Tertinggal dari Lawan, Presiden Zambia Klaim Pemilu Curang

Suara kaum muda akan jadi penentu hasil pemilu

Lusaka, IDN Times - Pada hari Kamis (12/8/2021) Zambia menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen. Dalam pemilihan itu Presiden Edgar Lungu berusaha mencari periode jabatan kedua.

Lungu pada hari Sabtu (14/8/2021), menuduh bahwa pemilu telah berlangsung tidak bebas dan adil. Dia telah tertinggal dari pesaing utamanya Hakainde Hichilema dalam perhitungan sementara yang dirilis Electoral Commission of Zambia (ECZ).

1. Hasil pemilu di tiga provinsi yang mengalami kekerasan diragukan keabsahannya

Tertinggal dari Lawan, Presiden Zambia Klaim Pemilu CurangIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir Reuters, tuduhan Lungu itu dilontarkan setelah adanya kekerasan yang terjadi di tiga provinsi. Lungu dan partai yang dipimpinnya Front Patriotik (FP) menyampaikan bahwa pemilihan umum di tiga provinsi, yaitu, provinsi Selatan, provinsi Barat Laut, dan Provinsi Barat, menghadapi kekerasan pemilu yang membuat hasil pemungutan suara diragukan.

Lungu mengatakan bahwa petugas pemilu di tiga provinsi tersebut telah dianiaya. Di provinsi Barat Laut ketua FP untuk provinsi itu dan anggota partai lainnya dibunuh selama pemungutan suara. Karena adanya kekerasan itu Lungu menuduh bahwa pemilu telah berlangsung secara tidak bebas dan adil.

Untuk mencegah kekerasan Lungu sebelum pemilu telah mengerahkan militer untuk membantu menjaga keamanan selama pemilu. Partai Persatuan untuk Pembangunan Nasional (UPND), yang dipmpin oleh Hichilema, menyampaikan bahwa tindakan Lungu mengerahkan militer untuk mencegah adanya tindakan kekerasan justru merupakan tindakan untuk mengintimidasi.

Menurut laporan awal Uni Eropa yang melakukan pemantauan pemilu menggambarkan bahwa pemilu secara teknis telah berlangsung baik, tapi menyampaikan bahwa telah terjadi kampanye yang tidak setara, pembatasan kebebasan berkumpul dan bergerak, dan adanya penyalahgunaan kekuasaan.

2. Hasil perhitungan suara sementara di 31 wilayah

Tertinggal dari Lawan, Presiden Zambia Klaim Pemilu CurangSalah satu kandidat presiden Zambia, Hakainde Hichilema, saat mengikuti pemilu pada 12 Agustus 2021. (Twitter.com/UPND)

Baca Juga: Zambia Selenggarakan Pemilihan Presiden dan Parlemen

Dilansir The Guardian, hasil perhitungan sementara yang diluncurkan ECZ pada hari Sabtu menunjukkan bahwa hasil perhitungan di 31 wilayah dari total 156 wilayah, Hichilema unggul dengan perolehan 449.699 suara, sementara Lungu meraih 266.202 suara.

Mengutip dari BBC, hasil perhitungan sementara awalnya akan mulai dirilis pada hari Jumat, tapi dihentikan setelah beberapa pejabat pemilihan partai mengkritik bahwa ECZ karena mengumumkan hasil yang belum diverifikasi.

Di kotapraja Chawama di Lusaka pendukung Lungu dan Hichilema sama-sama mengklaim kemenangan dan merayakannya sepanjang malam. FP yakin penghitungan suara yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa mereka akan menang.

Mengenai tuduhan adanya kecurangan, UPND menyampaikan bahwa tuduhan itu dilontarkan Lungu karena menyadari bahwa akan kalah dan merupakan tindakan putus asa pihak yang akan keluar dari pemerintahan. Pemilu yang diperselisihkan dapat diselesaikan di Mahkamah Konstitusi, yang akan menghentikan calon yang menang menjalankan pemerintahan sampai adanya putusan pengadilan.

Saat pemilu diselenggarakan pada hari Kamis akses ke platform media sosial termasuk WhatsApp, Facebook, dan Instagram telah diblokir pemerintah. Karena adanya aduan terhadap blokir media sosial, maka pada hari Jumat pengadilan tinggi di Lusaka memutuskan bahwa akses harus dipulihkan sepenuhnya.

3. Hasil pemilu Zambia akan ditentukan suara kaum muda

Tertinggal dari Lawan, Presiden Zambia Klaim Pemilu CurangIlustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)

Dilansir The Guardian, dalam pemilu kali ini menurut para analis hasil pemilu akan ditentukan oleh kaum muda, yang saat ini sedang frustrasi karena perekonomian yang memburuk. Komisi pemilihan di Zambia menyampaikan bahwa lebih dari separuh pemilih yang terdaftar berusia 34 tahun atau lebih muda.

Para kaum muda Zambia, yang merupakan mayoritas pemilih terdaftar telah membentuk antrean panjang di lokasi pemungutan suara, yang membuat banyak tempat suara harus tutup terlambat untuk mengakomodasi pemilih yang antusias. 

Menurut Euston Chiputa, seorang profesor sejarah di University of Zambia bahwa banyaknya pemilih muda merupakan keuntungan bagi Hichilema, yang telah menempatkan ekonomi sebagai salah satu kampanye utamanya. Chiputa menyampaikan para kaum muda akan lebih cenderung memilih Hichilema karena menganggap pemerintah saat ini gagal menyediakan pekerjaan.

Menurut International Labour Organization (ILO) bahwa pada 2020 tingkat pengangguran di Zambia mencapai level tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Zambia sejak januari 2020 telah mengalami depresiasi nilai mata uangnya hampir 40 persen, yang membuat hidup makin mahal untuk lebih dari 17 juta warganya.

Baca Juga: Militer Dikerahkan Jelang Pemilu Zambia

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya