Yunani Beli 18 Jet Rafale Prancis Seharga 2,32 Miliar Euro
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Athena, IDN Times - Yunani semakin memperkuat militernya dengan membeli pesawat jet tempur Rafale buatan Prancis. Pada hari Kamis (17/12) pemerintah Yunani mengatakan akan mengeluarkan 2,3 miliar Euro untuk membeli 18 jet tempur Rafale.
Yunani saat ini semakin memperkuat militernya, di tengah ketegangan yang semakin meningkat dengan Turki terkait sumber energi di laut Mediterania Timur.
1. Yunani akan memperoleh jet tersebut di bulan Juni 2021
Melansir dari Reuters, Yunani akan membeli 18 jet tempur Rafale buatan perusahaan dirgantara Prancis, Dassault. Menurut keterangan pemerintah Yunani, pada Kamis 17 Desember pembelian 18 jet tempur tersebut akan menghabiskan dana sebesar 2,32 miliar Euro.
Pembelian tersebut mencakup enam jet Rafale yang baru dibuat dan 12 jet bekas dengan harga 1,92 miliar euro. Lalu 400 juta lagi untuk peralatan mereka, menurut keterangan juru bicara pemerintah Stelios Petsas. Enam jet bekas pertama akan dikirim sekitar Juni 2021 dan sisanya pada pertengahan 2023.
Melansir dari Greek City Times, empat pilot dari Angkatan Udara Yuani akan berangkat ke Prancis pada awal tahun 2021 untuk berlatih menerbangkan jet temput tersebut.
“Tindakan ini akan menggeser keseimbangan kekuatan di udara,” kata Petsas.
2. Yunani sedang bersitegang dengan Turki
Melansir dari Associated Press, Yunani saat ini sedang bersitegang dengan Turki terkait sumber energi di lepas pantai Mediterania Timur. Yunani telah mengalokasikan dana sebesar 11,5 miliar euro selama lima tahun dalam memperkuat militernya.
Editor’s picks
Melansir dari Greek City Times, Menteri Pertahanan Nasional, Nikos Panagiotopoulos, berbicara mengenai dimulainya kembali program militer Yunani yang akan menempatkan Angkatan Bersenjata ke dalam era yang lebih baru. Terkait program tersebut, Panagiotopoulos berbicara mengenai pengeluaran senilai dua miliar euro atau 375% terkait dengan anggaran saat ini.
"Dengan Turki yang beroperasi secara mengancam terhadap hak-hak kedaulatan kami, membuat wilayah itu tidak stabil, dan dilengkapi, kami tidak ingin mengambil risiko apa pun," kata Panagiotopoulos.
Baca Juga: Pendeta Yunani Ditembak di Gereja, Prancis Kembali Mencekam
3. Yunani berkomitmen menyelesaikan sengketa melalui pengadilan internasional
Melansir dari Associated Press, AS tahun lalu mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35, karena Turki membeli membeli sistem pertahanan udara S-400 milik Rusia. Dan di awal pekan ini AS menindaklanjuti dengan memberikan sanksi terhadap Turki.
Menurut pejabat Yunani, dengan dikeluarkannya Turki dari program jet tempur F-35, akan mempersempit kesenjangan kekuatan militer.
Sanksi tersebut akan membuat Turki mengandalkan industri senjata domestik yang tengah berkembang. Turki telah menghabiskan lebih banyak dana dari tetangganya yang jauh lebih kecil, dan dari saingan mereka Yunani, sekitar 5 banding 1 dalam pertahanan, tetapi hanya memiliki keunggulan kecil dalam kemampuan jet tempur daripada di bidang militer lainnya.
Pada hari Kamis, Menteri Energi AS Dan Brouillette berkunjung ke Athena dan berbicara dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, ia memperoleh jaminan bahwa Yunani tetap berkomitmen untuk mengatasi sengketa sumber energi Mediterania Timur dengan Turki melalui negosiasi, dan jika diperlukan sengketa akan dibawa ke pengadilan Internasional.
“Adalah penting bahwa negara-negara menyelesaikan masalah ini di pengadilan, bukan menggunakan kekuatan militer. Jadi kami akan terus mendesak semua pihak untuk menyelesaikannya dengan baik, menggunakan pengadilan dan bukan peluru untuk menyelesaikan hal ini," kata Dan Brouillette kepada wartawan melalui telepon konferensi.
Baca Juga: Prancis Kembali Mencekam Usai Penembakan Pendeta Yunani di Gereja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.