Hampir 90 Persen Warga China Dapat Vaksin COVID-19

Sebanyak 1,26 miliar orang di China sudah divaksinasi

Jakarta, IDN Times - Sudah hampir 90 persen populasi di China mendapatkan vaksin COVID-19. Jumlah tersebut setara 1,26 miliar orang.

Dikutip dari ANTARA, Minggu (16/1/2022), pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China He Qinghua menyebut sebanyak 1,22 miliar orang di wilayahnya telah divaksinasi dosis lengkap.

Berdasarkan catatannya, sudah 2,93 milar dosis vaksin COVID-19 disuntikkan di seluruh wilayah China.

1. Warga diminta segera dapat vaksin booster

Hampir 90 Persen Warga China Dapat Vaksin COVID-19Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Meski begitu, otoritas kesehatan meminta warga tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut dinilai perlu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.

Selain itu, warga yang sudah menerima dosis lengkap diminta segera mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.

Baca Juga: Pasien Omicron di Kota Zhuhai, China, Sudah Divaksinasi Booster 

2. Perkembangan vaksinasi di Indonesia

Hampir 90 Persen Warga China Dapat Vaksin COVID-19Ilustrasi. Sejumlah tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sementara itu, proses vakinasi COVID-19 di Indonesia juga terus berjalan. Per Sabtu (15/1/2021), menurut Satgas Penanganan Pandemik COVID-19, sudah ada 175.645.471 orang menerima vaksin dosis pertama.

Dari jumlah itu, 119.424.581 orang di antaranya sudah mendapatkan vaksin dosis kedua. Selain itu, Satgas juga melaporkan 1.338.222 orang sudah mendapat vaksin dosis ketiga.

Secara total, pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi dapat menembus angka 208.265.720 orang.

3. Vaksinasi booster buat masyarakat umum telah dimulai

Hampir 90 Persen Warga China Dapat Vaksin COVID-19ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Uni Lubis)

Di Indonesia, pemberian vaksin booster untuk masyarakat umum telah dimulai 12 Januari 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada beberapa syarat untuk bisa mendapat vaksin booster.

Di antaranya yaitu masyarakat telah berusia 18 tahun ke atas, prioritas lansia dan penderita imunokompromais, hingga sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau 2 kali suntik dan minimal 6 bulan setelah penyuntikan dua dosis.

Vaksin booster yang akan diberikan kepada masyarakat bersifat kombinasi atau berbeda dari vaksin yang sudah disuntikkan sebelumnya.

Bila pada vaksinasi dosis pertama dan kedua menggunakan Sinovac, maka vaksinasi booster menggunakan vaksin Pfizer atau AstraZeneca setengah dosis. Sementara, jika pada vaksinasi dosis pertama dan kedua menggunakan AstraZeneca, maka untuk booster diberikan setengah dosis Moderna.

"Ini adalah kombinasi awal vaksin booster yang akan kita berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada, dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI. Nantinya bisa berkembang, tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada," ucap Menkes Budi.

Baca Juga: Penerima Vaksin Pfizer dan Moderna Belum Bisa Vaksinasi Booster

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya