Eks Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita Wafat

Pemerintahan Keita dikudeta militer pada Agustus 2020

Jakarta, IDN Times - Eks Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (16/1/2022). Ia mengembuskan napas terakhirnya di usia 76 tahun, atau setahun pasca-kudeta yang dilakukan militer Mali pada 2020.

Tak disebutkan apa penyebab kematian Ibrahim, tapi dua tahun lalu mantan presiden itu diketahui sempat terserang stroke ringan.

“Dia [Ibrahim Boubacar Keita] meninggal pada pukul 09:00 GMT di rumahnya di Ibu Kota Bamako,” kata seorang anggota keluarganya kepada kantor berita AFP yang dilansir BBC.

Baca Juga: Dijatuhi Sanksi, Junta Militer Mali: Kami Mau Dialog Terbuka

1. Abdoulaye Diop sampaikan bela sungkawa

Kabar meninggalnya Ibrahim Boubacar Keita, juga diungkapkan Abdoulaye Diop, mantan menteri luar negeri dan bagian dari PBB di Mali. Walau tak mengungkapkan secara jelas penyebab kematian koleganya, ia menyebut Keita sudah cukup lama bergelut dengan penyakitnya. 

Keita bahkan telah bertahun-tahun mencari perawatan medis di Uni Emirat Arab, dan dirawat di rumah sakit pada September tak lama setelah digulingkan.

“Sangat sedih mengetahui kematian mantan Presiden Ibrahim Boubacar Keita. Saya pernah mendapat kehormatan untuk melayani Mali sebagai Menteri Luar Negeri di bawah pimpinannya. Dengan rasa haru, saya membungkuk di hadapannya Belasungkawa yang tulus untuk keluarganya,” cuit Abdoulaye.

2. Ibrahim Boubacar Keita dikudeta militer pada 2020

Eks Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita WafatEks Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, yang dikudeta militer pada Agustus 2020, mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (16/1/2022). (news.un.org)

Ibrahim Boubacar Keita terlibat dalam politik selama lebih dari tiga dekade. Ia tercatat juga sempat menjabat sebagai perdana menteri sosialis 1994-2000. Kemudian, namanya mulai dikenal di kancah politik lantaran sepak terjangnya yang pro rakyat. Hingga akhirnya, Keita didapuk sebagai presiden pada 2013.

Keita mengemban jabatannya di medio 2013 hingga 2020. Dengan janji kampanye untuk jujur, ia digulingkan sebelum periode keduanya jadi presiden berakhir. Kudeta itu dilakukan militer, karena aksi protes besar-besaran anti-pemerintah atas penanganannya terhadap kerusuhan yang terjadi.

Datang bak dewa penolong, janjinya untuk membawa perdamaian dan keamanan dinilai tak berhasil. Krisis ekonomi dan pemilu yang bersengketa, hingga tuduhan korupsi juga jadi beberapa pemicu demonstrasi menentang pemerintahan Keita.

Baca Juga: Warga Mali Protes Sanksi yang Dijatuhkan ke ECOWAS

3. Keita sempat dinilai sebagai tokoh pemersatu di Mali

Eks Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita WafatMiliter Mali mengkudeta Ibrahim Boubacar Keita dari kursi presiden, karena dinilai gagal mengatasi bergejolaknya negara. (wane.com)

Lantaran kondisi keamanan yang bergejolak, para perwira militer Mali kemudian menggulingkan Keita pada 2020, atau saat ia memasuki tahun ketujuh jabatannya sebagai presiden Mali.

Catatan yang cukup miris bagi Ibrahim Boubacar Keita di akhir jabatannya. Padahal, namanya mencuat sebagai salah satu tokoh penting pemersatu di Mali yang sempat terpecah belah. Ia juga membantu negara keluar dari krisis keamanan usai pemberontakan jihadis satu dekade silam. 

Kudeta yang membuatnya harus lengser, terang saja menuai kecaman internasional. Aksi militer itu dinilai melanggar janji dalam urusan demokrasi. Terlebih, saat ini militer setempat juga memperpanjang masa transisi ke pemerintahan sipil selama lima tahun.

Walhasil, blok regional utama Afrika Barat, ECOWAS, menyatakan akan menutup perbatasan dengan Mali dan menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran. Hal itu cukup disayangkan, karena Mali sudah berjuang dalam satu dekade terakhir untuk mendapatkan kembali stabilitas sejak 2012.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya