Prancis akan Jadi Tuan Rumah Pembahasan Krisis Lebanon

Pengangguran di Lebanon capai 35 persen

Paris, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Prancis pada hari Jumat (16/7/2021) mengumumkan bahwa Prancis akan menjadi tuan rumah konferensi internasional yang membahas krisis Lebanon. Acara itu akan dilaksanakan pada 4 Agustus yang bertepatan dengan peringatan pertama ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut yang menewaskan sekitar 200 orang.

1. Prancis sebelumnya telah menjadi tuan rumah pertolongan pertama ledakan Beirut

Dilansir Times of India, konferensi ini mendapatkan dukungan dari PBB yang dilakukan untuk menanggapi kebutuhan Lebanon yang sedang dilanda krisisis yang terus memburuk. Macron sebelumnya telah menjadi menjadi tuan rumah pertolongan pertama setelah ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.

Ledakan itu menghancurkan ibu kota Lebanon, Macron telah berjanji akan mengumpulkan sekitar 250 juta euro (Rp4,2 triliun) untuk Lebanon. Macron telah menyatakan kekecewaanya berulang kali karena kegagalan para pemimpin Lebanon untuk menghadapi krisis politik dan ekonomi yang terjadi jauh sebelum ledakan.

Pengumuman Prancis ini datang setelah kegagalan Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk Saad untuk membentuk pemerintahan baru. Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, "menegaskan kebuntuan politik yang para pemimpin Lebanon sengaja terus berlanjut selama berbulan-bulan, bahkan ketika Lebanon tenggelam dalam krisis ekonomi dan sosial yang belum pernah terjadi."

Komunitas internasional sebelumnya telah menjanjikan bantuan dana dalam bantuan kemanusiaan sejak ledakan Beirut tahun lalu, tetapi bantuan yang akan datang itu tergantung pada pemasangan pemerintah yang mampu mengatasi korupsi.

Bahkan ketika tekanan internasional yang dipimpin oleh Prancis meningkat, dengan Uni Eropa mengancam sanksi terhadap para pemimpin Lebanon perselisihan politik di Lebanon terus berlanjut.

2. Pertengkaran politik Lebanon

Prancis akan Jadi Tuan Rumah Pembahasan Krisis LebanonBendera Lebanon. (Pexels.com/Jo Kassis)

Baca Juga: Prancis Kembali Denda Google Soal Hak Cipta Berita

Dilansir France 24, Lebanon telah berencana membentuk pemerintahan baru, tapi sekarang harus kandas setelah Hariri pada hari Kamis menyerah mengenai susunan kabinet setelah sembilan bulan berunding dengan Presiden Michel Aoun.

Hariri mengatakan bahwa dia tidak bisa membentuk pemerintahan sesuai keinginan Aoun. Dia telah menuduh Presiden Aoun mencari bagian dalam pemerintahan yang akan menghalangi pendukungnya meraih sepertiga kursi, secara efektif veto pengambilan keputusan, tuduhan yang dibantah presiden.

Kini Aoun harus meminta parlemen untuk memilih perdana menteri baru, yang akan ditugaskan untuk menyusun kabinet lain, yang pada gilirannya harus disetujui oleh faksi-faksi politik lainnya.

Kisruh politik saat ini membawa proses politik kembali ke titik awal, pemerintah telah diingatkan bahwa Lebanon sedang menghadapi risiko yang jelas dari penyimpangan selama berbulan-bulan, penundaan yang tidak dapat ditanggung oleh negara itu.

Saat ini kursi kabinet dan parlemen didistribusikan menurut agama, keluarnya Harri akan semakin memperumit negosiasi, karena Hariri secara luas dipandang sebagai perwakilan penting dari Muslim Sunni, sedangkan presiden adalah seorang Kristen Maronit dan ketua parlemen seorang Muslim Syiah.

Hariri adalah kandidat kedua yang gagal membentuk pemerintahan dalam waktu kurang dari setahun. Mustapha Adib, seorang diplomat yang relatif tidak dikenal sebelumnya telah gagal. Kandidat pengganti Hariri dilaporkan adalah mantan perdana menteri Najib Mikati dan seorang Muslim Sunni, tapi Hariri telah mengatakan dia tidak akan mendukung pencalonan Mikati.

3. Ekonomi Lebanon terus memburuk

Prancis akan Jadi Tuan Rumah Pembahasan Krisis LebanonPotret kota Beirut ibu kota dari Lebanon. (Pexels.com/Jo Kassis)

Dilansir Al Jazeera, pengumuman Hariri yang gagal membentuk kabinet membuat pendukungnya dan partainya Gerakan Masa Depan memblokir jalan dengan membakar ban dan tempat sampah di beberapa daerah sekitar Beirut. Beberapa lusin pengunjuk rasa di Sports City Beirut bentrok dengan tentara, yang memakai perlengkapan anti huru hara dan menembakkan karet.

Jalan raya utama di selatan ibu kota juga menjadi sasaran para demonstran. Jalan di utara kota Tripoli dan di selatan kota Sour juga diblokir.

Lebanon telah menghadapi krisis ekonomi yang berat dengan tingkat pengangguran negara yang mencapai 35 persen, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 40 persen, sementara mata uang lokal telah kehilangan sekitar 95 persen nilainya dalam hampir dua tahun, secara efektif menguapkan tabungan ratusan ribu keluarga. Setidaknya setengah dari populasi telah jatuh ke dalam kemiskinan, sementara inflasi makanan mencapai lebih dari 400 persen.

Setelah mundurnya Hariri ekonomi semakin terpuruk dengan nilai pound Lebanon anjlok mencapai titik terendah baru sepanjang masa melebihi 21 ribu (Rp201 ribu) terhadap dolar AS.

Baca Juga: Perdana Menteri Lebanon Mundur di Tengah Krisis Politik

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya