Twitter Hapus Ratusan Akun dari Rusia, Iran dan Armenia

Ada apa?

Washington D. C., IDN Times - Salah satu media sosial terbesar di dunia, Twitter, pada hari Selasa (23/02), mengumumkan bahwa mereka sudah menghapus permanen ratusan akun yang berasal dari Rusia, Iran, dan Armenia.

Tindakan ini dilakukan Twitter setelah mendapatkan informasi jika ratusan akun telah melanggar kebijakan anti-manipulasi dimana akun-akun tersebut dengan sengaja menyebarkan disinformasi yang menyerang negara dan institusi tertentu, seperti yang dilansir dari Reuters

1. 373 akun dihapus oleh pihak Twitter

Twitter Hapus Ratusan Akun dari Rusia, Iran dan ArmeniaSosial media. Image by PhotoMix/Pixabay

Dalam melakukan pembersihan komunitasnya, Twitter tidak tanggung-tanggung melenyapkan hingga ratusan akun. Dikutip dari Reuters, secara keseluruhan Twitter sudah menghapus 373 akun dimana 238 diantaranya beroperasi di Iran dan terbukti melakukan penyebaran disinformasi yang menyerang Negara Amerika Serikat.

Selain Iran, 100 akun pengguna Twitter dari Rusia menjadi korban penghapusan massal lainnya karena menyebarkan narasi-narasi tidak terpercaya yang dengan sengaja menyerang posisi NATO dan Uni Eropa. Sedangkan 35 akun asal Armenia ikut menjadi korban disebabkan beberapa akun terbukti sebagai manipulator karena telah menyebarkan disinformasi terhadap Azerbaijan. 

2. Rusia akan lakukan investigasi

Twitter Hapus Ratusan Akun dari Rusia, Iran dan ArmeniaJuru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharovka. twitter.com/RussianEmbassy

Mendengar penghapusan massal yang dilakukan oleh pihak Twitter terhadap ratusan akun yang melanggar kebijakan anti-manipulasi, Pemerintah Rusia mengeluarkan sebuah pernyataan khusus. Berdasarkan informasi yang disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Pemerintah Rusia akan melakukan investigasi lebih dalam untuk meninjau alasan pemblokiran yang dilakukan oleh pihak Twitter, dilansir dari TASS.

Twitter sebelumnya menjelaskan bahwa dari total keseluruhan 100 akun asal Rusia yang mereka hapus, 69 di antaranya merupakan akun palsu dan 31 akun lain memiliki koneksi terhadap Internet Research Agency (IRA) dan Pemerintah Rusia. Zakharovka juga menambahkan apabila investigasi sudah membuahkan hasil maka Rusia akan memberikan pernyataan resmi menggunakan pendapat ahli guna memberikan jawaban yang tepat.

Baca Juga: Jack Dorsey, CEO Twitter yang Hampir Jadi Desainer dan Tukang Pijat

3. Salah satu upaya menghentikan disinformasi 

Sebagai salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak di dunia, Twitter memiliki kewajiban untuk menjamin penyebaran informasi yang kredibel di aplikasinya. Dilaporkan TASS, pihak Twitter mengkhawatirkan dengan semakin sering terjadinya pelanggaran kebijakan anti-manipulasi oleh peredaran akun palsu maupun akun afliasi dari negara terkait yang dengan sengaja menyerang negara atau institusi tertentu melalui teknik disinformasi, hal itu dapat menggiring opini publik ke arah yang salah. 

Satu contoh digunakan oleh Twitter sebagai justifikasinya adalah ketika ratusan akun asal Iran mempengaruhi penyebaran informasi mengenai proses dan hasil debat Pilpres AS 2020. Menghadapi situasi yang memang melanggar kebijakan perusahaan dan komunitas, maka Twitter cepat mengambil tindakan agar situasi yang sama tidak terulang lagi ke depannya.

Baca Juga: Pemerintah India Tegur Twitter, Netizen Beralih ke 'Koo'

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya