Perdana Menteri Armenia Tuduh Militer Lancarkan Aksi Kudeta

Ada apa?

Yerevan, IDN Times - Perdana Menteri Republik Armenia, Nikol Pashinyan, pada hari Kamis (25/02), menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata Armenia mencoba untuk melaksanakan aksi kudeta terhadap dirinya dan pemerintahan sipil. 

Pernyataan itu disampaikan Pashinyan setelah Militer Armenia secara terang-terangan melalui pernyataan tertulis mendesak Nikol Pashinyan untuk mundur dari jabatan perdana menteri dan pembubaran kabinet pemerintahannya, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Militer Armenia marah atas keputusan Pashinyan 

Perdana Menteri Armenia Tuduh Militer Lancarkan Aksi KudetaPrajurit Armenia yang sedang menggunakan senjata peluncur misil anti-udara. twitter.com/armenia

Pernyataan tertulis yang disampaikan oleh Angkatan Bersenjata Armenia ternyata dilandaskan atas sebuah aksi yang dilakukan oleh Perdana Menteri Armenia. Dikutip dari BBC, Petinggi Militer Armenia tidak senang dengan keputusan Nikol Pashinyan yang memecat Wakil Angkatan Bersenjata Armenia, Tiran Khacharyan, karena aksinya yang mengejek pendapat Pashinyan mengenai Misil Iskander buatan Rusia. 

Menurut Petinggi Militer Armenia, mereka melihat jika perdana menteri dan pemerintah sudah tidak dapat lagi membuat keputusan yang wajar atau waras. Sebelumnya Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, sempat menyalahkan Rudal Iskander yang merupakan rudal balistik berjarak pendek buatan Rusia dimana menurutnya gagal menghancurkan target ketika perang di Nagorno-Karabakh kembali memuncak September-November 2020 lalu.

2. Kubu pendukung militer dan perdana menteri saling berhadapan di Yerevan

Perdana Menteri Armenia Tuduh Militer Lancarkan Aksi KudetaPerdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, bersama para pendukungnya di Kota Yerevan, pada 25 Februari 2021. twitter.com/LoonyPics

Kondisi yang tidak stabil di Armenia setelah kekalahannya di Nagorno-Karabakh sekarang mulai memasuki fase krisis yang baru. Pashinyan yang mengajak ribuan pendukungnya untuk berkumpul di Ibu Kota Armenia, Yerevan, guna melindungi pemerintahan sipil dari "upaya kudeta" ternyata harus mendapati diri mereka menghadapi ribuan massa lain yang merupakan pendukung militer, dilansir dari Reuters.

Terbelahnya padangan Masyarakat Armenia terjadi dimulai ketika Nikol Pashinyan menandatangani perjanjian damai dan penyerahan Wilayah Nagorno-Karabakh kepada Azerbaijan pada tanggal 9 November 2020. Keputusan itu membuat popularitas Pashinyan jatuh di kalangan masyarakat nasionalis dan petinggi militer, hingga sempat terjadi sebuah kerusuhan yang mendesak Pashinyan untuk turun dari kursi kepemimpinannya. 

Baca Juga: Twitter Hapus Ratusan Akun dari Rusia, Iran dan Armenia

3. Rusia minta Armenia selesaikan permasalahan dengan damai

Perdana Menteri Armenia Tuduh Militer Lancarkan Aksi KudetaKegiatan rapat Kementerian Pertahanan Federasi Rusia. twitter.com/mod_russia

Sebagai salah satu negara paling berpengaruh di Daerah Kaukasus dan sekutu Armenia, Pemerintah Rusia mendesak Armenia untuk tidak bertindak di luar batas. Dilaporkan Reuters, Moskow yang memiliki pangkalan militer di Armenia dan mengetahui tidak stabilnya kondisi politik di sana meminta Armenia untuk menyelesaikan masalah domestiknya dengan damai dan sesuai konstitusi yang berlaku.

Tidak hanya itu, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyangkal pernyataan Perdana Menteri Armenia yang menyebutkan jika Rudal Iskander merupakan barang yang gagal. Hal ini disebabkan menurut Rusia, Rudal Iskander adalah salah satu alutsistanya yang paling canggih dan sudah terbukti penggunaannya di Suriah. 

Baca Juga: Ribuan Warga Armenia Tuntut PM Pashinyan Mundur dari Jabatan

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya