Tidak Sepakat, Siprus Hadang Sanksi Uni Eropa terhadap Belarusia

Dibutuhkan kesepakatan semua anggota 

Brussels, IDN Times - Pemerintah Siprus pada hari Kamis (01/10), bertahan dengan keputusannya untuk menolak sanksi Uni Eropa terhadap Belarusia dalam pertemuan negara-negara Uni Eropa di Kota Brussels, Belgia, dimana Siprus menjadi satu-satunya negara yang tidak menyetujui.

Aksi ini diambil Siprus setelah melihat adanya ketidakadilan di dalam Uni Eropa yang belum memutuskan diberlakukannya sanksi untuk Turki, setelah negara tersebut terlibat atas kegiatan eksplorasi sumber daya alam di Laut Mediterania Timur yang sempat memicu ketegangan bersama Yunani, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Siprus ingin Uni Eropa jatuhkan sanksi untuk Turki

Tidak Sepakat, Siprus Hadang Sanksi Uni Eropa terhadap BelarusiaMenteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dan Presiden Republik Siprus, Nicos Anastasiades, bertemu di Kota Nicosia, pada 13 September 2020. twitter.com/SecPompeo

Ketegangan yang sempat memuncak beberapa bulan lalu di Laut Mediterania Timur setelah Kapal Riset Turki melakukan eksplorasi di laut sengketa, membuat Republik Siprus merasa was-was dengan aksi Turki. Dikutip dari CyprusMail, mengetahui masalah tersebut, Siprus mendesak 26 negara Uni Eropa agar mau menjatuhkan sanksi sebagai hukuman atas kegiatan ilegal Turki beberapa waktu lalu. 

Siprus menekankan jika mereka akan terus menentang keputusan sanksi terhadap Belarusia apabila Uni Eropa gagal memenuhi keinginannya. Sikap ini mendapat dukungan dari Kanselir Austria, Sebastian Kurz, dimana ia menjelaskan jika Uni Eropa harus menunjukkan garis merah kepada Turki dengan cara menghentikan dialog serta menjatuhkan sanksi.  

2. Jerman khawatir pemberian sanksi hanya akan memperburuk situasi

Tidak Sepakat, Siprus Hadang Sanksi Uni Eropa terhadap BelarusiaKanselir Jerman, Angela Merkel. twitter.com/RegSprecher

Mayoritas 26 dari 27 negara anggota Uni Eropa sependapat dalam penjatuhan sanksi untuk Belarusia, namun Republik Siprus menjadi satu-satunya negara yang menentang. Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjelaskan jika Jerman harus menolak rencana pemberian sanksi terhadap Turki karena hanya akan memperburuk situasi dimana hubungan Turki dan Yunani sedang mendingin, dilansir dari Reuters.

Merkel memastikan dirinya berkomitmen untuk menemukan solusi damai agar menyelesaikan masalah ini secepatnya. Menurut beberapa Diplomat Uni Eropa, cara terbaik untuk mengakhiri kebuntuan ini adalah dengan memberi jaminan kepada Republik Siprus bahwa Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi berat untuk Turki dalam waktu dekat.

3. Lithuania desak Uni Eropa segera berlakukan sanksi terhadap Belarusia

Menjadi negara tempat pengasingan pemimpin pihak oposisi Belarusia, Svetlana Tikhanovskaya, Lithuania merasa Uni Eropa harus segera memberlakukan sanksi terhadap Belarusia, seperti yang telah dilakukan Inggris dan Kanada. Dilaporkan Reuters, Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda, sangat berharap Uni Eropa akan bertindak tegas terhadap Belarusia dengan menjatuhkan sanksi akibat curangnya hasil Pilpres Belarusia 2020.

Setelah kekalahannya yang Svetlana anggap sebagai hasil kecurangan lawannya Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, ia langsung berangkat menuju Lithuania untuk berlindung yang sebelumnya sudah menjadi tempat perlindungan anaknya. Pada hari Selasa (29/09), Lithuania juga sudah menjamu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang berbincang langsung dengan Svetlana dan memberikan jaminan dukungan Prancis untuk kemajuan demokrasi di Belarusia.

Baca Juga: Uni Eropa Resmi Masuk Jurang Resesi

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya