Turki Tidak Akan Mundur dari Pembelian S-400 Rusia

Amerika Serikat merasa sangat geram

Ankara, IDN Times - Pemerintah Turki diwakili Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, pada hari Minggu (05/05) menyatakan bahwa negaranya tidak akan mundur dari pembelian sistem pertahanan misil S-400 Rusia meskipun Pemerintah AS mengancam akan memberikan sanksi tegas.

Sistem pertahanan misil S-400 canggih buatan Federasi Rusia terus menjadi bahan pembicaraan karena Turki sebagai negara anggota NATO membeli sebuah alutsista yang tidak sesuai dengan sistem pertahanan NATO. Aksi ini menarik ancaman besar dari Pemerintah AS tetapi Turki tetap gigih untuk tetap membeli S-400 di mana menurut mereka kekhawatiran AS adalah suatu hal yang tidak masuk akal, seperti yang dilansir dari Reuters.

1. Pemerintah Turki tidak akan mengkhianati Rusia walaupun banyak ancaman yang AS tawarkan

Turki Tidak Akan Mundur dari Pembelian S-400 RusiaThe National Interest

Dikutip dari France24, Pemerintah Turki menyampaikan bahwa mereka tidak akan mengkhianati semua kesepakatan yang telah disetujui bersama Pemerintah Rusia walaupun mereka sadar Amerika Serikat terus mengawasi dan mengancam. Menjadi sekutu AS melalui persekutuan NATO tidak menjamin jika selamanya semua negara anggota dapat terhindar dari ancaman maupun pengawasan Pemerintah Amerika Serikat, secara khusus Turki.

Pembelian sistem pertahanan misil S-400 yang sudah dibawa Pemerintah Turki dan Rusia menuju berbagai tahap menjadi bukti kuat komitmen Turki terhadap kepastian pembelian dan pembayaran. Sedangkan pihak AS masih terus mengupayakan berbagai cara untuk menakuti atau setidaknya membuat Turki tunduk agar mereka keluar dari pembelian S-400. 

Baca Juga: Pemerintah Tiongkok Kecam Pernyataan Turki Soal Muslim Uighur

2. Kekhawatiran AS dianggap tidak masuk akal

Turki Tidak Akan Mundur dari Pembelian S-400 RusiaDebriefer

Situasi diplomatik semakin tegang antara Pemerintah AS dan Turki akibat penolakan AS terhadap penggunaan sistem pertahanan misil S-400 oleh Turki yang dianggap akan mengancam pertahanan NATO. Wakil Presiden Turki Fuat Oktay menyampaikan pendapatnya bahwa kekhawatiran Amerika Serikat karena pembelian S-400 tidak masuk akal sama sekali dan komitmen Turki sudah mencapai titik yang tidak bisa diubah lagi, dilansir dari Reuters

"Ketika Turki menandatangani perjanjian, Turki menepati janjinya. Kami menepati perjanjian ini dan pembayaran tertentu sudah dilakukan", ujar Wakil Presiden Turki Fuat Oktay. Ia juga menambahkan bahwa, "saya pikir argumen dan kekhawatiran di sini tidak banyak yang bisa dijadikan sandaran". 

3. Keterlibatan Turki didalam program pesawat jet tempur F-35 menjadi perhatian AS

Turki Tidak Akan Mundur dari Pembelian S-400 RusiaAnadolu Agency

Pemerintah Turki benar-benar tidak takut menghadapi segala bentuk ancaman yang sudah dipersiapkan AS jika Turki tetap melanjutkan proses pembelian S-400. Melihat kondisi Pemerintahan Turki yang semakin teguh dengan pendiriannya, AS berencana mengeluarkan Turki dari program pesawat jet tempur F-35 sebagai salah satu sanksi berat yang dapat AS berikan selain sanksi-sanksi ringan. Namun tanpa disadari Presiden Turki Tayyip Erdogan menjawab rencana tersebut dengan sebuah pernyataan bahwa tanpa keterlibatan Turki maka program F-35 akan gagal total.

Sejak awal kekhawatiran Pemerintah AS akan sistem pertahanan misil S-400 Rusia di tangan Turki diakibatkan senjata tersebut dianggap dapat membahayakan program F-35 yang sedang dikembangkan AS bersama beberapa negara, termasuk Turki. Akhirnya sebagai salah satu jalan alternatif, AS menawarkan Turki untuk membeli sistem pertahanan Patriot yang sudah terintegrasi baik dengan sistem pertahanan misil Eropa daripada harus mengambil risiko besar. Hanya sayangnya pilihan alternatif tersebut terus dihiraukan dan Turki tetap yakin pilihan mereka sudah tepat.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi Tolak Permintaan Ekstradisi Oleh Turki

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya