Yunani Resmikan Kamp Pengungsi Baru di Pulau Samos

Kamp baru ini dapat menampung hingga 3 ribu orang

Jakarta, IDN Times - Yunani pada hari Sabtu (18/9/2021) meresmikan kamp baru di pulau Samos untuk para pencari suaka. Fasilitas baru untuk penampungan pengungsi itu berada di dekat Turki dan merupakan kamp pertama yang diresmikan dari lima kamp yang direncanakan dibangun dengan bantuan dana dari Uni Eropa (UE).

1. Sekitar 450 pencari suaka akan dipindahkan ke kamp baru tersebut

Yunani Resmikan Kamp Pengungsi Baru di Pulau SamosPotret kamp baru di pulau Samos, Yunani untuk para pengungsi, diresmikan pada 18 September 2021. (Twitter.com/Giorgos Christides)

Melansir dari Reuters, penampungan baru di pulau Samos ini diresmikan oleh Menteri Migrasi Yunani, Notis Mitarachi, dia menyampaikan kamp ini akan mengembalikan martabat para pencari suaka. Mitarachi menerangkan bahwa fasilitas baru ini akan memiliki akses yang tertutup dan terkendali yang modern dan aman.

Menteri Yunani itu mengatakan kamp tersebut dapat menampung hingga 3 ribu orang. Selain untuk para pencari suaka tempat baru ini juga akan menampung migran ilegal yang akan dideportasi. Dia mengatakan dua pusat penampungan lainnya yang berada pulau Kos dan Leros akan siap dibuka dalam beberapa bulan mendatang.

Rencanannya pada 20 September sekitar 450 pencari suaka dari 7.500 yang tinggal di kamp lain akan pindah ke fasilitas baru ini. Kamp ini menggantikan fasilitas sebelumnya di Samos, di dekat pelabuhan Vathy yang dirancang untuk sekitar 680 orang, tetapi pada satu titik jumlah penghuninya telah hampir 10 kali lipat dari jumlah ideal yang dapat ditampung. Selain itu fasilitas yang tersedia masih kurang baik.

Kamp Vathy direncanakan akan ditutup pemerintah pada akhir bulan. Penampungan imigran di wilayah tersebut telah mendapat penolakan dari warga yang marah selama bertahun-tahun karena desa mereka yang terus dipenuhi pengungsi.

2. Pemerintah diminta LSM dan kelompok sipil untuk tidak membatasi pergerakan pengungsi

Baca Juga: Yunani: Demo Anti-Vaksin Bentrok Lagi dengan Polisi

Melansir dari France 24, kamp ini dibangun dengan dikelilingi pagar kawat berduri dan terdapat kamera pengintai, pemindai sinar-x, dan pintu magnet. Untuk masuk kamp perlu memindai sidik jari dan lencana elektronik di pintu masuk. Penghuni yang pergi keluar harus kembali sebelum jam delapan malam, mereka yang tidak mematuhi aturan itu akan mendapatkan sanksi disiplin.

Kamp ini memiliki area olahraga dan permainan, serta dapur bersama. Setiap kamar memiliki lima tempat tidur masing-masing dan sebuah lemari, dengan toilet dan kamar mandi bersama. Pemerintah mengklaim fasilitas yang tersedia lebih baik dari kamp lama di Samos dan telah memenuhi standar UE.

Namun, meski kamp ini dianggap memiliki fasilitas yang lebih baik, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kelompok bantuan menyuarakan keprihatinannya atas lokasi kamp yang berada di tempat terpencil dan pergerakan penghuninya yang dibatasi. Sekitar 45 LSM dan kelompok masyarakat sipil mendesak UE dan Yunani untuk tidak membatasi pergerakan orang di kamp.

Kamp baru yang memiliki akses tertutup ini dianggap akan menghambat identifikasi dan perlindungan efektif untuk mereka yang rentan, membatasi akses ke layanan dan bantuan bagi pencari suaka, dan memperburuk efek berbahaya dari pemindahan dan penahanan pada kesehatan mental individu.

Perwakilan badan pengungsi PBB untuk Yunani Mireille Girard, mengkhawatirkan kamp yang memiliki akses tertutup ini, dia mengatakan kamp harus terbuka karena pencari suaka bukan penjahat, mereka butuh perlindungan dan bantuan.

Bagi kelompok Medecins Sans Frontieres (MSF) kamp yang dikelilingi pagar itu tampak seperti penjara. MSF menuduh UE telah menerapkan kebijakan yang berbahaya daripada mengutamakan perawatan dan jaminan suaka. Selain itu kamp baru ini dianggap sebagai bentuk penolakan terhadap permohonan suaka.

3. Uni Eropa telah berkomitmen untuk membantu Yunani membangun kamp

Yunani Resmikan Kamp Pengungsi Baru di Pulau SamosBendera EU di depan gedung parlemen UE di Brussel, Belgia. (Unsplash.com/Christian Lue)

Melansir dari DW, UE telah berkomitmen untuk membantu Yunani menyediakan fasilitas tempat tinggal untuk imigran, dengan memberikan dana sebesar 276 juta euro (Rp4,6 triliun) untuk membangun kamp baru di lima pulau Yunani di Laut Aegea, Leros, Lesbos, Kos, Chios, dan Samos. Pembangunan kamp di Lesbos yang hancur akibat kebakaran tahun lalu masih belum di mulai.

Pada 2015 hingga 2016 Yunani merupakan tujuan utama 1 juta para pencari suaka dari Timur Tengah dan Afrika yang ingin masuk ke Eropa, kebanyakan datang melalui Turki. Jumlah pencari suaka yang datang telah menurun, tapi pengambilalihan Taliban di Afghanistan telah memicu kekhawatiran akan gelombang baru kedatangan warga Afghanistan.

Menurut Kementerian Migrasi pada bulan lalu jumlah pencari suaka saat ini sebanyak 42 ribu, sekitar setengah dari jumlah tahun lalu.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis telah berjanji untuk menghentikan kedatangan para imigran ke Yunani. Mitsotakis yang memimpin sejak 2019 telah memperkuat kebijakan deportasi dan membangun pagar sepanjang 40 kilometer di wilayah Evros di perbatasan dengan Turki.

Baca Juga: Yunani: Demonstran Anti-Vaksin Bentrok dengan Polisi

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya