AS-Qatar Serang Jaringan Finansial Hizbullah di Semenanjung Arab
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Qatar melancarkan pembekuan terkoordinir atas aset jaringan-jaringan finansial Hizbullah di Semenanjung Arab. Serangan tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Keuangan AS, Rabu (29/09/2021), menegaskan bahwa aset bisnis yang dimiliki beberapa warga Qatar, Arab Saudi, Palestina, dan Bahrain telah disita.
Melansir Reuters, nama-nama mereka yang asetnya sudah dibekukan antara lain Ali Reda Hassan al-Banai, Ali Reda al-Qassabi Lari, dan Abd al-Muayyid al-Banaiare. Mereka semua diketahui secara konstan mengirimkan dana kepada Hizbullah, yang tercatat sebagai teroris oleh Washington.
1. Keuangan Hizbullah dituduh mendukung kegiatan terorisme
Kekhawatiran AS terhadap Hizbullah cukup serius. Sebagai salah satu organisasi politik resmi di Lebanon, AS menuduh Hizbullah telah terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengarah pada aksi terorisme.
Menurut Direktur Kontrol Aset Luar Negeri AS Andrea Gacki, Hizbullah menyalahgunakan keuangannya demi mendukung aksi terorisme.
"Hizbullah mencoba untuk menyalahgunakan sistem keuangan internasional dengan mengembangkan jaringan finansial global, untuk mengisi pundi-pundi uangnya dan digunakan untuk mendukung kegiatan terorisme," ujar Gacki.
Baca Juga: Kerap Dianggap Teroris, Ini 5 Fakta Menarik Hizbullah
2. Bahrain ikut bekukan aset Hizbullah
Editor’s picks
Tidak ingin ketinggalan dari Qatar, Bahrain juga bergabung dengan operasi pembekuan dengan AS. Keterlibatan Bahrain dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang mana pemerintah Bahrain membekukan seluruh aset pihak yang terlibat, seperti akun bank.
Langkah ini menjadi salah satu aksi serangan non-militer paling terkoordinasi antara AS-Qatar-Bahrain di Semenanjung Arab. Selaku perwakilan luar negeri AS, Blinken mendesak negara-negara lain di kawasan serupa untuk ikut terlibat dalam membatasi ruang gerak Hezbollah.
3. Blinken pastikan cepat atau lambat dunia akan akui Hizbullah sebagai teroris
Sejak 1997, pemerintah AS sudah melabeli Hizbullah sebagai kelompok teroris karena dinilai terlibat dalam beberapa aksi terorisme. Memiliki pengaruh yang signifikan dan ditambah dengan ancaman Iran di Timur Tengah, AS semakin gencar mengantisipasi sepak terjang kelompok ini.
Dilaporkan Al Arabiya, sampai saat ini baru terdapat sekitar 14 negara di dunia yang mengakui Hizbullah sebagai organisasi teroris, di mana sebagian besar dari daftar tersebut adalah sekutu Amerika.
Blinken berpendapat, dunia semakin lama akan mengenal sifat sejati Hizbullah sebagai kelompok teroris. Tidak lupa Blinken juga mengajak negara-negara lain untuk mengikuti jejak Amerika dan ke-14 negara lain untuk mencap Hizbullah sebagai teroris.
Baca Juga: Komentari Hizbullah, 10 Kabar Terbaru Mia Khalifa yang Tengah Disorot
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.