Ratusan Ribu Orang Polandia Melakukan Unjuk Rasa Hak Aborsi

Aksi penolakan peraturan aborsi legal di Polandia

Warsawa, IDN Times - Pengesahan aturan pelarangan aborsi di Polandia memicu ratusan ribu warga berunjuk rasa di Warsawa pada Jumat (29/10). Mengutip Reuters, aborsi legal boleh dilakukan bila kehamilan akibat pemerkosaan, inses atau ancaman terhadap kesehatan mereka.

Karena peraturan baru tersebut protes di Polandia terjadi di berbagai kota sejak 22 Oktober. Pada Jumat tanggal 30 Oktober terjadi aksi besar-besar di Warsawa ibu kota Polandia. Menurut Walikota Warsawa, Rafal Trzaskowski mengatakan lebih dari 100 ribu orang hadir, sementara penyelenggara protes menyebutkan jumlahnya 150 ribu orang, melansir dari CNN.

1. Pemerintah melunak dalam peraturan aborsi

Ratusan Ribu Orang Polandia Melakukan Unjuk Rasa Hak AborsiIlustrasi foto bayi. Sumber: unsplash.com/ Christian Bowen

Munculnya berbagai protes membuat Presiden Polandia, Andrzej Duda melunak dan membuat rancangan undang-undang baru sebelum unjuk rasa ratusan ribu orang di Warsawa yang menambahkan bahwa aborsi legal, bila bayi yang akan lahir memiliki cacat yang mematikan dan akan membuat bayi tidak bisa hidup lama, melansir dari The Guardian.

Dikuti dari CNN, berikut pernyataan Andrez Duda terkait rancangan penambahan peratutan aborsi legal.

"Hasil tes prenatal atau indikasi medis lainnya, yang mengindikasikan kemungkinan besar anak tersebut akan terlahir lalu meninggal atau dibebani dengan penyakit atau cacat, yang tidak dapat disembuhkan dan akan menyebabkan kematian anak secara langsung dan tak terelakkan," kata Duda.

"Ini adalah situasi yang sangat peka dan tidak mengenakan untuk setiap ibu, untuk setiap orang tua. Untuk kasus cacat mematikan, kematian anak tidak bisa dihindari. Karena itu, perlindungan hidupnya di luar kemampuan manusia," tambahnya.

2. Partai Hukum dan Keadilan (PiS) sasaran kemarahan demonstran

Ratusan Ribu Orang Polandia Melakukan Unjuk Rasa Hak AborsiIlustrasi foto demonstran. Sumber: unsplash.com/ Lennon Cheng

Peraturan aborsi legal yang disahkan MK Polandia, 22 Oktober membuat masyarakat meluapkan kemarahannya pada penguasa saat ini yaitu Partai Hukum dan Keadilan (PiS). Pemipin Pis, Jaroslaw Kaczynski, pemimpin sayap kanan yang berkuasa yang dianggap masyarakat sebagai pembuat keputusan de facto di Polandia. PiS dianggap banyak menanam nilai-nilai tradisional Polandia dan Katolik, serta menjauhkan masyarakat dari pandangan liberal barat, termasuk tentang LGBT.

Menurut laporan Reuters, anggota sayap kanan yang setuju peraturan ini hadir tertangkap dalam TV bahwa mereka bentrok dengan polisi untuk menjauhkan satu kelompok dari para pengunjuk rasa. Marta Lempart ketua dari gerakan hak aborsi Polandia mengatakan kepada para aktivis untuk melaporkan serangan, ancaman atau denda yang mungkin mereka terima. "Kami tidak melakukan kesalahan dengan memprotes dan turun ke jalan," kata Lempart dalam konferensi pers.

Gereja Katolik yang dituding sebagai sekutu pemerintah mengungkapkan meskipun tidak setuju dengan aborsi, tidak ada desakan ke pemerintah atau pengadilan untuk melakukan pembatasan, melansir dari Reuters.

Baca Juga: COVID-19, Lonceng Bahaya bagi Perempuan yang Ingin Aborsi Aman

3. Pemerintah meminta para pengunjuk rasa lebih mementingkan kesehatan

Ratusan Ribu Orang Polandia Melakukan Unjuk Rasa Hak AborsiIlustrasi foto para demonstran. Sumber: unsplash.com/ Max Bender

Dalam situasi pandemi virus corona saat ini pemerintah Polandia melarang perkumpulan lebih dari lima orang, namun keputusan pemerintah justru membuat aksi besar-besaran terjadi dalam sepekan terakhir. Di hari rabu diperkirakan ada sekitar 430 ribu orang menghadiri lebih dari 400 demonstrasi di berbagai wilayah Polandia.

Menteri Kesehatan Polandia yaitu Adam Niedzielski membuat perbandingan antara protes Polandia dan gerakan Black Lives Matter  dalam melawan kebrutalan polisi, dengan mengatakan demonstrasi di seluruh Amerika Serikat menyebabkan "eskalasi" pandemi, tapi menurut pakar kesehatan masyarakat menyebutkan belum ada bukti pasti bahwa aksi tersebut menyebabkan penyebaran virus dalam skala besar, dilansir dari Reuters.

Di hari Jumat dilaporkan bahwa Polandia mengalami peningkatan rekor harian lebih dari 21.000 kasus virus corona, menurut laporan Reuters.

Baca Juga: 7 Fakta Sejarah tentang Aborsi dan Kontrasepsi yang Harus Kamu Ketahui

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya