Rusia Keluar Dari Perjanjian Open Skies karena AS-NATO

Perjanjian New START juga terancam kacau

Moskow, IDN Times - Rusia pada Jumat, 15 Januari mengumumkan akan menarik diri dari Perjanjian Open Skies. Tindakan Rusia ini mengikuti jejak AS yang telah resmi keluar pada November tahun lalu. Rusia telah menyampaikan pihaknya berencana untuk menarik diri dari kontrol senjata dan perjanjian verifikasi dalam beberapa hari mendatang.

Keluarnya Rusia dari Perjanjian Open Skies ditentang oleh anggota lainnya, yang tentu ingin Rusia tidak melanjutkan rencananya untuk keluar dan AS juga telah diminta untuk kembali bergabung. Keluarnya kedua negara tersebut karena tuduhan dari masing-masing negara yang menggangap adanya ketidakadilan.

1. Rusia ingin NATO tidak membagi data intelijen ke AS

Rusia Keluar Dari Perjanjian Open Skies karena AS-NATOIlustrasi pesawat pengintai yang diizinkan memantau aktivitas militer dalam perjanjian Open Skies. Sumber:unplash.com/John Torcasio

Melansir dari France 24, pada hari Jumat, 15 Januari melalui Kementerian Luar Negeri, Rusia mengumumkan berencana keluar dari Perjanjian Open Skies dalam beberapa hari mendatang. Rusia akan keluar dari kesepakatan kontrol dan verifikasi senjata.

Alasan Rusia menarik diri dari perjanjian tersebut karena AS masih menerima informasi dari intelijen yang dikumpulkan oleh negara anggota NATO, yang termasuk anggota perjanjian dan seharusnya mematuhi kesepakatan yang berlaku. Tindakan tersebut tentu tidak disukai Rusia dan telah meminta jaminan dari negara-negara anggota lainnya untuk tidak berbagi informasi intelijen, namun mereka tidak bersedia.

Berikut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia mengenai penarikan dari Perjanjian Open Skies. "Karena kurangnya kemajuan dalam menghilangkan hambatan kelanjutan operasi kontrak di bawah kondisi baru."

Perjanjian Open Skies dilakukan untuk membangun kepercayaan setelah berakhirnya Perang Dingin yang ditandatangani pada 1992 dan mulai berlaku pada 2002. Dalam perjanjian ini negara-negara penandatangan diizinkan untuk mengawasi kekuatan dan kegiaatan militer satu sama lain dengan menggunakan pesawat pengintai dan dalam jumlah batasan tertentu. 

Untuk keluar dari perjanjian, sebelumnya negara anggota harus memberikan pemberitahuan kepada negara anggota lainnya dan memiliki waktu selama enam bulan untuk meyelesaikannya.

2. AS menuduh Rusia melanggar perjanjian

Rusia Keluar Dari Perjanjian Open Skies karena AS-NATOAS resmi keluar dari perjanjian Open Skies, pada November bulan lalu setelah menganggap Rusia telah melanggar perjanjian.Sumber:unplash.com/John Torcasio

Pada Mei 2020 AS menuduh Rusia telah melanggar perjanjian dan menyelesaikan penarikan pihaknya dari perjanjian pada bulan November. AS keluar dari kesepakatan kontrol dan verifikasi senjata.

Melansir dari Associated Press, Rusia membantah telah melanggar dengan alasan bahwa batasan terbang di atas wilayah Kaliningrad, yang menampung pasukan militer cukup besar sesuai dengan ketentuan perjanjian. Wilayah Kaliningrad paling barat terletak di antara wilayah dua anggota NATO, Lituania dan Polandia. Rusia justru menganggap bahwa pembatasan AS di Alaska justru jauh lebih luas.

Kepala komite urusan luar negeri di majelis rendah parlemen Rusia, Leonid Slutsky telah menyampaikan dalam pidato yang ditayangkan televisi pada hari Jumat, yang menyampaikan Rusia akan meninjau kembali keputusannya untuk mundur, bila AS bersedia untuk kembali menjadi anggota perjanjian tersebut, tetapi mengakui bahwa hal tersebut sulit terwujud.

Melansir dari Daily Mail, Rusia telah memperingatkan bahwa tindakan AS keluar dari perjanjian akan menggangu keamanan global karena akan kesulitan menafsirkan niat negara lain, terutama di tengah ketegangan Rusia-Barat setelah aneksasi Rusia atas Krimea, Ukraina pada 2014.

Uni Eropa telah meminta agar AS kembali dalam perjanjian dan meminta Rusia untuk tidak melanjutkan niatnya dan mencabut batasan penerbagan di Kaliningrad.

Baca Juga: Ukraina Enggan Gunakan Vaksin Rusia 'Sputnik V' Meski Diterima WHO

3. Tahun 2019 Rusia dan AS mengakhiri perjanjian nuklir

Rusia Keluar Dari Perjanjian Open Skies karena AS-NATOFoto Presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev sedang menandatangani Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah, pada 8 Desember 1987. Sumber:twitter.com/Mark Knoller

Melansir dari Associated Press, sebelumnya pada tahun 2019 Rusia dan AS telah mengakhiri Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF). Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1987, yang melarang rudal jelajah dan balistik berbasis darat dengan jangkauan mencapai 500 hingga 5.500 kilometer (310 hingga 3.410 mil), senjata tersebut dianggap sangat tidak stabil karena dalam waktu yang lebih singkat akan mencapai target dibandingkan dengan rudal balistik antarbenua.

New START saat ini menjadi satu-satunya pakta kendali senjata AS-Rusia yang masih berlaku, namun akan berakhir di bulan depan. Mengenai adanya perpanjangan peranjian kedua negara telah melakukan pembahasan, tetapi sejauh ini belum mencapai kesepakatan.

Perjanjian News START ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Dalam perjanjian itu kedua negara tidak dibatasi memiliki hulu ledak nuklir yang dikerahkan tidak lebih dari 1.550 dan membatasi tidak lebih dari 700 rudal dan pembom yang dikerahkan.

Melansir dari Daily Mail, tampaknya AS akan berusahanl memperpanjang masa perjanjian New START. Joe Biden presiden AS yang akan dilantik beberapa hari ke depan telah menyampaikan ia ingin memperbarui perjanjian New START.

Rusia dan AS telah diperingatkan bahwa berakhirnya perjanjian akan menghapus pemeriksaan apa pun terhadap pasukan nuklir AS dan Rusia, yang akan menganggu stabilitas global.

Baca Juga: Longsor Salju di Resor Ski Arktik Rusia, 3 Orang Tewas

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya