5 Fakta Batalion Azov, Milisi Ukraina yang Berideologi Nazi

Batalion Azov sedang berjuang mempertahankan Mariupol

Jakarta, IDN Times - Pertempuran antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, meskipun Moskow sudah menarik sebagian besar pasukannya dari ibu kota Kiev. Saat ini mayoritas militer Rusia dan milisi Donetsk tengah mengepung Mariupol, kota yang menjadi benteng pertahanan terakhir Ukraina di selatan Donbass. 

Dari sekian banyak kesatuan militer Ukraina yang mempertahankan Mariupol, terdapat satu batalion yang menarik perhatian. Kesatuan itu dikenal sebagai Batalion Azov yang mayoritas anggotanya berpaham sayap kanan ekstrim dan Neo-Nazi.

Bahkan, keberadaan Batalion Azov menjadi simbol denazifikasi yang digalangkan Rusia untuk segera ditumpas. 

Kira-kira kenapa Batalion Azov begitu terkenal dan bagaimana sepak terjangnya? Berikut adalah penjelasan fakta-fakta menarik seputar Batalion 'Nazi' Azov. 

1. Didirikan oleh sosok pendukung Neo-Nazi ekstrim

5 Fakta Batalion Azov, Milisi Ukraina yang Berideologi NaziAndriy Biletsky pendiri Batalion Azov (twitter.com/MuammerGokcin)

Kemunculan Azov sebagai kelompok sayap kanan yang dikenal dengan paham Neo-Nazi dimulai dari pendirinya.

Melansir Al Jazeera, Batalion Azov didirikan oleh Andriy Biletsky yang merupakan seorang ultranasionalis dan pendiri Majelis Sosial-Nasional (SNA) Ukraina pada 2008, yang anggotanya berisi simpatisan Neo-Nazi. 

Biletsky bersama SNA dikabarkan sering melancarkan serangan antisemit terhadap komunitas Yahudi dan kelompok minoritas lainnya di Ukraina. Bahkan, Biletsky pernah menjelaskan bahwa tujuan nasional Ukraina seharusnya memimpin ras kulit putih dalam 'perang suci' terakhir membasmi ras rendahan yang dipimpin oleh Yahudi. 

Baca Juga: Mengenal Denazifikasi, Alasan yang Diumbar Putin untuk Serang Ukraina

2. Awalnya hanya sebatas paramiliter sukarelawan

5 Fakta Batalion Azov, Milisi Ukraina yang Berideologi NaziDua orang pendukung Batalion Azov (twitter.com/HHungduc)

Batalion Azov bukanlah kesatuan militer regular seperti sekarang. Berasal dari Kota Berdyansk, Batalion Azov pertama kali didirikan sebagai paramiliter sukarelawan pada 2014 guna membantu pasukan Ukraina, dilansir DW.

Seperti yang diketahui, 2014 menjadi tahun terburuk untuk Ukraina sebagaimana terjadi kerusuhan di mana-mana, pemberontakan bersenjata, hingga pencaplokan Krimea oleh Rusia.

Ketika Azov dibentuk, mereka sering dilibatkan militer Ukraina guna mendukung operasinya di Ukraina timur. Walaupun Batalion Azov bukan kesatuan resmi di bawah payung pemerintah, namun beberapa anggotanya adalah mantan prajurit Ukraina sehingga sudah memiliki kemampuan tempur yang memumpuni. 

3. Kemenangan di Mariupol mendapat pujian dari Presiden Poroshenko 

5 Fakta Batalion Azov, Milisi Ukraina yang Berideologi NaziPresiden Ukraina Petro Poroshenko 2014-2019 (twitter.com/relations_eu)

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Batalion Azov untuk diakui sebagai kekuatan tempur yang efektif. Ketika pemberontakan bersenjata menjamur di Ukraina Timur, pejuang-pejuang Azov mendapat kepercayaan untuk merebut kembali Mariupol yang dikuasai milisi pro-Rusia. 

Mengutip The Guardian, ketika pasukan Ukraina diusir dari Mariupol, Batalion Azov ditugaskan untuk menghancurkan milisi pro-Rusia yang menguasai kota tersebut. Dikarenakan jumlah milisi yang tidak terlalu besar dan tidak terkoordinasi, prajurit Azov yang mendapat dukungan penuh dari militer Ukraina berhasil menguasai Mariupol pada 14 Juni 2014. 

Berkat keberanian yang ditunjukkan Batalion Azov di Mariupol, sampai-sampai mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko memberikan pujian tertinggi kepada mereka.

Pemerintah Ukraina pada 12 November 2014 secara resmi menggabungkan Batalion Azov ke dalam Garda Nasional di bawah komando Kementerian Dalam Negeri Ukraina.  

Baca Juga: HRW: Tentara Rusia Sengaja Memerkosa dan Membunuh Warga Ukraina

4. Memperoleh dana dari oligarki Ukraina

5 Fakta Batalion Azov, Milisi Ukraina yang Berideologi NaziPebisnis Ukraina Ihor Kolomoisky salah satu pendana Batalion Azov (twitter.com/Craig1454)

Kemunculan Batalion Azov ternyata bukan tanpa pendonor yang kaya raya. Sebagai kesatuan yang awalnya tidak memperoleh pendanaan dari pemerintah, Batalion Azov berkali-kali mendapat suntikan dari pebisnis tersohor di Ukraina. Dana yang disuntikkan tersebut nantinya digunakan Azov untuk membeli senjata, amunisi, dan menggaji anggotanya.

Sampai saat ini, secara resmi baru ada dua nama yang secara terang-terangan memberi dana untuk Azov, yakni Ihor Kolomoisky dan Serhiy Taruta. Keduanya dikenal sebagai pebisnis sukses serta pernah menjabat sebagai gubernur, seperti yang dilaporkan The Guardian

Walaupun kedua orang itu memahami ideologi radikal yang dimiliki sebagian besar anggota Azov, namun mereka tidak peduli. Menurut Kolomoisky dan Tarutra, keberadaan Batalion Azov adalah angin segar untuk nasionalisme Ukraina yang sempat pudar dan ditantang pengaruh Rusia. 

5. Harapan terakhir Mariupol di tengah kepungan Rusia

Setelah Batalion Azov berhasil menguasai Kota Mariupol dari tangan milisi pro-Rusia 2014 lalu, kesatuan ini kemudian memilih memindahkan markasnya ke Mariupol dari Berdyansk. Pemindahan mendapat restu dari pemerintah Ukraina hingga Batalion Azov memperoleh sebuah pangkalan militer yang cukup besar, layaknya kesatuan reguler militer Ukraina lainnya. 

Namun, operasi militer khusus Rusia atas Ukraina sejak satu bulan lalu menyebabkan akses ke kota Mariupol terputus dan kota itu dikepung oleh pasukan gabungan Rusia serta separatis Donetsk.

Berdasarkan laporan France24, ribuan prajurit Batalion Azov sampai saat ini masih berupaya mempertahankan Mariupol. 

Meskipun begitu, masih sulit diketahui berapa jumlah pasti anggota Batalion Azov. Hanya dapat dipastikan bahwa semangat juang mereka dalam mempertahankan Ukraina sangat tinggi, hingga menyulitkan militer Rusia untuk menaklukkan Mariupol dalam waktu singkat.

Baca Juga: Ukraina Sebut Temukan 410 Jenazah di Kota Bekas Serangan Rusia

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya