Prancis Jual 30 Jet Tempur Rafale ke Mesir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paris, IDN Times - Prancis dikabarkan telah setuju untuk menjual 30 jet tempur Rafale seharga 3,75 miliar euro (Rp65 triliun) ke Mesir. Kesepakatan itu telah dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Mesir pada Senin, 3 Mei.
Kesepakatan baru ini melanjutkan bisnis penjualan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Prancis ke Mesir. Negara dari Eropa itu merupakan pemasok senjata utama ke Mesir dari 2013-2017.
1. Kesepakatan terjalin pada bulan April
Melansir dari Reuters, kesepakatan itu dikabarkan situs berita Prancis Disclose, disetujui pada akhir April dan kesepakatan dapat ditandatangani pada Selasa, 4 Mei ketika delegasi Mesir tiba di Paris. Kesepakatan ini akan menjadi dorongan lebih lanjut untuk pesawat tempur buatan Dassault. Kesepakatan Mesir juga dilaporkan mencakup kontrak untuk penyedia rudal MBDA dan penyedia peralatan Safran Electronics & Defense (SAF.PA) yang bernilai 200 juta euro (Rp3 trilun).
Kementerian keuangan, luar negeri, dan angkatan bersenjata Prancis tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar mengenai penjualan jet tersebut.
Berdasarkan keterangan Kementerian pertahanan Mesir pembayaran pemebelian 30 jet tersebut akan melalui pinjaman yang akan dibayar kembali selama setidaknya 10 tahun, tetapi tidak mengungkapkan nilai kesepakatan atau rincian lebih lanjut.
Pembiayaan untuk kesepakatan itu dikabarkan akan sampai 85 persen dijamin oleh Perancis dengan BNP Paribas SA, Credit Agricole, Societe Generale, dan CIC, yang mendanai kesepakatan awal. Bank-bank tersebut tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai keteranganya.
2. Kesepakatan pembelian dikecam kelompok HAM
Editor’s picks
Baca Juga: Israel Berencana Tambah Pesawat Jet Tempur F-35
Melansir dari DW, kesepakatan Prancis dan Mesir itu dikecam oleh kelompok pembela HAM. Benedicte Jeannerod, direktur Human Rights Watch (HRW) Prancis mengecam pembelian jet tersebut.
"Dengan menandatangani kontrak mega-senjata dengan pemerintah El-Sissi sementara yang terakhir memimpin penindasan terburuk dalam beberapa dekade di Mesir, pemberantasan komunitas hak asasi manusia di negara, dan melakukan pelanggaran yang sangat serius dengan dalih perang melawan terorisme, Prancis hanya mendorong penindasan yang kejam ini."
Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat marah para pendukung hak asasi tahun lalu dengan memberikan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sissi penghargaan Salib Agung Legiun Kehormatan, penghargaan tertinggi Prancis, dia tidak mengangkat masalah sekitar 60.000 tahanan politik di Mesir.
Selain itu, Macron mengatakan dia tidak akan membuat penjualan peralatan militer bergantung pada hak asasi manusia. Dia berpendapat bahwa hal itu akan menahan Mesir dalam perang melawan terorisme regional, terutama di negara tetangga Libya dalam melawan kelompok-kelompok jihadis di Mesir.
3. Mesir adalah negara pertama yang membeli jet Rafale
Melansir dari The News International, Prancis telah menganggap Mesir sebagai klien utama industri pertahanannya. Mesir adalah negara yang pertama kali membeli jet Rafale pada 2015, membeli 24 jet tempur.
Kemudian jet Rafale buatan Dassault ini juga dibeli oleh Qatar, India, dan Yunani terbaru, yang membeli 18 jet Rafale seharga 25 miliar euro (Rp 43 triliun). Jet tempur tersebut menjadi salah satu kesuksesan utama industri pertahanan Prancis.
Mesir dan Prancis telah menikmati hubungan yang semakin dekat di bawah pemerintahan sekuler mantan jenderal angkatan darat El-Sissi, dengan kepentingan yang sama di Timur Tengah dan kecurigaan yang sama terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Baca Juga: Tiongkok Kembali Kirim Pesawat Tempur dan Pembom ke Perbatasan Taiwan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.