Spanyol Pangkas Tagihan Energi yang Melonjak

Keuntungan pembangkit listrik akan dipotong

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Spanyol pada hari Selasa (14/9/2021) menyetujui penerapan langkah-langkah darurat untuk mengatasi tagihan energi yang melonjak. Dalam mengatasi tagihan listrik yang meningkat drastis selama berminggu-minggu, Spanyol akan membatasi harga gas dan mengalihkan keuntungan perusahaan energi kembali kepada konsumen.

1. Pajak listrik akan diturunkan

Spanyol Pangkas Tagihan Energi yang MelonjakIlustrasi listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada hari Senin harga listrik untuk megawatt per jam telah mencapai 154,16 euro (Rp2,5 juta), kenaikan kembali terjadi pada hari Selasa harga mencapai 172,78 euro (Rp2,8 juta), tertinggi yang pernah tercatat. Menurut Lembaga Statistik Nasional tagihan listrik tumbuh 7,8 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, dan 34,9 persen dari Agustus tahun lalu.

Melansir dari El Pais, kenaikan ini membuat pemerintah Spanyol mengambil tindakan, dengan menurunkan tarif pajak listrik saat ini dari 5,1 persen menjadi 0,5 persen. Pajak ini dipungut oleh negara dan dikirim ke pemerintah daerah. Pemotongan pajak ini membuat pemerintah pusat harus memberikan kompenasasi kepada pemerintah daerah yang pendapatannya berkurang.

Sebelumnya pemerintah telah mengurangi pajak pertambahan nilai pada tagihan listrik dari 21 persen menjadi 10 persen untuk konsumen pengguna 10 kilowatt, yang biaya bulanan megawatt per jam rata-ratanya melebihi 45 euro (Rp756 ribu). Pemerintah juga menangguhkan pajak untuk pembangkit energi sebesar 7 persen, kedua langkah itu akan diperpanjang hingga akhir tahun.

2. Pemicu kenaikan harga listrik

Baca Juga: Spanyol: Kebakaran Hutan, Ribuan Warga Dievakuasi

Melansir dari El Pais, kenaikan harga listrik ini disebabkan naiknya harga gas internasional yang digunakan dalam pembangkit siklus gabungan, dan harga hak emisi karbon yang naik selama seminggu terakhir, harga emisi saat ini 62 euro (Rp1 juta) per ton.

Pemerintah telah sepakat untuk memangkas keuntungan pembangkit listrik yang tidak terpengaruh harga gas dan yang menggunakan energi terbarukan yang tidak menghasilkan emisi karbon, keduanya telah memperoleh keuntungan dari situasi saat ini.

Melansir dari Reuters, dengan membatasi keuntungan pembangkit listrik pemerintah berharap dapat menyalurkan dana sekitar 2,6 miliar euro (Rp43,8 triliun) keuntungan perusahaan kepada konsumen. Langkah itu disampaikan oleh Menteri Transisi Ekologi
dan Tantangan Demografis Teresa Ribera, dia memberitahu keuntungan akan disalurkan sampai akhir Maret, ketika harga gas alam diperkirakan telah menurun.

Ribera menyampaikan untuk melindungi konsumen yang rentan akibat melonjaknya tagihan energi pemerintah memperpanjang tenggat waktu tagihan listrik sebelum aliran listrik diputus, dari yang sebelumnya empat bulan menjadi 10 bulan.

Kenaikan harga gas alam telah dibatasi oleh pemerintah sekitar 4,4 persen dari perkiraan 28 persen. Untuk membantu konsumen pemerintah juga akan menggunakan tambahan 900 juta euro yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil lelang izin emisi karbon tahun ini untuk digunakan sebagai pengurangan tagihan.

3. Negara Eropa lainnya yang juga menghadapi kenaikan tagihan energi

Melansir dari BBC, kenaikan harga gas dan emisi karbon yang berdampak pada tagihan listrik juga dirasakan beberapa negara Eropa lainnya. Polandia dilaporkan telah mengalami beberapa kenaikan terbesar dalam tagihan energi. Negara Eropa Timur itu masih sangat bergantung terhadap batu bara.

Menurut Menteri Lingkungan Italia, Robert Cingolani negaranya juga mengalami permasalahan serupa. Kenaikan listrik pada kuartal mendatang diperkirakan akan mencapai 40 persen. Untuk membantu konsumen pemerintah telah menyalurkan 1,2 miliar euro (Rp20,1 triliun). Selain itu juga mempertimbangkan perombakan total sistem tagihan.

Yunani juga merasakan dampak tagihan energi yang meningkat. Dalam mengatasi hal ini pemerintah sedang mempertimbangkan pembayaran hanya sekali untuk yang berpenghasilan rendah, serta subsidi bulanan sebesar 9 euro (Rp151 ribu) untuk pengguna 300 kilowatt per jam pertama yang digunakan oleh 70 persen populasi.

Jutaan konsumen listrik di Prancis juga merasakan hal serupa. Pemerintah telah menerapkan hibah energi yang telah menguntungkan enam juta orang dengan rata-rata 150 euro (Rp2,5 juta) per tahun dan Menteri Ekonomi Bruno Le Maire sedang mempertimbangkan apakah skema perlu dilanjutkan.

Regulator energi di Inggris pekan lalu memperingatkan tagihan energi akan meningkat akibat penambahan biaya bahan bakar fosil yang ditambahkan ke dalam pembayaran.

Baca Juga: Kelompok LGBT Spanyol Gelar Protes Terhadap Kekerasan LGBT

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya