150 Anggota Keluarga Kerajaan Saudi Dilaporkan Kena COVID-19

Salah satu yang tertular COVID-19 adalah Gubernur Riyadh

Jakarta, IDN Times - Virus corona memang tidak memandang status sosial seseorang. Menurut laporan pemberitaan dan ikut dikutip oleh stasiun berita Al Jazeera, Kamis (9/4) kemarin, ada 150 anggota keluarga Kerajaan Saudi yang dikabarkan tertular virus corona. Harian The New York Times melaporkan salah satu anggota keluarga kerajaan yang disebut tertular COVID-19 ialah Gubernur ibukota Riyadh, Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud.

Pemimpin berusia 70 tahun itu disebut sedang dalam perawatan intensif usai tertular virus corona. The New York Times menuliskan laporannya berdasarkan komunikasi pihak rumah sakit, dengan dokter yang merawat dan sumber di dalam keluarga kerajaan. Menurut laporan itu, Raja Salman dan putera mahkota, Pangeran Muhammed bin Salman (MBS) tengah menjalani karantina mandiri. 

Dokter-dokter yang bertugas di RS Khusus King Faisal diperintahkan untuk menyiapkan sekitar 500 tempat tidur lagi, lantaran diprediksi mereka akan kedatangan banyak pasien. 

"Instruksinya jelas agar (tempat tidur) siap bagi tamu-tamu VIP di seluruh negeri ini," demikian yang ditulis oleh pengelola fasilitas rumah sakit elit itu. 

Bahkan, di dalam memo itu tertulis "kewaspadaan yang tinggi" dan dikirim kepada dokter senior melalui surat elektronik. 

Lalu, bagaimana dengan kondisi anggota Keluarga Kerajaan yang lain?

1. Raja Salman dan Pangeran MBS telah melakukan karantina mandiri

150 Anggota Keluarga Kerajaan Saudi Dilaporkan Kena COVID-19Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bertemu dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi, pada 18 September 2019. ANTARA FOTO/Mandel Ngan/Pool via REUTERS

Menurut laporan yang diperoleh Al-Jazeera, sumber penyebaran virus corona di Saudi diduga berasal kamp pekerja migran dan daerah kumuh di Mekkah dan Madinah. Ada ribuan pangeran Saudi. Banyak dari mereka yang bepergian secara rutin ke Benua Eropa. Sedangkan, pangeran lainnya diyakini tertular virus corona dari luar Saudi dan membawanya masuk ke dalam negeri. 

Bila fasilitas mewah sudah disiapkan bagi para pengeran, maka bila stafnya yang terpapar COVID-19 akan dirawat di rumah sakit yang tidak semewah para pangeran Saudi. Tujuannya, pihak rumah sakit untuk menyimpan tempat tidur dan kamar perawatan hanya bagi anggota keluarga kerajaan. Jumlah anggota keluarga Kerajaan Saudi diprediksi mencapai 15 ribu. 

Sementara, Raja Salman kini diprediksi sedang mengisolasi diri sebuah pulau di Jeddah. Sedangkan, MBS pindah ke sebuah tempat terpencil di tepi Laut Merah. 

Baca Juga: Satu WNI di Saudi Positif Tertular Virus Corona

2. Menkes Saudi memperingatkan wabah ini baru di tahap awal COVID-19

150 Anggota Keluarga Kerajaan Saudi Dilaporkan Kena COVID-19Raja Salman dalam foto yang dirilis oleh akun resmi kerajaan Arab Saudi pada 8 Maret 2020. twitter.com/ASNA_20

Sementara, Menkes Saudi sudah mewanti-wanti sejak (7/4) lalu, wabah di negara itu baru mencapai tahap awal. 

"Dalam beberapa pekan ke depan, hasil kajian memprediksi jumlah infeksi COVID-19 dimulai dari minimum 10 ribu hingga yang maksimum 200 ribu," demikian ungkap Menkes Tawfiq al-Rabiah seperti dikutip dari kantor berita Saudi (SPA)

Sedangkan, terkait penyelenggaraan ibadah haji, hingga saat ini Saudi masih belum memutuskan. Padahal, penyelenggaraannya pada akhir Juli 2020. 

3. Pemerintah Arab Saudi telah membatasi kegiatan manusia agar tidak menularkan COVID-19

150 Anggota Keluarga Kerajaan Saudi Dilaporkan Kena COVID-19ANTARA FOTO/REUTERS/Ganoo Essa

Sementara, terkait penyebaran COVID-19 di Saudi, berdasarkan situs World O Meter pada (10/4), ada 3.287 orang yang tertular COVID-19. Sebanyak 44 orang di antaranya meninggal dunia dan 666 orang berhasil pulih. 

Karena tidak ingin membawa masuk virus corona, maka Saudi menutup penerbangan ke luar dari negaranya. Mereka membukan izin umrah yang telah menyebabkan sekitar 50 ribu calon jemaah umarah batal berangkat. Sementara, bila ibadah haji dibatalkan, hal tersebut juga merugikan pihak Saudi lantaran aktivitas keagamaan itu memberikan pemasukan ekonomi yang tidak sedikit. 

Pada tahun 2019 saja, ada sekitar 2,5 juta jemaah haji dari seluruh dunia ke Saudi. Namun, Saudi telah membekukan semua izin umrah. Kota-kota besar di Saudi, termasuk Mekah dan Madinah, telah ditutup total selama 24 jam. 

https://www.youtube.com/embed/tjxHELqn72E

Baca Juga: Saudi Minta Umat Muslim Tunggu Kepastian Soal Ibadah Haji Tahun 2020

Topik:

  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya