Taiwan Undang Dokter China untuk Bantu Rawat Panda yang Sakit

Panda itu mengalami kejang pada akhir Agustus

Jakarta, IDN Times - Pejabat Kebun Binatang Taipei, Taiwan, Jumat (28/10/2022), mengatakan bahwa mereka telah mengundang ahli kedokteran hewan China untuk membantu merawat seeokor panda jantan berusia 18 tahun bernama Tuan Tuan yang sedang dalam kondisi sakit.

Tuan Tuan bersama mitra pengembangbiakannya, Yuan Yuan merupakan panda yang dihadiahkan oleh Beijing pada 2008. Pasangan panda itu telah memiliki dua anak, yang pertama lahir pada 2013 dan diberi nama Yuan Zai dan anak kedua lahir pada 2020 dan diberi nama Yuan Bao.

Baca Juga: AS Sebut China Ingin Percepat Reunifikasi Taiwan

1. Dokter dari China akan tujuh hari berada di Taiwan

Taiwan Undang Dokter China untuk Bantu Rawat Panda yang SakitBendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Melansir Taipei Times, Wang I-min, kepala divisi hewan di Kebun Binatang Taipei, mengatakan bahwa ahli dari Taiwan dan China telah berkomunikasi satu sama lain. Mereka juga sudah mengatur untuk mengundang dua ahli China datang ke Taiwan selama tujuh hari.

Wang menyampaikan keterangan nama para ahli dan tanggal kunjungan mereka akan tergantung pada persetujuan dari pemerintah dan kapan kedua ahli yang diundang dapat datang.

Wakil Menteri Dewan Urusan Daratan Taiwan Chiu Chui-cheng memberitahu bahwa dewan telah menerima permohonan mengenai para ahli dari China untik datang ke Taiwan. Pejabat itu mengatakan permintaan tersebut akan segera disetujui agar Tuan Tuan dapat segera menerima perawatan yang lebih baik.

Baca Juga: Taiwan Sebut Xi Jinping sebagai Pendosa jika Memicu Perang

2. Panda menderita lesu otak

Taiwan Undang Dokter China untuk Bantu Rawat Panda yang SakitPanda. (Unsplash.com/Ellicia)

Kesehatan Tuan Tuan telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Pada akhir Agustus mengalami tiga kali kejang setelah itu kondisi tampak semakin lesu dan tidak stabil di kaki. Kemudian, Tuan Tuan didiagnosis dengan lesi otak dan mulai menerima obat antikejang setelah pemindaian MRI pada 18 September. Pemindaian terbaru menunjukkan lesi tumbuh dan tampak memberikan tekanan pada otak.

Lai Yen-hsueh, seorang kepala dokter hewan di Kebun Binatang Taipei, mengatakan Tuan Tuan saat ini dalam kondisi stabil dan memiliki kekuatan yang cukup untuk bergerak ketika dia mau. Namun, bagian belakang kakinya relatif lemah dan hanya bisa bergerak perlahan.

Pihak kebuan binatang, Rabu (26/10/2022), menyampaikan bahwa dokter telah menghentikan pemeriksaan invasif lebih lanjut dan telah memindahkan Tuan Tuan ke perawatan paliatif. Hal itu berdasarkan manifestasi klinis baru-baru ini dan tanggapan terhadap anestesi.

Kondisi Tuan Tuan yang sedang sakit telah menarik simpati, Heng Ling-lin, seorang pengunjung kebun binatang yang membawa anak-anaknya untuk membuat pesan kesembuhan bagi panda jantan itu.

"Dia (Tuan Tuan) masih kecil dan sangat lucu saat pertama kali tiba di sini. Dia seperti bayi semua orang. Hatiku hancur sekarang melihatnya seperti ini."

Usia Tuan Tuan yang sudah 18 tahun telah mencapai usia hidup panda di alam liar, yaitu sekitar 15-20 tahun, meskipun panda dapat hidup hingga 30 tahun di penangkaran.

Baca Juga: An An, Panda Jantan Tertua di Dunia Mati Pada Usia 35 Tahun

3. Panda menjadi alat diplomasi China

Taiwan Undang Dokter China untuk Bantu Rawat Panda yang SakitPanda. (Unsplash.com/Mélody P)

Melansir VOA News, China dalam membangun hubungan luar negerinya telah lama menerapkan "diplomasi panda," dengan memberikan panda ke kebun binatang asing dan keturunan dari panda tersebut harus diberikan ke China sebagai program pemulihan panda di negara itu, tapi dalam pemberian panda ke Taiwan diberikan pengecualian dengan tidak perlu mengembalikan keturunan.

Pemberian Tuan Tuan dan Yuan Yuan ke Taiwan pada 2008 dilakukan saat Beijing dan Taipei sedang memiliki hubungan yang jauh lebih baik, di mana saat itu Taiwan dipimpin oleh Ma Ying-jeou. Nama kedua panda itu memiliki arti "reuni" atau "persatuan", yang tampaknya merujuk kepada usaha China untuk mengambil alih Taiwan.

Namun, hubungan keduanya memburuk pada 2016 setelah Presiden Tsai Ing-wen terpilih, yang memandang Taiwan sebagai negara yang sudah berdaulat dan bukan bagian dari China. Ketegangan itu membuat komunikasi resmi dan kunjungan pemerintah antara kedua belah pihak dibatalkan.

Saat ini China dalam kepemimpinan Presiden Xi Jinping telah berusaha meningkatkan tekanan ekonomi, militer, dan diplomatik terhadap Taiwan.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya