AS Tambah Lebih Banyak Prajurit di Jerman

Keamanan negara sekutu menjadi prioritas

Berlin, IDN Times - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, pada hari Selasa (13/04), menyatakan bahwa Pemerintah AS akan mengirim beberapa ratus prajurit tambahan untuk ditugaskan di Wilayah Jerman.

Keputusan itu diambil AS tepat setelah terjadi peningkatan aktivitas besar-besaran Militer Rusia di perbatasan Rusia-Ukraina dalam satu minggu terakhir yang Washington cap sebagai tindakan "agresif" dimana hal tersebut dinilai membahayakan keamanan regional Eropa, seperti yang dilansir dari Reuters

1. 500 Prajurit AS akan ditugaskan di Wiesbaden

AS Tambah Lebih Banyak Prajurit di JermanSeorang Prajurit AS sedang dalam sebuah latihan militer di Eropa. twitter.com/USArmyEURAF

Meskipun Jerman sudah menjadi tuan rumah penampung Prajurit AS terbanyak di Eropa, Kementerian Pertahanan AS menganggap penambahan masih diperlukan. Dikutip dari AP, berdasarkan pernyataan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, Pentagon akan menempatkan 500 prajurit tambahan di Wilayah Wiesbaden, Jerman, secara permanen dimana proses pengiriman akan dimulai pada awal musim gugur ini.

Austin berharap penambahan pasukan dapat meningkatkan pertahanan Eropa dan memiliki efek pencegahan guna mengantisipasi konflik di masa yang akan datang. Selain mengerahkan lebih banyak prajurit, Kemhan AS juga menjelaskan bahwa mereka juga tengah meningkatkan kekuatan tempur multi-dimensinya, seperti siber dan perang elektronik, sehingga dapat lebih siap mempertahankan keamanan Eropa dan kepentingan AS di Wilayah Eropa. 

Baca Juga: Donald Trump Siap Calonkan Diri Jadi Presiden di Pemilu AS 2024

2. Memutar balik kebijakan Presiden Donald Trump

AS Tambah Lebih Banyak Prajurit di JermanPertemuan Presiden Trump dan Putin di Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli 2018. twitter.com/tollett_d

Kebijakan terbaru Administrasi Biden ini ternyata berusaha memutar balik kebijakan Presiden AS sebelumnya. Donald Trump yang berencana menarik 12.000 dari 36.000 Prajurit AS yang dikerahkan di Negara Jerman pada tahun 2020, terpaksa dibatalkan Presiden Joe Biden yang memiliki pandangan berbeda mengenai keperluan Prajurit AS di Eropa, dilansir dari Reuters.

Dalam padangan Administrasi Biden, rencana Presiden Trump di tahun 2020 sudah tidak lagi dijalankan karena terdapat perubahan strategi. Hal ini juga mendapat tanggapan positif dari Kementerian Pertahanan Jerman yang menjelaskan bahwa Presiden Biden memastikan tidak rencana pengurangan Prajurit AS dari negara mereka. 

3. Ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina terus berlanjut

AS Tambah Lebih Banyak Prajurit di JermanTank T-72 milik Militer Federasi Rusia dalam sebuah latihan. twitter.com/mod_russia

Kekhawatiran ancaman perang terbuka antara Rusia dan Ukraina membuat Pemerintah AS sangat mendesak Rusia untuk menghentikan aksi "provokasi" di perbatasannya dengan Ukraina. Dilaporkan Reuters, ketika dimintai keterangan apakah penambahan Prajurit AS di Jerman merupakan respon atas aktivitas Rusia di perbatasan Rusia-Ukraina, Menhan AS Lloyd Austin memilih untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Namun, Austin menegaskan penambahan jumlah prajurit merupakan salah satu tradisi utama NATO guna menyeimbangkan keadaan. Sekarang dengan situasi di perbatasan Rusia-Ukraina yang terus memanas, belum dapat dipastikan respon seperti apa yang akan diberikan Rusia dalam menanggapi jumlah Prajurit AS di Jerman.

Baca Juga: Prajurit Transgender Pertama di Korea Selatan Mengakhiri Hidupnya

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya