Ekonomi Memburuk, Suriah Perluas Kerja Sama dengan Rusia

Tidak hanya militer, ekonomi juga termasuk

Damaskus, IDN Times - Presiden Suriah, Bashar al Assad, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada hari Senin (07/09), bertemu di Damaskus untuk membahas kerja sama ekonomi baru antar kedua negara setelah bantuan Militer Rusia berhasil memperkokoh posisi Pemerintah Suriah.

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri Rusia, Presiden Assad menunjukkan keinginannya untuk memperluas hubungan bisnis bersama Federasi Rusia setelah sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat dan Negara Barat terhadap Suriah memperburuk ekonomi mereka, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Kunjungan pertama Lavrov ke Suriah sejak tahun 2012

Ekonomi Memburuk, Suriah Perluas Kerja Sama dengan RusiaMenteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. twitter.com/mfa_russia

Memanasnya gejolak politik di Suriah pada tahun 2011 menyebabkan negara ini jatuh ke dalam perang saudara yang masih membara hingga saat ini. Dikutip dari France24, kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di Suriah pada hari Senin (07/09), merupakan yang pertama kali setelah delapan tahun absen dimana kedatangan pertamanya tercatat pada tanggal 6 Februari 2012. 

Meskipun begitu, kedatangan Lavrov bukanlah kunjungan pertama Pejabat Tinggi Rusia ke Suriah di kala konflik berlangsung karena Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah dua kali mengunjungi Suriah pada tahun 2017 dan 2020. Presiden Suriah, Bashar al Assad, sendiri juga sering mengunjungi Rusia guna membahas kegiatan strategis.

2. Rusia siap melakukan kerja sama ekonomi baru

Ekonomi Memburuk, Suriah Perluas Kerja Sama dengan RusiaPertemuan Delegasi Rusia dan Pemerintah Suriah di Kota Damaskus yang membahas kerja sama ekonomi, pada 7 September 2020. twitter.com/mfa_russia

Kembalinya sebagian besar Wilayah Suriah ke tangan Pasukan Pemerintah Suriah berkat bantuan Militer Rusia, ternyata membuka peluang baru kooperasi dalam bentuk lain bersama Rusia agar dapat memulihkan kondisi Suriah yang sangat rentan. Wakil Perdana Menteri Rusia, Yury Borisov, yang ikut bersama Lavrov menyebutkan bahwa Rusia dan Suriah sudah menyetujui kerja sama ekonomi dan perdagangan tahap baru dimana ia berharap persetujuan ini dapat segera ditandatangani di bulan Desember 2020 nanti, dilansir dari Reuters

Federasi Rusia sebenarnya sudah lama melakukan kerja sama ekonomi dengan Suriah jauh sebelum pasukan militernya dilibatkan dalam Perang Saudara Suriah pada tahun 2015. Namun, ketika Militer Rusia mulai melaksanakan intervensi di Suriah, Pemerintah Suriah langsung mengizinkan persetujuan ekonomi besar-besaran dengan Rusia, seperti penyerahan hak Pelabuhan Tartus selama 49 tahun dan ekploitasi tambang fosfat di Wilayah Palmyra untuk 50 tahun kepada Perusahaan Rusia, Stroytransgaz.

3. Sanksi ekonomi Amerika Serikat mencekik Suriah

Ekonomi Memburuk, Suriah Perluas Kerja Sama dengan RusiaKendaraan Militer Amerika Serikat sedang berpatroli di dekat tambang minyak di Suriah. twitter.com/mfa_russia

Pemerintah Amerika Serikat sudah berkali-kali menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Suriah karena respon dari Pemerintah Suriah tidak sejalan dengan apa yang diinginkan AS. Dilaporkan Reuters, sebaga sekutu terdekat Suriah, Rusia memprotes keras sanksi ekonomi baru dari Amerika Serikat yang mulai aktif bulan Juni 2020 dimana kebijakan itu sangat mempengaruhi perekonomian Suriah. 

Berlangsungnya kegiatan transaksi jual-beli senjata antara perusahaan asing dan Pemerintah Suriah yang dipercaya memperpanjang konflik, menjadi alasan utama mengapa Pemerintah AS terus memberikan sanksi baru. Amerika Serikat berharap sanksi ekonominya dapat melemahkan daya beli Suriah sehingga memaksa Presiden Assad memilih untuk berdialog bersama pihak oposisi sehingga perseteruan dapat diselesaikan secara damai. Selain AS, Uni Eropa juga sering menjatuhkan sanksi ekonomi yang ikut mencekik Suriah.

Baca Juga: Ratusan Staf PBB Terinfeksi COVID-19 di Suriah

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya