia", meskipun Homenyuk berkata dalam bahasa Ukraina, bukan bahasa Rusia.  “Kami pikir (Homenyuk) disalahpahami di sana,” kata Sadokha.

Pengacara yang mewakili keluarga korban, José Gaspar Schwalbach, menyampaikan bawa inspektur yang menolak Homenyuk masuk, dalam hukum portugal tidak bisa dilakukan karena tidak memiliki wewenang. Selama ditahan Homenyuk tidak ditawari panggilan telepon, akses ke pengacara, atau penerjemah berbahasa Ukraina, sehingga dia yang tidak bisa berbahasa Portugis dilaporkan menjadi tertekan saat ditahan dan sempat dirawat di rumah sakit pada hari kedatangannya.

Setelah menolak deportasi keesokan harinya, dia kembali ditahan di bandara, dengan diborgol oleh penjaga yang kemudian menggunakan ikatan plastik dan selotip untuk mengikat lengan dan kakinya. Para saksi menyampaikan melihat Homenyuk berbaring telungkup di kasur di lantai, diborgol dan diikat, dan dengan celana di sekitar lutut, berbau pesing. 

Selama ditahan Homenyuk mendapat perlakukan yang sewenang-wenang dari tiga petugas penjaga perbatasan yang memukulinya. Berdasarkan keterangan dokter yang melakukan otopsi kepada mayat Homenyuk bahwa tubuhnya menderita beberapa patah tulang rusuk dan memar, cedera yang menandakan dia telah dipukul atau ditendang dengan sepatu setidaknya dua kali. Penyebab kematian, kemungkinan adalah sesak napas, akibat kombinasi dari luka-lukanya dan berbaring tengkurap, dengan tangan tertahan di belakang punggung selama berjam-jam.

Baca Juga: Portugal Rayakan Revolusi Anyelir di Tengah Pandemik

2. Pelaku dihukum sembilan dan tujuh tahun penjara

Penjaga Perbatasan Portugal Dipenjara Atas Kematian Warga UkrainaIlustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir dari Reuters, dari foto yang diambil selama otopsi Homeniuk dan dilihat oleh Reuters menunjukkan tubuhnya dipenuhi memar gelap, dari wajah hingga pergelangan kaki, dengan bekas borgol yang dalam di pergelangan tangannya.

Hakim Rui Coelho, menyampaikan kepada petugas yang sekarang akan menjalani tahanan rumah sampai mereka dikirim ke penjara. "Anda, dalam bertindak seperti yang Anda lakukan, mengambil nyawa seseorang dan menghancurkan nyawa Anda. Kematian adalah konsekuensi langsung dari perilaku para terdakwa."

Dua dari mereka, Duarte Laja dan Luís Silva, dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, sementara Bruno Sousa akan menghabiskan tujuh tahun di penjara. Mereka tidak dijatuhi tuduhan pembunuhan karena dianggap tidak berniat membunuh Homeniuk, hakim mengatakan mereka "ingin memukul, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan" pada korban. Pengadilan menyampaikan mereka dinyatakan bersalah karena menyebabkan cedera tubuh yang serius yang akhirnya menyebabkan kematian Homeniuk.

Melansir dari Al Jazeera, pengacara tergugat menyampaikan bahwa Homenyuk kemungkinan menderita epilepsi, menarik diri dari alkohol dan beberapa lukanya adalah hasil dari upaya untuk menyadarkannya. Mereka juga menyatakan bahwa Homenyuk menjadi agresif dalam penahanan. Namun, laporan medis yang diberikan oleh keluarga Homenyuk tidak menyebutkan adanya dugaan epilepsi dan konsumsi alkohol.

Ketika meninggalkan ruang sidang, pengacara tergugat mengatakan bahwa mereka bermaksud untuk mengajukan banding. Namun, menanggapi hukuman tersebut, Schwalbach menyampaikan bahwa, "Keadilan telah ditegakkan. Ini akan menjadi contoh bagi semua petugas yang melakukan tugasnya dengan susah payah setiap hari tetapi tidak dapat menyalahgunakan kekuasaan yang mereka miliki."

3. Portugal akan hentikan layanan perbatasan

Melansir dari BBC, kematian warga Ukraina itu telah menimbulkan protes luas di Portugal, dan seruan dari aktivis hak asasi manusia untuk reformasi guna mengatasi pelanggaran. Merespon peristiwa tragis tersebut pemerintah pada bulan lalu menyampaikan akan menghentikan layanan perbatasan Portugal SEF (Serviço de Estrangeiros e Fronteiras

Perdana Menteri Portugal Antonio Costa menyebut pembunuhan itu tidak termaafkan dan mengejutkan. Pemerintah memberi 850.000 dolar AS (Rp12 miliar) sebagai biaya hidup untuk istri dan anak-anak Homenyuk.

Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan terhadap kemungkinan peran oleh orang lain berpengaruh terhadap kematian, seperti penjaga keamanan swasta yang bekerja untuk perusahaan Prestibel, yang hadir atau berpartisipasi secara aktif dalam penahanan Homenyuk beberapa jam menjelang kematiannya.

Hakim menyebut pernyataan saksi yang dibuat selama perjalanan sebagai "jelas-jelas mengelak dan kontradiktif" dan tersangka yang dia rekomendasikan harus diselidiki lebih lanjut oleh Kejaksaan. “Ada banyak orang yang tahu apa yang terjadi dan tidak melakukan apa-apa (termasuk) semua yang meninggalkan Ihor terikat seperti paket, dan mereka yang meminta tiga agen SEF untuk masuk ke ruangan tempat Homenyuk ditahan, dan kemudian tidak melakukan apa-apa."

Menurut keterangan inspektur SEF dan satpam swasta yang memberikan kesaksian selama persidangan, praktik penahanan yang dilakukan kepada Homenyuk bukan hal yang aneh di fasilitas penahanan bandara.

Baca Juga: Spanyol Perpanjang Penutupan Perbatasan Portugal

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya