Ukraina Anggap Nord Stream 2 sebagai Senjata Geopolitik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kiev, IDN Times - Proyek pipa gas Nord Stream 2 yang akan membawa ekspor gas Rusia ke Jerman, dipandang oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebagai ancaman senjata geopolitik Rusia. Hal itu disampaikan oleh Zelensky dalam pertemuanya dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Minggu (22/8/2021) di Kiev, ibu kota Ukraina.
1. Kekhawatiran Zelensky
Melansir dari Al Jazeera, proyek pipa Nord Stream 2 bernilai hingga 12 miliar dolar AS (Rp172,8 triliun) dan akan melalui bawah Laut Baltik dalam mengirimkan gas alam Rusia ke Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa, tapi pengiriman itu telah menghindari biaya transit gas di Ukraina, yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi Ukraina.
Dalam konferensi pers bersama dengan Merkel pada hari Minggu, Zelensky, mengatakan proyek pipa gas tersebut merupakan senjata geopolitik berbahaya Kremlin, yang mengancam keamanan Ukraina dan Eropa. Zelensky mengkhawatirkan kerugian ekonomi Ukraina yang terdampak pipa gas Nord Stream 2, yang biaya transit gas tidak akan lagi diterima Ukraina pada 2024.
Saat ini Rusia merupakan pemasok sekitar 40 persen gas ke Uni Eropa, dengan kehadiran pipa yang akan segera selesai itu, Rusia meningkatkan jumlah gas yang mengalir di bawah Baltik menjadi 55 miliar meter kubik per tahun, dikutip dari BBC.
2. Pembangunan Nord Stream 2 menimbulkan ketegangan Jerman dan AS
Melansir dari Al Jazeera, pembangunan pipa gas Nord Stream 2 menyebabkan ketegangan antara AS dan Jerman. Kini ketegangan telah mereda AS sudah mencabut sanksi terhadap pipa gas. AS dan Jerman membuat kesepakatan untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika pipa gas itu dimanfaatkan sebagai senjata.
Editor’s picks
Sebelum bertamu ke Kiev, Merkel telah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada hari Jumat di Moskow, yang salah satu pembahasan mengenai perpanjangan kontrak transit gas di Ukraina.
Merkel berjanji untuk menyediakan lebih dari satu miliar dolar AS (Rp14,4 triliun) untuk membantu Ukraina mengembangkan energi terbarukan.
Baca Juga: AS-Jerman Sepakat Cegah Rusia Gunakan Pipa Gas Nord Stream 2
3. Hal lain yang dibahas Merkel dan Zelensky
Melansir dari DW, dalam kunjungan ke Kiev pemimpin Jerman yang masa jabatannya akan berakhir tahun ini berkunjung ke makam para prajurit Ukraina yang tewas dalam Perang Dunia II. Dalam perang itu Jerman menginvasi Uni Soviet, di mana Ukraina saat itu menjadi bagiannya, sekitar 80 tahun yang lalu di bawah rezim Sosialis Nasional.
Selain membahas pipa gas Nord Stream 2, Merkel dan Zelensky juga membahas konflik di Ukraina timur perselisihan dengan separatis yang didukung Rusia. Wilayah Donetsk dan Luhansk yang diduduki menjadi perhatian utama.
Merkel menyampaikan kepada Zelensky mediasi dengan Rusia masih menjadi jalan yang diupayakan. Namun, Merkel mengakui upaya yang dilakukan Jerman dan Prancis untuk membantu mediasi belum berhasil, karena peran Rusia dalam konflik tersebut. Merkel mengatakan perlunya pertemuan para pemimpin baru antara Rusia, Ukraina, Jerman, dan Prancis. Zelensky mendukung gagasan pertemuan, meminta agar sekutu Barat untuk membatasi tindakan Rusia.
Jerman telah menjadi sekutu penting bagi Ukraina sejak Rusia melakukan pencaplokan wilayah di semenanjung Krimea pada 2014, tapi Jerman telah membuat frustrasi pihak berwenang Ukraina dengan menentang pengiriman senjata ke Kyiv.
Baca Juga: Diduga Pro Rusia, Ukraina Blokir Kantor Berita Strana
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.