Situasi Memanas, Putin dan Macron Bahas Konflik Nagorno-Karabakh

Keduanya ingin pertempuran segera diakhiri

Moskow, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovic Putin, pada hari Sabtu (07/11), melalui sambungan telepon berbincang dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, guna membahas situasi yang semakin memanas di Kawasan Nagorno-Karabakh.

Perbincangan itu terjadi tepat dengan berlangsungnya pertempuran sengit antara Pasukan Armenia dan Azerbaijan di sekitar Kota Shushi yang tidak jauh dari pusat Nagorno-Karabakh, Kota Stepanakert, dimana sampai hari ini serangan artileri terus menghantam kota itu tanpa henti, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Kedua presiden setuju untuk lanjutkan mediasi melalui OSCE

Situasi Memanas, Putin dan Macron Bahas Konflik Nagorno-KarabakhLogo OSCE. twitter.com/RF_OSCE

Keadaan yang semakin parah di Nagorno-Karabakh meskipun berkali-kali gencatan senjata telah dikumandangkan, ternyata tetap membuat Rusia dan Prancis menyetujui satu hal penting. Dikutip dari Reuters, Pemerintah Rusia melalui Kremlin menyebutkan jika Putin dan Macron menyetujui bahwa Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) melalui Grup Minsk harus melanjutkan mediasi untuk mendamaikan Armenia dan Azerbaijan. 

Sejak dimulainya pertempuran pada 27 September 2020, OSCE selaku pengawas politik dan keamanan Wilayah Eropa meminta Armenia beserta Azerbaijan untuk menghentikan pertempuran, namun tidak pernah berhasil sampai hari ini. Walaupun mendapat bantuan tekanan dari Amerika Serikat, Rusia, maupun Prancis, OSCE tetap tidak mampu menghentikan pertikaian berdarah di Nagorno-Karabakh. 

2. Prancis ingin menjamin keselamatan Warga Armenia di Nagorno-Karabakh

Situasi Memanas, Putin dan Macron Bahas Konflik Nagorno-KarabakhPresiden Republik Prancis, Emmanuel Macron. twitter.com/EmmanuelMacron

Pemerintah Prancis di bawah pimpinan Presiden Macron terlihat sangat serius dalam menanggapi situasi yang terjadi di Nagorno-Karabakh. Berdasarkan penjelasannya, Pemerintah Prancis menegaskan bahwa mereka ingin, "menjamin kelanjutan Warga Armenia untuk tetap tinggal di wilayah itu (Nagorno-Karabakh) dan juga mengakhiri penderitaan penduduk sipil", dilansir dari TASS.

Keterlibatan Turki yang berpihak dengan Azerbaijan dan informasi keterlibatan Pejuang Suriah yang didanai Pemerintah Turki dalam perang di Nagorno-Karabakh, membuat Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sangat geram sehingga menuduh Turki menjadi penyebab utama perang. Prancis yang sebelum-sebelumnya menyebutkan bahwa mereka netral terhadap Konflik Nagorno-Karabakh, terlihat jelas lebih mendukung Armenia melalui pernyataan-pernyataan yang disampaikan Presiden Macron. 

Baca Juga: Dewan HAM PBB: Kejahatan Perang Bisa Terjadi di Nagorno-Karabakh 

3. Pertempuran sengit terjadi di sekitar Kota Shushi

Berlanjutnya pertempuran di Kawasan Nagorno-Karabakh, Pasukan Azerbaijan semakin lama semakin mendekati kota terbesar dan utama di wilayah tersebut, Kota Stepanakert. Dilaporkan RFE/RL, sebelum dapat menyerang Kota Stepanakert, Pasukan Azerbaijan ternyata harus menghadapi pertahanan kokoh Pasukan Armenia di sekitar Kota Shushi yang sekarang menjadi lokasi pertempuran sengit di seluruh Nagorno-Karabakh.

Menurut catatan resmi dan indepen, setidaknya konflik yang kembali membara di Kawasan Kaukasus ini telah menelan lebih dari 1.000 korban jiwa. Tanpa adanya tanda-tanda konkret guna menghentikan perang, diperkirakan pertempuran akan terus berlanjut hingga Kota Stepanakert jatuh ke tangan Azerbaijan. 

Baca Juga: Putin Ajak Keterlibatan Turki dalam Negosiasi Nagorno-Karabakh

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya