AS Tolak Penuh Klaim Sepihak Laut China Selatan oleh Tiongkok

Tiongkok marah besar atas pernyataan tersebut

Washington, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat pada hari Senin (13/07), menyatakan bahwa mereka dengan tegas menolak segala bentuk klaim sepihak yang dilakukan Tiongkok di Laut China Selatan.

Tiongkok menganggap pernyataan AS tersebut menambah ketegangan sebagaimana kondisi kedua negara sedang tidak dalam situasi yang baik, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Pompeo tegaskan Laut China Selatan bukan bagian dari RRT

Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo, menegaskan bahwa klaim Laut China Selatan oleh Pemerintah RRT tidak valid. Dikutip dari Reuters, Pompeo melihat tidak adanya faktor legalitas yang mendukung klaim RRT terhadap Laut China Selatan dan selama ini yang dilakukan RRT hanyalah menggunakan teknik "bully" untuk menjamin dominasi mereka di sana.

Selain itu Pompeo juga menyatakan bahwa, "Dunia tidak akan membiarkan Beijing (RRT) untuk memperlakukan Laut China Selatan sebagai bagian dari kekaisaran maritimnya". Pernyataan tegas tersebut ternyata membuat telinga Pemerintah Tiongkok panas dan melalui Juru Bicara Kementrian Luar Negeri RRT , Zhao Lijian, mereka mengutuk pernyataan AS tersebut. Menurut Lijian, pernyataan Amerika Serikat yang mencampurkan kontroversi mengenai klaim kedaulatan maritim akan mengancam perdamaian regional di Laut China Selatan. 

2. Aksi "agresif" RRT memaksa Amerika Serikat bertindak lebih jauh

AS Tolak Penuh Klaim Sepihak Laut China Selatan oleh TiongkokIlustrasi Presiden RRT Xi Jinping sedang memegang globe. twitter.com/SoaaleSadeh

Pernyataan keras Amerika Serikat yang dilontarkan terhadap kebijakan Republik Rakyat Tiongkok di Laut China Selatan tidak datang tiba-tiba. Dilaporkan oleh JapanTimes, pernyataan itu muncul tidak lama setelah RRT baru saja mengalami bentrok berdarah di perbatasannya dengan India. Pemerintah AS melalui Pompeo mengutip insiden tersebut sebagai kebijakan Tiongkok yang sedang menantang tetangganya.

Dikarenakan aksi "agresif" RRT terhadap India yang merupakan salah satu sekutu terdekat Amerika Serikat saat ini, memaksa AS untuk bertindak lebih jauh dari biasanya, yaitu dengan menolak keras klaim Laut China Selatan. Selain India, AS juga selalu menganggap lambatnya Tiongkok dalam menangani kasus COVID-19, membuat penyakit tersebut menjadi pandemi global. 

3. Angkatan Laut AS akan melanjutkan "Freedom of Navigation

AS Tolak Penuh Klaim Sepihak Laut China Selatan oleh TiongkokKapal Induk Amerika Serikat USS Nimitz sedang melakukan pengisian bahan bakar di Laut Tiongkok Selatan, pada 10 Juli 2020. twitter.com/USNavy

Kebijakan Freedom of Navigation yang dilayangkan terus-menerus oleh Pemerintah Amerika Serikat, terutama di Laut China Selatan, selalu menjadi incaran kritik Republik Rakyat Tiongkok. Pemerintah RRT menolak tegas segala bentuk aksi "provokatif" kapal-kapal perang Angkatan Laut AS yang berlayar sangat dekat dengan pulau yang diduduki Tiongkok di dalam Laut China Selatan.

Meskipun Amerika Serikat sendiri memang tidak memiliki klaim apa-apa terhadap Laut China Selatan, mereka tetap akan melanjutkan pelayaran patroli di wilayah tersebut untuk mempromosikan Freedom of Navigation ke negara-negara sekitar, dilansir dari AlJazeera. Dengan adanya ancaman Angkatan Laut RRT dan misil penghancur kapal induk DF-21D berserta DF-26 milik RRT yang menjangkau seluruh bagian Laut China Selatan, ternyata ancaman itu tidak membuat takut AS sebagaimana dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, sedang berlayar di Laut China Selatan. 

Baca Juga: Vietnam Tarik Film 'Abominable' Gara-gara Peta Laut China Selatan

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya