Sanksi di Depan Mata, Turki Tarik Kapal Riset dari Laut Mediterania

Mengantisipasi sanksi Uni Eropa

Ankara, IDN Times - Pemerintah Republik Turki pada hari Senin (30/11), menarik dan melabuhkan kapal risetnya yang terkenal, Oruç Reis, dari kawasan sengketa di Laut Mediterania Timur.

Keputusan ini diambil Pemerintah Turki setelah adanya ancaman penjatuhan sanksi dari Uni Eropa kepada Turki karena aksinya yang terus melanjutkan kegiatan riset potensi sumber daya alam di laut sengketa meski sudah mendapat protes keras dari Uni Eropa, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Berlabuh tepat dua minggu sebelum KTT Uni Eropa berlangsung

Sanksi di Depan Mata, Turki Tarik Kapal Riset dari Laut MediteraniaPresiden Uni Eropa, Charles Michel. twitter.com/EUCouncilPress

Pertemuan KTT Uni Eropa yang menjadi penentuan nasib Turki, membuat Pemerintah Turki mengambil aksi preemtif. Dikutip dari Hurriyet, menurut pernyataan yang disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Kapal Riset Oruç Reis yang sudah berhasil mendapatkan sekitar 10.955 km data seismik dua dimensi Laut Mediterania Timur telah kembali dan berlabuh di Pelabuhan Antalya.

Meskipun begitu, dengan akan dilaksanakannya KTT Uni Eropa dalam kurun waktu kurang dari dua minggu, hal tersebut dipercaya sebagai alasan utama mengapa Turki melabuhkan kapal risetnya. Pertemuan itu dimulai pada 11-12 Desember 2020 nanti, dimana Prancis sebagai pihak utama yang mendukung penjatuhan sanksi bersama Uni Eropa akan mengevaluasi segala bentuk aspek sebelum dapat mengambil keputusan akhir.

2. Serupa dengan aksi yang dilakukan Turki dua bulan sebelumnya

Sanksi di Depan Mata, Turki Tarik Kapal Riset dari Laut MediteraniaLokasi Kapal Riset Turki, Oruç Reis, yang sudah berlabuh dan wilayah sengketa di Laut Mediterania antara Turki-Yunani, pada 30 November 2020. twitter.com/bolzano76882535

Dilabuhkannya Kapal Riset Oruç Reis, ternyata bukanlah aksi pertama yang diambil Pemerintah Turki setelah ketegangan memuncak dengan Yunani pada Agustus-September 2020 lalu. Ankara sempat menarik Oruç Reis dari laut sengketa pada bulan September dengan harapan "memungkinkan aksi diplomasi" dalam pertemuan Uni Eropa di bulan Oktober, namun dikarenakan hasil yang kurang memuaskan Turki memilih untuk kembali mengerahkan Kapal Oruç Reis dan melanjutkan kegiatan risetnya hingga 29 November 2020, dilansir dari Reuters

Sekarang dengan berlabuhnya Kapal Riset Oruç Reis, keputusan tersebut menjadi aksi kedua yang dilakukan Pemerintah Turki dalam dua bulan terakhir. Ketegangan antara Turki dan Yunani menjadi momok besar yang dapat berubah menjadi konfrontasi militrer antar kedua negara.

Baca Juga: Turki Kecam Kapal Jerman yang Inspeksi Kapal Turki di Pesisir Libya

3. Proses dialog terbuka setelah empat tahun hiatus

Sanksi di Depan Mata, Turki Tarik Kapal Riset dari Laut MediteraniaBendera Yunani dan Turki. twitter.com/YusufCatStevens

Sengketa wilayah di Laut Mediterania Timur antara sesama negara anggota NATO, Turki dan Yunani, mengancam keamanan kolektif negara-negara NATO maupun Uni Eropa. Dilaporkan Hurriyet, walaupun proses dialog dari persengkataan antara Yunani dan Turki sempat hiatus selama empat tahun sehingga menyebabkan ketegangan memuncak pada bulan Agustus 2020, kedua negara akhirnya menyetujui untuk melanjutkan proses tersebut di bulan September lalu. 

Namun, kegagalan kedua belah pihak untuk menemukan titik tengah dan kebijakan Turki yang terus melanjutkan kegiatan eksplorasi sumber daya di laut sengketa, terus memanaskan hubungan kedua belah pihak. Keberadaan Uni Eropa yang diharapkan menjadi penengah, terpaksa membawa mereka menuju dilema antara untuk tetap bersikap netral atau mengambil langkah tegas namun riskan dengan menjatuhkan sanksi kepada Turki atas aksi yang dianggap beberapa Pejabat Uni Eropa sebagai "tindakan ilegal".

Baca Juga: Ibu Negara Turki Kenakan Masker Batik Saat Terima Tamu Kenegaraan

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya