Pria yang Dituduh Dalang Terorisme Air India Tewas Tertembak di Kanada

Korban tewas di tempat kejadian

Jakarta, IDN Times - Ripudaman Singh Malik, satu dari dua orang yang dibebaskan dari tuduhan pemboman teroris Air India pada 1985, dilaporkan tewas tertembak di kota Surrey, British Columbia, Kanada pada Kamis (14/7/2022).

Keluarga telah membenarkan bahwa Malik tewas ditembak pada Kamis di depan lokasi bisnis pakaiannya, tapi polisi belum mengumumkan indentitas korban.

1. Belum ada penangkapan

Pria yang Dituduh Dalang Terorisme Air India Tewas Tertembak di KanadaIlustrasi Borgol (IDN Times/Mardya Shakti)

Seorang saksi menyampaikan, dia mendengar ada tiga tembakan dan kemudian melihat Malik yang berdarah di leher ditarik keluar dari mobil Tesla merahnya. Saksi kedua dalam keterangannya membenarkan bahwa korban merupakan Malik.

Kepolisian menyampaikan, seorang pria telah ditembak pada sekitar pukul 09:30 dan meninggal di tempat kejadian.

"Pria itu diberikan pertolongan pertama oleh petugas yang hadir sampai layanan kesehatan darurat mengambil alih perawatannya. Pria yang terluka meninggal karena luka-lukanya di tempat kejadian," kata petugas polisi bernama Sarbjit Sangha, dilansir dari The Guardian.

Sekitar 2 kilometer dari lokasi penembakan, polisi menemukan sebuah kendaraan terbakar yang diyakini sebagai kendaraan milik pelaku untuk melarikan diri. Belum ada penangkapan yang dilakukan polisi atas kejadian ini.

Baca Juga: 5 Fakta Hutan Boreal Kanada, Ekosistem Hutan Utuh Terbesar di Dunia!

2. Tuduhan pengeboman

Pria yang Dituduh Dalang Terorisme Air India Tewas Tertembak di KanadaIlustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir CBC, dalam serangan bom itu, jaksa penuntut Kanada meyakini aksi didalangi oleh ekstremis Sikh di British Columbia sebagai pembalasan atas serangan tentara India di Kuil Emas di Amritsar, tempat suci bagi Sikh. Peristiwa yang menewaskan ratusan peziarah Sikh itu terjadi satu tahun sebelum pengeboman. 

Penyelidikan pihak berwenang membuat Malik dan Ajaib Singh Bagri dituntut, tapi dibebaskan pada 16 Maret 2005 setelah persidangan selama dua tahun. Keduanya dibebaskan karena saksi kunci yang diajukan dianggap bias dan tidak bisa diandalkan.

"Ratusan pria, wanita, dan anak-anak ini sepenuhnya merupakan korban tak berdosa dari tindakan terorisme yang kejam yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah penerbangan. Keadilan tidak tercapai, bagaimanapun, jika orang dihukum atas sesuatu yang kurang dari standar pembuktian yang diperlukan tanpa keraguan," bunyi putusan pengadilan pada 2005.

Setelah bebas, Malik menggugat pemerintah Kanada untuk membayar ganti rugi sebesar 9,2 juta dolar Kanada (Rp105,3 miliar). Gugatan ini dilakukan karena Malik mengklaim bahwa tuduhan terhadapnya tidak memiliki bukti, tapi tetap dilakukan karena adanya tuntutan dari publik. Namun, hakim Mahkamah Agung British Columbia menolak gugatan Malik pada Juli 2012. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Malik diketahui menjabat sebagai ketua di Khalsa School dan mengelola dua sekolah swasta di Surrey dan Vancouver. Dia juga menjabat sebagai presiden Khalsa Credit Union yang berbasis di Vancouver, yang memiliki lebih dari 16 ribu anggota.

3. Pengeboman Air India

Pria yang Dituduh Dalang Terorisme Air India Tewas Tertembak di KanadaIlustrasi Bom (Teroris) (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir CBC, penyelidikan lainnya menyimpulkan bahwa Talwinder Singh Parmar, yang tewas ditembak pada 1992 oleh polisi di India, adalah dalang di balik serangan tersebut. Tersangka lain, Hardial Singh Johal, meninggal pada November 2002.

Hanya ada satu orang yang dihukum dalam kasus pengeboman ini, yaitu Inderjit Singh Reyat, yang dihukum 30 tahun penjara karena berbohong selama persidangan dan karena membantu membuat bom di rumahnya. Reyat telah dibebaskan pada pada 2016.

Pengeboman pada 1985 menewaskan 331 orang. Serangan ini terjadi di dua tempat, yang pertama dalam pesawat Air India Penerbangan 182, menewaskan 329 orang setelah pesawat meledak di atas Samudra Atlantik pada 23 Juni 1985. Bom kedua menyasar penerbangan terpisah yang meledak di bandara Tokyo, menewaskan dua petugas bagasi.

Dalam serangan itu, ada sekitar 280 korban warga Kanada tewas, termasuk 86 anak-anak, sebagian besar korban berasal dari wilayah Toronto dan Vancouver. Kedua serangan yang menargetkan Air India itu merupakan pembunuhan massal terburuk dalam sejarah Kanada.

Baca Juga: Jutaan Warga Kanada Kesulitan Akses Internet

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya