Polemik Penerapan Lockdown Serbia yang Diprotes Seluruh Masyarakat

Kerusuhan parah melanda Kota Belgrade

Belgrade, IDN Times - Ketegangan terjadi di Serbia akibat aksi protes dan kerusuhan di Ibu Kota, Belgrade, pada hari Selasa (07/07) karena penerapan kembali lockdown oleh parlemen. Keputusan ini diambil setelah melonjaknya kasus infeksi COVID-19 di Serbia dalam beberapa minggu terakhir.

Tetapi, setelah Parlemen dan Pemerintah Serbia menyetujui penerapan lockdown yang baru, banyak di antara masyakaratnya, terutama di Belgrade, yang tidak menyetujui aksi ini. Sebelumnya Parlemen Serbia sudah mencabut peraturan tersebut pada bulan Juni, namun terpaksa kembali menerapkannya di Belgrade, seperti yang dilansir dari TRTWORLD.

1. Presiden Vucic dianggap tidak tegas

Polemik Penerapan Lockdown Serbia yang Diprotes Seluruh MasyarakatPresiden Serbia Aleksandar Vucic. cuvarivatre.org

Demonstran menolak tegas kembalinya lockdown di Serbia dikarenakan tindakan yang mereka anggap semena-mena oleh President Aleksandar Vucic. Demonstran melihat Presiden Vucic tidak tegas dalam kepemimpinannya dan hanya ingin memenangkan dirinya sebagaimana Serbia mengangkat larangan lockdown pada 21 Juni untuk mempermudah Pemilihan Umum Presiden Serbia 2020 kemarin.

Namun, peraturan lockdown mulai diterapkan kembali setelah Parlemen Serbia memberikan lampu hijau. Keputusan tersebut dicap sebagai sebuah permainan kotor dan beberapa pendukung serta pemimpin oposisi Pemerintah Serbia menginginkan Presiden Vucic untuk mengundurkan diri dari jabatannya. 

2. Bentrokan massa dan polisi tidak dapat dihindari

Polemik Penerapan Lockdown Serbia yang Diprotes Seluruh MasyarakatSeorang Pendeta sedang menolong demonstran yang terluka setelah bentrok dengan Kepolisian Serbia. twitter.com/Stiven_SRB

Kemarahan besar pendukung oposisi di Belgrade membuat Kepolisian Serbia kewalahan dalam mengontrol massa di awal-awal terjadinya kerusuhan. Beberapa anggota dari Kelompok Sayap Kanan Serbia terlihat bentrok melawan polisi yang bersenjatakan tongkat pemukul dan gas air mata, seperti yang dikabarkan AP.

Bentrokan tersebut berlanjut dan terjadi perusakan dimana beberapa mobil dibakar, termasuk mobil polisi. Aksi kerusuhan ini berlangsung secara besar-besaran dari hari Selasa (07/07) hingga Rabu (08/07). Meskipun sekarang pihak Kepolisian Serbia sudah berhasil mengamankan situasi di Belgrade, ancaman demonstrasi susulan tetap ada dikarenakan kondisi politik Serbia yang belum stabil. 

Baca Juga: [BREAKING] Ditangkap di Serbia, Buron Maria Pauline Jalani Rapid Test 

3. Kasus COVID-19 di Serbia terus meningkat tajam

Polemik Penerapan Lockdown Serbia yang Diprotes Seluruh MasyarakatIlustrasi corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Pemerintah Serbia, kembalinya kebijakan lockdown, secara khusus di Belgrade diakibatkan melonjaknya kasus COVID-19 di Serbia dalam beberapa pekan terakhir. Tercatat terjadi penambahan 299 kasus infeksi baru and 13 kematian pada hari Selasa (07/07) kemarin seperti yang dikabarkan AnadoluAgency

Sampai saat ini, kasus COVID-19 di Serbia berjumlah 18.360 terinfeksi dan 393 kematian. Sebagai negara kecil di Eropa Timur, kasus COVID-19 di Serbia merupakan salah satu kasus infeksi tercepat untuk wilayah Eropa. Tetapi, diakibatkan ketegangan politik yang berlanjut akibat pro dan kontra kebijakan lockdown sendiri, membuat peneliti memprediksi akan terus terjadi peningkatan tajam kasus baru COVID-19 jika Pemerintah Serbia gagal mengambil aksi yang tepat.

4. Parlemen Serbia batalkan penerapan lockdown di Belgrade

Polemik Penerapan Lockdown Serbia yang Diprotes Seluruh MasyarakatProtes damai berlanjut di Belgrade pada 10 Juli 2020. twitter.com/jorgensamso

Protes besar-besaran selama dua hari di Belgrade yang mengecam penerapan lockdown ternyata berhasil membuat Pemerintah Serbia membatalkan kebijakan tersebut. Dikutip dari BBC, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic pada hari Kamis (09/07) menjelaskan bahwa kebijakan lockdown yang sebelumnya disahkan telah dibatalkan. Menurutnya, kebijakan lockdown membutuhkan pengumuman situasi darurat yang tidak cocok untuk diterapkan sekarang oleh Serbia.

Brnabic juga menambahkan bahwa Serbia memilih untuk menerapkan pelarangan pertemuan diatas 10 orang khusus di Kota Belgrade. Ia berharap dengan penerapan kebijakan ini dapat menurunkan tingkat infeksi COVID-19 yang terus naik. Meskipun larangan pertemuan diatas 10 sudah diterapkan, terlihat beberapa orang masih melanjutkan protes mereka dengan damai terhadap Pemerintah Serbia. 

Baca Juga: Negara Lain Juga Melobi Serbia, Tapi Minta Ekstradisi Maria Dibatalkan

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya