Plymouth Peringati Pembunuhan Sadis Davinson, Tembak Ibunya Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Upacara sipil diadakan di Plymouth, Inggris pada Jumat (12/8/2022). Upacara itu untuk memperingati peristiwa penembakan massal yang menewaskan lima orang tahun lalu.
Pelaku penembakan ini adalah Jake Davison. Pria 22 tahun itu membunuh ibunya, Maxine Davison dan empat orang lainnya, yaitu Stephen Washington, Kate Shepherd, Lee Martyn, dan Sophie Martyn yang masih tiga tahun.
Lee dan Sophie merupakan ayah dan anak. Pelaku juga melukai dua orang lainnya dan setelah itu melakukan bunuh diri.
1. Upacara peringatan di gereja
Melansir BBC, upacara peringatan kebaktian di Gereja dipimpin oleh Pendeta Joe Dent dari Gereja St Andrew. Sebelum kebaktian diadakan, pendeta menyampaikan meski kejadian berlangsung setahun silam, namun rasa ngeri dan terkejut masih tersisa.
"Kami telah berkumpul untuk mengingat orang yang kami cintai, untuk mengungkapkan kesedihan kami, untuk berdoa bagi mereka yang rumahnya telah digelapkan oleh kehilangan, dan mereka yang hidupnya telah terpengaruh oleh cedera dan trauma," kata Dent selama upacara.
Pendeta Jon Devereux, vikaris di Gereja St Mark di Ford, mengatakan sejak penembakan massal itu, komunitas telah bersatu dan menunjukkan tekad yang baru.
"Kami sudah berada dalam komunitas yang sangat erat, setelah ini tampaknya ada tekad baru untuk bersatu sebagai komunitas untuk mendukung satu sama lain, untuk memeriksa satu sama lain, dan untuk menjamin orang-orang diperhatikan," ujar Devereux.
Baca Juga: 8 Wilayah Inggris Kekeringan, Warga Dilarang Cuci Mobil Pakai Air!
2. Pejabat ikut memperingati
Editor’s picks
Mereka yang hadir dalam acara termasuk Shaun Sawyer selaku Kepala Polisi Devon dan Cornwall, Alison Hernandez selaku Komisaris Polisi dan Kejahatan, Luke Pollard dari parlemen lokal, dan Wali Kota Plymouth Sue Dann.
"Hari ini adalah waktu untuk memikirkan keluarga-keluarga yang paling banyak kehilangan dan bagaimana hidup mereka hancur dengan cara yang tidak pernah mereka duga sebelumnya, dan tentu saja tidak pernah mereka pilih," kata Dann.
"Bagi mereka, waktu mungkin tidak akan pernah menyembuhkan luka dan rasa sakit, yang kami doakan semoga suatu hari bisa berkurang. Kota akan selalu mengingat hari yang mengejutkan itu karena terus menawarkan bantuan kepada mereka yang tinggal di dalam dan sekitar Keyham," tambahnya.
Selain upacara di gereja, peringatan insiden itu juga dilakukan di North Down Crescent Park di Keyham.
Sebagai penghormatan kepada para korban dari hari Jumat hingga Minggu, karya seni yang dirancang oleh kaum muda di Keyham akan diproyeksikan ke Menara Smeaton dan Teater Royal Plymouth.
3. Pelaku diberi lisensi penggunaan senjata oleh polisi
Melansir The Independent, penembakan yang dilakukan Davison terjadi beberapa minggu setelah kepolisian di Devon dan Cornwall memberikan kembali pelaku lisensi senjata.
Kantor Independen untuk Perilaku Polisi (IOPC) saat ini sedang menyelidiki, bagaimana kepolisian menyetujui permohonannya dan mengembalikan lisensi ke pelaku.
Saat ini, lisensi senjata di Inggris akan diberikan setelah memeriksa riwayat medis seseorang. Davison diketahui memiliki masalah kesehatan mental selama pembatasan sosial virus corona di Inggris.
Dalam media sosialnya, pelaku diketahui memiliki obsesi pada budaya incel atau involuntary celibacy, yang telah dikaitkan dengan tindakan kekerasan. Davison juga diketahui memiki minat terhadap senjata.
Ibunya diketahui telah melaporkan Davison pada November 2016 ke program Pencegahan kontra terorisme, yang bertujuan untuk menghentikan orang menjadi teroris, beberapa bulan sebelum dia mengajukan permohonan untuk lisensi senjata.
Baca Juga: Asal Usul Istilah Polisi Tidur, Ternyata Diimpor dari Inggris
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.