PBB: Pasukan Keamanan Venezuela Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Banyak yang menjadi korban

Jenewa, IDN Times - Penyelidik independen dari Dewan HAM PBB pada hari Rabu (16/09), mengumumkan bahwa mereka menemukan adanya bukti keterlibatan Pasukan Keamanan Venezuela dalam aksi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Penyelidikan ini dilaksanakan dengan melakukan 270 wawancara terhadap korban kekerasan, saksi mata, dan mantan pejabat, dimana mereka juga menggunakan fakta-fakta yang berhasil dikumpulkan tim investigasi dari International Criminal Court (ICC) yang memulai penyelidikan terbuka mereka pada tahun 2018, tepat ketika Nicholas Maduro terpilih lagi menjadi Presiden Venezuela, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Presiden Maduro, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan Venezuela dituduh terlibat

PBB: Pasukan Keamanan Venezuela Lakukan Kejahatan terhadap KemanusiaanMenteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu, bersama Presiden Venezuela, Nicholas Maduro. twitter.com/MevlutCavusoglu

Hasil penyelidikan yang dilakukan ternyata menemukan beberapa bukti yang cukup mengejutkan tentang apa yang sebenarnya terjadi di Venezuela. Dikutip dari Reuters, hasil laporan menyebutkan jika aksi kekerasan dan penyiksaan yang termasuk sebagai kekerasan terhadap kemanusiaan, dilakukan oleh Pasukan Keamanan Venezuela dalam sepengetahuan serta perintah langsung dari Presiden Nicholas Maduro, menteri dalam negeri, dan menteri pertahanannya. 

Menurut penyelidik, kejahatan terhadap kemanusiaan terjadi di Venezuela guna membungkam pihak oposisi yang terlihat mulai mendapat dukungan dari beberapa elemen masyarakat. Pemerintah Venezuela dipercayai telah memperintahkan berbagai aksi pembunuhan dan kekerasan secara sistemik kepada masyarakat, pihak oposisi, dan personel militernya.

2. Penyelidikan dimulai sejak tahun 2014

Meskipun penyelidikan terbuka yang dilaksanakan ICC dimulai pada tahun 2018, penyelidik dari Dewan HAM PBB sudah lebih dulu melakukan penyelidikan mereka. Sebuah panel khusus dibentuk oleh Dewan HAM PBB pada tahun 2014 yang dipimpin oleh Marta Valinas dari Portugal, Francisco Cox Vial dari Chili, dan Paul Seils dari Inggris, untuk menyelidiki dugaan kasus kekerasan yang menyebar luas setelah Presiden Nicholas Maduro memegang kekuasaan Pemerintahan Venezuela di tahun 2013, dilansir dari AP.

Dalam penyelidikannya, penyelidik menelusuri hampir 3.000 kasus dan 5.000 pembunuhan yang menyimpulkan keterlibatan Nicholas Maduro sebagai kepala negara bersama pejabat-pejabat Pemerintah Venezuela. Penyelidikan ini sendiri tidak dapat dilakukan dengan mudah sebagaimana Pemerintah Venezuela melarang pihak penyelidik untuk datang ke Venezuela. Penyelidik juga mengakui dikarenakan gejolak politik di Venezuela tidak terkendali, maka sistem keadilan pun ikut hancur yang membuat situasi semakin parah.

3. Laporan akan ditampilkan dalam sidang Dewan HAM PBB 

PBB: Pasukan Keamanan Venezuela Lakukan Kejahatan terhadap KemanusiaanGedung Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss. twitter.com/UNHumanRights

Tidak mau menunggu, laporan hasil penyelidikan yang telah dilaksanakan selama enam tahun tersebut akan dihadirkan di dalam sidang Dewan HAM PBB. Dilaporkan BBC, laporan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berhasil dikumpulkan tim penyelidik, rencananya akan ditampilkan pada minggu depan, di depan semua anggota Dewan HAM PBB dimana perwakilan Pemerintah Venezuela akan diberi hak untuk merespon hasil penyelidikan.

Sebelumnya, Duta Besar Venezuela untuk PBB, Jorge Valero, pada hari Selasa (15/09), menyebutkan bahwa negaranya telah bekerjasama secara terbuka bersama Dewan HAM PBB dengan memfasilitasi kunjungan ke penjara di Venezuela. Walaupun begitu, laporan resmi dan independen dari Penyelidik Dewan HAM PBB tidak dapat dihiraukan begitu saja oleh komunitas internasional.

Baca Juga: AS dan Guyana Setujui Kerjasama Patroli Laut di Perbatasan Venezuela

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya