Siprus-AS Teken Kontrak Kerja Sama, Turki Meradang

Padahal sama-sama sekutu

Istanbul, IDN Times - Pemerintah Turki pada hari Senin (14/09), mencela perjanjian kerja sama antara Amerika Serikat dan Siprus sebagaimana hal tersebut dianggap telah melanggar kebijakan netral yang sebelumnya diterapkan AS.

Penandatangan kerja sama ekonomi, militer, dan pengangkatan embargo senjata secara parsial terhadap Republik Siprus, memicu respon tegas dari Turki karena aksi ini akan membuat keseimbangan di Pulau Siprus menjadi terancam, dilansir dari Reuters

1. Siprus-AS semakin dekat 

Siprus-AS Teken Kontrak Kerja Sama, Turki MeradangMenteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dan Presiden Republik Siprus, Nicos Anastasiades, bertemu di Kota Nicosia, pada 13 September 2020. twitter.com/SecPompeo

Republik Siprus menjadi satu-satunya pemerintahan di Pulau Siprus yang diakui secara internasional, namun negara seperti AS sering menghindari Republik Siprus agar menghormati Turki. Dikutip dari Reuters, meskipun seperti itu di awal, dengan penandatangan nota kesepahaman terhadap kerja sama baru antara Siprus-AS, seperti pembangunan pusat latihan militer di Siprus, dan pengangkatan parsial embargo senjata yang sudah menempel selama 33 tahun, keduanya tampak semakin dekat dari pada biasanya.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dalam pertemuannya dengan Presiden Republik Siprus, Nicos Anastasiades, juga sempat menyebutkan bahwa AS "sangat khawatir" akan aksi Turki di Laut Mediterania Timur dapat memicu konflik besar di kawasan. Pemerintah AS pun akhirnya juga mempererat kerja sama bidang keamanan regional bersama Republik Siprus. 

2. Turki minta Amerika Serikat untuk tetap netral 

Siprus-AS Teken Kontrak Kerja Sama, Turki MeradangMenteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu, bersama Presiden Venezuela, Nicholas Maduro. twitter.com/MevlutCavusoglu

Turki meradang ketika mengetahui Amerika Serikat dan Siprus telah menandatangani kooperasi baru yang membuat AS terlihat mendukung salah satu pihak. Kementerian Luar Negeri Turki mengajak Pemerintah Amerika Serikat agar kembali dan tetap bersikap netral dikarenakan kesepakatan AS-Siprus dapat merusak usaha perdamaian di Pulau Siprus, dilansir dari TRTWorld

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, menjelaskan bahwa, "nota kesepahaman yang ditandatangani antara AS dan Pemerintahan Siprus (Yunani) pada 12 September 2020, dan rencana pembangunan 'Pusat Keamanan Darat, Laut Lepas, dan Pelabuhan' di Republik Siprus (Yunani) mengabaikan Republik Turki Siprus Utara", ujarnya. Pemerintah Turki menegaskan bahwa kooperasi ataupun kerja sama seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah apa-apa.

3. Bisa memicu ketegangan baru di Mediterania

Siprus-AS Teken Kontrak Kerja Sama, Turki MeradangKapal Angkut Helikopter Tonerre dan Kapal Frigat La Fayette milik AL Prancis melaksanakan latihan militer bersama AL Yunani di Laut Mediterania Timur, pada 13 Agustus 2020. twitter.com/florence_parly

Keputusan AS untuk mempererat hubungan bersama Republik Siprus, ternyata diakui dapat membawa dampak serius dalam pergolakan geopolitik di Mediterania. Dilaporkan Reuters, Kementerian Luar Negeri Turki melihat tindakan AS sebagai sebuah aksi yang memicu ketegangan baru di Kawasan Mediterania dan ketidakadilan bagi Masyarakat Republik Turki Siprus Utara. 

Dalam kunjungannya ke Pulau Siprus, Pompeo hanya mengunjungi Republik Siprus (Yunani) dimana aksi itu mendapat kritikan pedas. Pemerintah Turki melihat bahwa komitmen Amerika Serikat sudah berpihak, dan hanya akan mempersulit perdamaian penuh untuk tercapai apabila kebijakan AS tidak kembali netral.

Baca Juga: Karena Lalai, Presiden Siprus Pecat Kepala Kepolisian Siprus

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya