Presiden Korsel Siap Lanjutkan Dialog dengan Korut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seoul, IDN Times - Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pada hari Senin (11/01), dalam pidato sambutan tahun barunya menyebutkan jika Korea Selatan selalu siap untuk melanjutkan dialog perdamaian dengan Korea Utara.
Pernyataan khusus yang disampaikan dalam pidato tahunan itu muncul setelah Presiden Moon sendiri akan segera memasuki satu tahun terakhir masa jabatannya yang dimulai dari bulan Mei 2021 nanti, sehingga ia ingin agar dapat segera lebih mengharmoniskan relasi antara Korsel dan Korut, seperti yang dilansir dari The Korea Herald.
1. Dialog bisa dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
Dalam pidatonya, Presiden Moon Jae-in memberikan empat menit khusus guna membahas hubungan Korsel-Korut dari total keseluruhan 27 menit. Dikutip dari The Korea Herald, berdasarkan pernyataannya, Presiden Moon menjelaskan jika ia siap melaksanakan dialog bersama Korea Utara di mana saja dan kapan saja, termasuk dalam kondisi tidak bertemu tatap muka sama sekali.
Relasi yang kurang baik dalam beberapa bulan terakhir antara Korea Selatan dan Korea Utara, terutama setelah Pimpinan Korut, Kim Jong Un, kembali menyatakan akan meningkatkan kemampuan nuklirnya, membuat Presiden Moon Jae-in seperti memiliki tanggung jawab untuk mengurangi intesitas yang terjadi. Meskipun pada awalnya Presiden Moon lah yang membawa Korsel dan Korut ke tahap perdamaian yang sebelumnya tidak pernah diraih, tetapi masalah fundamental seperti denuklirisasi di Semenanjung Korea masih belum dapat ia capai dan hal itu memperkeruh hubungan keduanya.
2. Presiden Moon berharap dapat menghasilkan 'terobosan besar' dalam waktu dekat
Editor’s picks
Dengan masa jabatan yang sebentar lagi akan selesai, Presiden Moon berusaha secepatnya untuk meraih kesepakatan penting bersama Korut, terutama dengan bantuan Amerika Serikat.
Lewat pidato kenegaraanya, ia menyatakan bahwa Korea Selatan akan berusaha untuk menciptakan "terobosan besar" bersama sekutu terbaiknya, Amerika Serikat, secara khusus di bawah kepemimpinan Joe Biden, untuk menangani banyak masalah di Semanjung Korea, dilansir dari Reuters.
Presiden Moon Jae-in juga menjelaskan jika Pemerintah Korsel tengah mempersiapkan kerja sama anti-pandemi dengan harapan aksi tersebut bisa menjadi kesepakatan yang dapat memberikan lompatan jauh dalam mengharmoniskan hubungan diplomatik bersama Korut.
Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Setujui UU Anti Korea Utara
3. Korea Utara masih enggan menerima kesepakatan kerja sama dengan Korea Selatan
Kondisi perpolitikan global yang begitu dinamis sangat mencerminkan mengapa Korea Selatan dan Korea Utara sulit untuk memiliki hubungan akur ataupun stabil. Dilaporkan Reuters, Pemerintah Korsel yang berulang kali mencoba memperbaiki hubungan dengan Korut melalui program kerja sama, seperti pariwisata, bantuan kemanusiaan, dan bantuan COVID-19, hal-hal itu ternyata dicap Kim Jong Un sebagai "masalah yang tidak penting".
Ketidakjelasan relasi antara Korsel dan Korut yang sebelumnya pernah mencapai titik terang dengan Deklarasi Pyongyang di tahun 2018, namun terpaksa meredup setelah beberapa insiden merusak usaha perdamaian. Dengan keluarnya Donald Trump dari Gedung Putih, Pemerintah Korea Selatan sangat berharap Amerika Serikat di bawah komando Presiden AS terpilih, Joe Biden, dapat membantu mereka untuk mendamaikan dan melanjutkan proses denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Baca Juga: Pejabat Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar Pasukan Korea Utara
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.