Uganda Perpanjang Lockdown Ebola Selama 21 Hari

Jakarta, IDN Times - Presiden Uganda, Yoweri Museveni, mengumumkan perpanjangan lockdown selama 21 hari di dua distrik yang menjadi episentrum wabah virus Ebola, Mubende dan Kassanda, pada Sabtu (26/11/2022).
Sebelumnya, dua kota itu telah menerapkan lockdown selama enam minggu sejak 15 Oktober. Kebijakan itu tetap dilanjutkan pemerintah, meski otoritas kesehatan menyampaikan jumlah kasus telah menurun.
1. Pemerintah meyakini lockdown masih diperlukan
Melansir VOA News, pengumuman dari Museveni itu dibacakan oleh Wakil Presiden Jessica Alupo. Dia menyampaikan bahwa kebijakan tersebut diperlukan untuk mempertahankan keuntungan dalam melawan wabah.
"Jika kita membukanya sekarang dan sebuah kasus muncul, kita akan menghancurkan semua keuntungan yang didapat dalam perang ini. Oleh karena itu, saya memohon ketenangan dan pengertian. Petugas kesehatan kami akan terus melakukan semua yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan mengakhiri epidemi," kata Alupo.
Berdasarkan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu wilayah dinyatakan bebas dari wabah Ebola setelah tidak ada kasus baru selama 42 hari berturut-turut, atau dua kali masa inkubasi Ebola.
Langkah yang diterapkan untuk membatasi kegiatan ini, termasuk jam malam dari senja hingga fajar, larangan perjalanan pribadi, dan penutupan pasar, bar, dan gereja.
Baca Juga: Dokter di Uganda Mulai Takut Ketularan Virus Ebola
2. Wabah sudah bisa dikendalikan
Editor’s picks
Melansir Reuters, pengumuman tersebut menyampaikan bahwa upaya pemerintah melawan penyebaran Ebola berhasil. Sebabnya dua distrik yang menjadi pusat wabah tidak melaporkan kasus baru selama hampir dua minggu.
"Mungkin terlalu dini untuk merayakan keberhasilan apa pun, tetapi secara keseluruhan, saya telah diberi tahu bahwa gambarannya bagus," tutur Alupo.
Pemerintah mengigatkan bahwa situasinya masih rapuh, meski wabah secara bertahap dapat dikendalikan. Dia juga mengatakan Uganda memiliki tantangan karena memiliki sistem kesehatan yang lemah dan penyebaran informasi yang salah tentang penyakit tersebut.
Menteri Kesehatan, Jane Ruth Aceng, sempat mengatakan bahwa jumlah kasus baru yang dilaporkan mengalami penurunan dan ada tanda-tanda Uganda akan "memenangkan" pertarungan.
WHO, pada 24 November, menyampaikan bahwa tidak ada kasus yang diumumkan selama sembilan hari di ibu kota Kampala, 10 hari di Mubende, dan 12 hari di Kassanda.
3. Wabah Ebola di Uganda telah merenggut 55 nyawa
Sejak kasus Ebola pertama kali dilaporkan pada 20 September, Uganda telah melaporkan 141 kasus, 55 di antaranya meninggal.
Di Uganda, virus yang menyebar merupakan jenis Sudan, yang belum memiliki vaksin. Tidak seperti jenis Zaire yang lebih umum, yang saat ini menyebar di negara tetangga Republik Demokratik Kongo.
Virus Ebola menyebar melalui cairan tubuh. Gejala umum yang muncul adalah demam, muntah, pendarahan, dan diare.
Baca Juga: Penyelundup Gading Gajah dari Uganda Divonis Penjara Seumur Hidup
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.