Putin: Vaksin Sputnik Efektif Seperti 'Senapan Kalashnikov'

Rusia menyiapkan versi dosis tunggal vaksin Sputnik

Moskow, IDN Times - Presiden Rusia pada hari Kamis, 6 Mei dalam sebuah konferensi video dengan Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova, menyampaikan bahwa vaksin Sputnik buatan Rusia "dapat diandalkan seperti senapan serbu Kalashnikov", merupakan senjata buatan Mikhail Kalashnikov pada era Uni Soviet, yang tetap populer dan banyak digunakan hingga saat ini.

Pada hari Kamis, Putin juga menyampaikan keraguannya mengenai vaksin Moderna yang disebut sebagai vaksin COVID-19 terbaik di dunia.

1. Pernyataan Putin merujuk pada pernyataan pakar Austria

Putin: Vaksin Sputnik Efektif Seperti 'Senapan Kalashnikov'Pernyataan Putin yang menyampaikan vaksin Sputnik dapat diandalkan seperti senapan Kalashnikov, dia mengutip komentar pakar Austria, Florian Thalhammer. Sumber:twitter.com/President of Russia

Melansir dari RT, dalam konferensi video Putin menyampaikan bahwa vaksin virus corona Rusia sesederhana dan dapat diandalkan seperti senapan Kalashnikov, yang disampaikan sesaat sebelun Kementerian Kesehatan mendaftarkan versi dosis tunggal  dari vaksin Sputnik V, yang disebut Sputnik Light.

Berbicara dalam konferensi video dengan Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova pada hari Kamis, Putin mengatakan bahwa vaksin Rusia didasarkan pada teknologi teruji yang juga modern, andal, dan aman. "Seandal senapan serbu Kalashnikov."

Putin menyampaikan bahwa pernyataanya merujuk pada pernyataan salah satu pakar Eropa. Sepertinya Putin merujuk apa yang disampaikan oleh ketua Masyarakat Austria untuk Penyakit Menular dan Pengobatan Tropis, Profesor Florian Thalhammer, yang merupakan spesialis penyakit menular terkemuka dari Medical University of Vienna, dia pada bulan Februari mengatakan Sputnik V sesederhana, dapat diandalkan, dan efektif seperti senapan Kalashnikov.

2. Efektivitas vaksin Sputnik

Baca Juga: Brazil Tolak Vaksin Sputnik V dari Rusia

Melansir dari RT, vaksin Sputnik Light merupakan versi dosis tunggal dari vaksin virus corona pertama di dunia, Sputnik V, yang didaftarkan Rusia Agustus lalu. Vaksin buatan Gamaleya Institute ini telah terdaftar di lebih dari 60 negara. Pada bulan Februari, jurnal medis Lancet menerbitkan data dari Gamaleya Institute, yang mengembangkan vaksin tersebut, yang menunjukkan bahwa vaksin itu efektif 91,6 persen.

Versi dua dosis suntikan sekarang telah disahkan di banyak negara lain di dunia, tapi Rusia ingin mengembangkan yang satu dosis.

Vaksin Sputnik V bekerja dengan cara yang mirip dengan vaksin lain yang dikembangkan oleh Oxford/ AstraZeneca dan Janssen/Johnson & Johnson. Vaksin buatan Rusia ini menggunakan virus tipe dingin, yang direkayasa agar tidak berbahaya, sebagai pembawa untuk mengirimkan sebagian kecil virus corona ke tubuh.
 
Kritik terhadap pemerintahan Putin skeptis ketika vaksin itu diberi persetujuan peraturan yang cepat di Moskow tahun lalu, tetapi uji coba tahap akhir telah menunjukkan bahwa vaksin itu menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap COVID-19. Dalam siaran pers, pembuat vaksin Sputnik V menyampaikan bahwa satu dosis telah menunjukkan kemanjuran 79,4 persen selama peluncuran penggunaan di Rusia.

"Resimen dosis tunggal memungkinkan imunisasi lebih banyak orang dalam kerangka waktu yang lebih pendek, melanjutkan perang melawan pandemi selama fase akut."

3. Putin enggan mengakui vaksin Moderna sebagai yang terbaik di dunia

Melansir dari The Moscow Times, pada hari Rabu vaksin buatan Moderna perusahaan farmasi AS  dinobatkan sebagai vaksin COVID-19 terbaik di dunia pada Kongres Vaksin Dunia tahunan. Namun, Ilmuwan Rusia dan Presiden Putin mengajukan keberatan pada hari Kamis. Putin dalam konferensi video, mempertanyakan pemilihan kongres itu sebagai prematur.

“Saya memahami bahwa pasar dunia telah memutuskan untuk mendukung vaksin Amerika Moderna, yang bersaing secara agresif dengan perusahaan Amerika-Eropa lainnya, Pfizer. Rekan kami di luar negeri mengatakan bahwa ini akan menjadi obat yang benar-benar inovatif dan sangat modern. Namun, apakah ini benar-benar akan menjadi kasusnya hanya akan menjadi jelas 10 tahun setelah penerapan dan analisis hasil."

Putin yang sangat mendukung vaksin Sputnik V sejak otorisasi di Rusia musim panas lalu, membandingkan teknologi pengantar RNA Moderna yang sebelumnya belum terbukti dengan "teknologi dan platform yang telah digunakan selama beberapa dekade" seperti teknologi vektor adenovirus yang digunakan Sputnik V.

Alexander Gintsburg, yang mengepalai pusat penelitian Gamaleya Institute yang mengembangkan vaksin Sputnik V Rusia, menyebut keputusan Kongres Vaksin Dunia itu aneh.

"Saya dapat mengatakan bahwa sama sekali tidak jelas bagaimana semua ini dievaluasi, mengingat tingkat kematian yang tinggi dari vaksin mRNA. Saya tidak jelas atas dasar apa dan pada kriteria tidak bias apa hal ini didasarkan."

Baca Juga: Austria Negosiasi Datangkan 1 Juta Dosis Vaksin Sputnik V

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya