Pengiriman F-35 Delay, Rusia Tawarkan 'Skakmat' ke UEA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Federasi Rusia untuk pertama kali menampilkan pesawat tempur generasi kelimanya Su-75 Skakmat di luar Rusia. Pertunjukan tersebut dilaksanakan, Minggu (14/11) ketika Delegasi Rusia menghadiri Dubai Airshow sebuah pameran dagang kerdigantaraan di Uni Emirat Arab (UEA).
Dikutip dari Reuters, kehadiran Su-75 bertepatan dengan tertundanya pengiriman pesawat jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat (AS) pesanan militer UEA. Sebagai tandingan F-35, pesawat tempur Su-75 adalah jawaban Moskow yang berharap dapat menjatuhkan eksistensi lawannya tersebut.
1. Jet tempur generasi kelima termurah di pasaran
Lahirnya Su-75 Skakmat memang bertujuan untuk mengakhiri dominasi F-35 yang dinilai Rusia terlalu berlebihan.
Melansir FlightGlobal, Su-75 tidak hanya dilengkapi dengan sistem canggih tapi juga dengan harganya yang sangat terjangkau. Rusia membandrol Su-75 dikisaran 20-30 juta dollar AS atau setara dengan 284 hingga 426 miliar rupiah per unit untuk sekelas pesawat generasi kelima.
Sedangkan F-35 yang sudah mendapat julukan pesawat jet tempur termahal di dunia ini dijatuhi harga 80 juta dollar AS atau sekitar 1,1 triliun rupiah untuk satu unitnya.
2. Pesanan jet dan drone tempur UEA mandek
Editor’s picks
Baca Juga: Rusia Mulai Kirim Rudal S-400 ke India
Kesepakatan pembelian alutsista UEA dan AS di detik-detik terakhir masa kepemimpinan Presiden Donald Trump membawa malapetaka bagi Abu Dhabi. Seluruh pesanan yang telah disetujui oleh Trump terpaksa ditunda pengirimannya oleh Presiden Joe Biden untuk peninjauan kembali, seperti yang dilansir dari Eurasian Times.
UEA setidaknya telah memesan 50 unit jet tempur F-35 dan 18 unit pesawat nirawak MQ-9 dari AS. Meskipun begitu, pesanan senilai 20 miliar dollar AS atau 284 triliun rupiah itu belum dapat dikirim karena kekhawatiran Adminstrasi Biden. Kekhawatiran itu didasari atas adanya dugaan kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukan militer UEA dalam operasi tempurnya di Yaman serta ancaman keunggulan kualitatif militer Israel.
Sampai saat ini Washington masih belum memberikan lampu hijau untuk pengiriman satu jenis alutsista pun ke Abu Dhabi.
3. Diplomat Barat ragu Negara Teluk tertarik membeli pesawat baru Rusia
Penjualan alutsista buatan industri pertahanan (inhan) Rusia memang tidak terlalu besar di Semenanjung Arab.
Dilaporkan Reuters, hal ini menjadi alasan utama mengapa diplomat Negara Barat sangat ragu jika UEA atau Negara Teluk lainnya tertarik membeli Su-75. Di sisi lain, kedekatan UEA dan Rusia juga dicap sebagai gimik yang sengaja dilakukan Abu Dhabi agar memaksa AS tunduk atas kemauannya.
"UEA suka dengan gagasan mengembangkan hubungan bersama industri pertahanan Rusia, tetapi ini merupakan caranya untuk mengirim pesan ke AS," ujar Peneliti Senior Jean-Loup Samaan dari Middle East Institute, National University of Singapore (NUS).
Baca Juga: UE Bakal Buat Doktrin Militer yang Anggap China-Rusia sebagai Musuh
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.